Mantan Menteri Koordinator Perekonomian Rizal Ramli mengaku iba terhadap sejumlah tokoh yang maju dalam pemilu presiden mendatang dan membantah ketika disebut mereka penganut neoliberalisme. Menurut Rizal, rekam jejak para tokoh itu ketika menjabat sebagai petinggi negara menjadi bukti yang jelas.
“Kalau ada yang enggak ngaku, kasihan. Padahal sudah ada rekam jejaknya. Sudahlah, ngaku saja,” tutur Rizal dalam talkshow bertajuk “Ekonomi Neoliberal vs Kerakyatan” di DPD RI, Jumat (29/5).
Rizal menunjuk neoliberalisme pemerintahan SBY berdasarkan tiga fakta, yaitu bantuan langsung tunai (BLT), sektor perdagangan, dan UU Bank Indonesia. Untuk program BLT, Rizal menilai dampak BLT jauh lebih kecil daripada pemiskinan struktural yang terbentuk.
Dalam sektor perdagangan, Rizal mencontohkan jika pada era pemerintahan Megawati Soekarnoputri, pemerintah melindungi industri rotan dalam negeri dengan melarang ekspor rotan mentah. Namun, sekarang pemerintah turut ‘bertanggung jawab’ terhadap kehancuran industri furnitur rotan dalam negeri.
“Sekarang, rotan mentah boleh diekspor. Akibatnya, industri furnitur rotan bangkrut dan China menjadi pusat industri rotan. Saya mau tanya, dia (Mari Elka) itu Mendag RI atau China?” ujar Rizal.
Selain itu, pembahasan UU Bank Indonesia juga akhirnya mereduksi fungsi bank sentral ini sebelumnya untuk menciptakan lapangan kerja. Sekarang, BI hanya berfungsi mengendalikan inflasi dan menjaga kestabilan nilai rupiah. (Kompas.com, 29/05/2009)
Jejak langkah neolib di Nusantara
Ada! dan siapapun tahu.Gak usah diupmetin.
Tapi, masalahnya para elit partai justeru minta bagian kursi dari mereka.
Anehnya, parpol Islam juga melakukan hal ini.
Mereka yakin pada ustad2 mereka.
Tapi mereka lebih yakin kalau Neolib akan menang.
Bolehlah di dunia menang, dapat kursi menteri.
Tapi di neraka mereka akan kebagian neraka yg lebih puanas daripada yang diterima kaum neolib yang mereka agung-agungkan.
Coba berapa banyak umat Islam yang kan terjurumus karena kebodohan elit2 partai itu?
Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi suatu kaum maka dijadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang bijaksana dan dijadikan ulama-ulama mereka menangani hukum dan peradilan. Juga Allah jadikan harta-benda di tangan orang-orang yang dermawan. Namun, jika Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka Dia menjadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang berakhlak rendah. DijadikanNya orang-orang dungu yang menangani hukum dan peradilan, dan harta berada di tangan orang-orang kikir.
(Al-Hadits)
yah.. gimana mau ngaku. entar kalo ngaku ketahuan donk kalo mereka antek asing.
siapapun presidennya…penguasanya tetap kapitalisme
Hehehe…
Ayo ngaku aja, ga usah ditutupi juga udah ketauan kok, jgn sok nasionalis, peduli soal rakyat, nyatanya kebijakan yang dikeluarkan gak pro rakyat. Jujur aja, gt aja kok repot.
*Tidak ada maling/koruptor mengaku maling/koruptor penjara bisa penuh,pak!.apalagi mengaku peliharaan Barat(pusat teroris dunia)!yang pasti kapitalis itu buta-tuli…kapitalis
buta-tuli.
*kapitalis buta-tuli,rakyat tetap dibodohi/dikibuli.
*kapitalis berbulu domba/tikus
*DEMOBA$I PASTI MATI SEBENTAR LAGI!
*KHILAFAH NUMERO UNO.
Sebagai sebuah paham ekonomi, Neoliberalisme merupakan aktualisasi logis dari ideologi Kapitalisme. Ibarat menanam bunga, Neoliberalisme adalah bibitnya sementara Kapitalisme adalah pot beserta tanahnya. Sedangkan demokrasi sebagai lingkungan hidupnya. Oleh karena itu, dengan demikian, menolak neoliberalisme sebagai sebuah paham ekonomi semestinya juga menolak Kapitalisme dan Demokrasi sebagai biang keroknya.
Jadi statement para capres dan cawapres yang hendak menolak Neoliberalisme itu hanyalah omong kosong bila ternyata, di sisi lain, tetap memakai Demokrasi dan membiarkan Kapitalisme menggerogoti negeri ini.
Masalah BLT telah merenggut beberapa nyawa dalam pengantriannya/pengambilannya… apakah ini bisa disebut program BLT sukses mengentaskan kemiskinan…? atau apakah ini cerminan dari ekonomi ‘neolib”…? wallahu’alam bishowab!