Yogyakarta, NU Online
Empat Peneliti asal Yogyakarta, Zuli Qodir, Adur Rozaki, Laode Arham, Nur Khalik Ridwan, memrotes isi buku ‘Ilusi Negara Islam’ yang diterbitkan The Wahid Istitute, Maarif Institute dan Gerakan Bhineka Tunggal Ika. Buku itu dinilai tidak sesuai dengan yang diteliti dan isinya mengadu domba umat Islam.
”Saya tidak berani lagi pulang ke Madura, karena terbitnya buku ini. Bisa-bisa saya dikalungi clurit karena buku ini mengadu domba umat Islam,” kata Abdur Rozaki, Yogyakarta, dikutip dari Republika Online, Senin (25/5).
Dijelaskan Zuli , isi buku ‘Ilusi Negara Islam’ bukan merupakan hasil penelitiannya meskipun mereka disebut sebagai penelitinya. Sebab, isi dari buku tersebut telah menyimpang dari yang mereka teliti. Selain itu, pihaknya juga tidak dilibatkan dalam proses penerbitan.
”Kami tidak pernah diajak dialog di dalam proses menganalisis data dan membuat laporan peneliltian sampai penerbitan menjadi sebuah buku,” kata Zuli.
Bahkan, lanjut Zuli, dalam proses pengumpulan data, beberapa nama yang dicantumkan dalam buku tersebut sebagai peneliti jauh hari sudah mengundurkan diri namun masih dicantumkan, seperti Khalik Ridwan dan Abdur Rozaki. Sehingga keduanya sudah tidak terlibat lagi dalam tahap penelitian mulai dari pengumpulan data, analisis data, penulisan laporan hingga penerbitan buku.
Kata Zuli, tujuan penerbitan buku ‘Ilusi Negara Islam’ telah bergeser dari riset yang semula bertujuan akademik kepada politis. Kondisi ini diperkuat hampir semua peneliti daerah yang namanya tercantum dalam buku tersebut tidak pernah diajak untuk berdialog menganalisis temuannya dalam kerangka laporan hasil penelitian yang utuh.
”Para peneliti daerah namanya dicatut hanya sebagai legitimasi politis dari kepentingan pihak asing. Sebagaimana dilakukan Holland Taylor dari Lib for All, Amerika Serikat yang begitu dominan bekerja dalam kepentingan riset dan penerbitan buku ini.
Karena itu, peneliti Yogyakarta menuntut kepada Lib for All untuk menarik peredaran buku tersebut jika tetap mencantumkan nama-nama peneliti Yogyakarta. ”Kami mengimbau kepada para peneliti dan intelektual Indonesia untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah diperalat dan dimanipulasi kepentingan agen intelektual asing yang bekerja di Indonesia,” tandasnya.
Bahkan, yang aneh dari peneribatan buku tersebut adalah pencantuman KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur sebagai editornya. Padahal, selama ini Gus Dur terganggu penglihatannya sehingga tidak mungkin Gus Dur bisa mengeditnya. ”Ini sudah kebablasan,” kata Abdur Rozaki.
Sementara, Ahmad Suadey, Direktur The Wahid Institute kepada Zuli Qodir mengirim SMS bahwa dirinya tidak tahu persis isi buku ‘Ilusi Negara Islam’ yang diterbitkannya. Karena itu, dirinya merasa kaget ketika mendapat protes dari peneliti Yogyakarta.
”Aku malah baru tahu ini. Kalau gitu perlu klarifikasi ke Lib for All. Kalau perlu teman-teman bikin nota protes tertulis. Aku enggak keberatan karena saya tidak berhubungan dengan isi sama sekali,” kata Ahmad Suaedy. (NU online; Selasa, 26 Mei 2009 04:09)
Artikel terkait:
– Ilusi Negara Islam? : Syariah Islam Berbahaya Karena Mengancam Penjajahan Kapitalisme Global
Saksikanlah wahai kaum muslimin, baru beberapa saat diluncurkan kebusukan buku made ini Amerika ini sudah tersibak, akhirnya masing-masing lembaga mulai cari selamat untuk menutupi terbongkarnya kapasitas intelektual lembaga dan ketokohan mereka.
Itulah akibat bersikap paranoid dan sembrono untuk jadi khilafahpobia tanpa meneliti secara mendalam ide, motif dan aktivitas para pejuang syariah & khilafah sebenarnya, terlalu semangat menebar kebencian & fitnah eh akhirnya malah malu-maluin.
Semoga mereka cepat sadar, jadi komprador Barat itu ibarat makan es krim beracun nikmatnya sesaat deritanya berkepanjangan apalagi diakhirat. Sejarah sudah banyak bicara jangan ulangi derita para komprador terdahulu dan kembalilah kepada fitrah kita untuk senantiasa menundukan hawa nafsu kita dibawah ketentuan Allah SWT.
Terus ditunggu orang-orang idealis lainnya yang telah dirugikan dengan penerbitan buku ilusi negara Islam ini untuk berani mengungkap fakta-fakta yang telah banyak dimanipulasi ke publik.
mungkin hti perlu klarifikasi kepada pihak NU dan Muhammadiyah yang diatasnamakan dalam buku tsb. jangan2 pihak NU dan Muhammadiyah sendiri keberatan akan buku ini.
“Sementara, Ahmad Suadey, Direktur The Wahid Institute kepada Zuli Qodir mengirim SMS bahwa dirinya tidak tahu persis isi buku ‘Ilusi Negara Islam’ yang diterbitkannya”
Bukannya buku ini hasil kerjanya The Wahid Institute? Jadi, gimana sebetulnya?
Mereka telah membuat makar dan sungguh Allah SWT telah menunjukkan kelemahan dan kedustaannya. Hanya pendusta yang menyebut orang buta sebagai editor dan hanya pengecut yang mencatut nama orang lain, itulah watak sesungguhnya kaum liberal munafiq yang bertopeng wajah moderat yang menggunakan nama-nama Ormas besar Islam sebagai perisai. Sungguh telah tersingkap kelemahan dan kehinaan mereka, sebagai kelompok pengemis Dolar dengan menjual Islam, negara, ormas Islam, dan tokoh-tokoh Islam. Yakinlah bahwa Allah senantiasa sebaik-baik pembuat makar. Dan sekali-kali mulut dusta dan sampah mereka tidak akan pernah memadamkan cahaya Allah. Buktikanlah Wahai para pengemban dakwah yang mulia, Perjuangan Syari’ah dan Khilafah pasti akan menang. Allahu Akbar!
Ya itulah kerjaan Thogut laknatullah…
seharusnya ada lembaga yang mengadili, siapa saja yang mengadu domba umat, Maarif, Bhinneka TUnggal ika dan Wahid INstitut pura2 tidak tahu menahu … padahal mereka memang dibuat untuk itu …..;
ingat tragedi monas. penolakan RUUAPP dan segala kiprah mereka untuk mencemooh islam semakin nyata….
inilah gambaran yang sangat gamblang, bagaimana sejatinya fitnah dan kebusukan ini direncanakan. sungguh langkah intelektual yang menjijikkan.
Metode Penelitian dan Rujukan dalam buku tersebut tidak objektif dan Ilmiah. tidak layak untuk diterbitkan karena terlalu subjektif dan terlihat memihal neoliberalisme
Subhanallah, Allahu Akbar…, ternyata bau bangkai itu segera menyeruak.
lib for all adalah abu jahal dan abu lahab di dunia modern
Marilah bersama-sama merapatkan barisan dalam penegakan syariah. Karena memang benar mereka berupaya dengan berbagai jalan untuk menghancurkan Islam, menghalangi tegaknya syariah di muka bumi ini. Ciri musuh Islam adalah mereka sudah sangat mudah dikenal berani ngomong tapi tidak bertanggung jawab. Mereka suka mengadu domba, mereka bicara tidak berdasarkan fakta
sangat disayangkan. ternyata lembaga dan orang-orang yang terkesan ilmiah, menjunjung nilai-nilai keilmuan dan keilmiahan ternyata tidak lebih dari sekelompok manusia kerdil yang memakai jubah anggun.
memakai hasil penelitian orang lain tanpa seizin penelitinya adalah maling.
mendiamkan protes yang timbul atas perbuatannya adalah pengecut.
menyebarkan berita yang tidak sesuai fakta adalah fitnah.
lari dari tanggung jawab untuk sesuatu yang semestinya menjadi tangggung jawabnya adalah licik.
kalian adalah orang-orang yang berani, berani menjual kebenaran untuk harga yang murah. pada setiap generasi memang selalu ada pelacur ilmu pengetahuan.
Maling teriak maling..
Mungkin itu yang Cocok Masalah ini…
jangan pernah mundur para pejuang syariah dan khilafah,umat pasti dapat melihat siapa yang berniat memecah belah kaum muslimin dan menhhancurkan agama ini.