Bank Dunia dalam laporan terbarunya, memuji keberhasilan
Berdasarkan studi Bank Dunia, pemerintah dinilai sukses menurunkan anggaran pembayaran utang, dan di sisi lain mampu meningkatkan pendapatan negara. Keberhasilan itu berbuah naiknya cadangan anggaran negara 15 miliar dolar AS, dari total APBN 70 miliar dolar AS.
Keberhasilan makro ekonomi
Kondisi fundamental ekonomi inilah yang menjadikan
Kejadian 10 tahun yang lalu, terulang kembali. Bank Dunia memuji
Sudah menjadi kelaziman, indikator makro ekonomi digunakan sebagai alat ukur keberhasilan ataupun kegagalan perekonomian. Lahirnya angka-angka yang menjadi indikator makro ekonomi tentu memiliki alasan, kriteria, dan perhitungan tersendiri. Yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah seberapa tepatkah digunakannya suatu indikator sebagai alat ukur perekonomian sehingga tidak terjadi bias dari fakta ekonomi sebenarnya?
Kekeliruan indikator
Pembangunan di Indonesia berjalan dengan menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai target yang harus dicapai. Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan investasi yang besar supaya perekonomian dalam negeri menghasilkan produk yang semakin bertambah besar dari periode sebelumnya. Karena keterbatasan tabungan nasional dalam membiayai investasi, maka investasi asing menjadi prioritas dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi.
Besarnya arus modal asing yang masuk ke Indonesia, selain menggerakkan roda usaha sektor riil juga diharapkan dapat memperbesar arus perputaran uang di pasar uang, menambah kapitalisasi pasar modal/bursa saham Indonesia, serta menutup defisit neraca transaksi berjalan yang selama ini selalu dialami Indonesia. Jika pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, serta arus masuk modal asing ke
Jadi selama ini malah usaha milik orang asing yang ditumbuhkan pemerintah. Begitu pula dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita
Jumlah yang besar dan terus bertambah dari investasi asing di
Investasi asing bagi perekonomian riil, baik terhadap negara maupun masyarakat sangat merugikan. Sekarang banyak investasi asing yang memasuki wilayah publik serta sumber daya alam. Tentu dengan dikuasainya aset-aset pelayan publik ataupun industri yang menguasai hajat hidup orang banyak tersebut, maka pihak asing sangat dominan dalam mengatur supply dan menentukan harga. Adalah sangat lucu kebijakan pemerintah sekarang dengan mengupayakan ‘sekuat-kuatnya’ untuk meningkatkan kepercayaan para investor luar negeri terhadap perekonomian
Harus digugat?
Terlalu percayanya pemerintah dan para analis terhadap indikator makro ekonomi tersebut, harus digugat. Pertama, karena hal itu menyebabkan negara menjadi lalai dan tidak waspada terhadap bahaya besar yang menimpa negara dan masyarakat
Untuk mengetahui perkembangan pembangunan dan perekonomian, seharusnya yang diutamakan dan menjadi target adalah indikator-indikator yang lebih menyentuh bagaimana gambaran tingkat kesejahteraan masyarakat yang sebenarnya. Indikator tersebut misalnya terpenuhi tidaknya kebutuhan-kebutuhan primer setiap warga negara. [Hady Sutjipto; Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Islam
Salut untuk sang penulis, kita butuh ekonom kritis seperti ini, bukan ekonom bayaran Tuan Kapitalis. Nipu rakyat dengan angka stastik dan istilah-istilah rumit. Lupa Allah SWT akan menghisab nanti (kalau masih percaya ya sama Allah SWT). Heran memang, kemiskinan dikatakan menurun. Lihat saja realitanya, harga susu, minyak goreng, beras, meningkat.Belum lagi anak jalanan yang terus bertambah. Solusinya memang syariah Islam yang menjamin kebutuhan pokok tiap individu rakyat , sandang, pangan, papan. Terus berkarya, barakallahu fi A’malik…
indikator makro memang tak bisa dipertanggungjawabkan…
pokoknya Allahu Akbar!!!