Lagi-lagi perang selalu mengorbankan rakyat sipil yang tidak bersalah dan lemah. Serangan berskala penuh militer Pakistan yang didukung oleh AS ke lembah Swat telah membuat rumah-rumah penduduk dan sekolah hancur. Menurut pejabat UNHCR lebih dari setengah juta orang mengungsi menghindari pertempuran. Pemerintah Pakistan mengklaim telah membunuh 700 Taliban di lembah Swat. Namun beberapa pihak menyatakan banyak diantaranya adalah penduduk sipil bukan pejuang Taliban.
Serangan militer pasukan Pakistan sulit dilepaskan dari kepentingan Amerika Serikat. Presiden Afganistan Hamid Karzai dan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari pada hari Rabu (6/5) telah bertemu dengan Obama di Gedung Putih. Obama menegaskan dirinya bersama mitra Afghanistan dan Pakisan akan bersatu mengalahkan Al Qaeda dan sekutun ekstrimnya. Tampaknya Obama menekan Zardari untuk bertindak lebih tegas terhadap kelompok Taliban yang dituding berlindung perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Pengaruh Taliban pun diklaim menguat di lembah Swat dan daerah persukuan.
Sejak awal pemerintahannya, Obama telah mengumumkan Afghanistan akan menjadi front terdepan perang melawan terorisme . Obama berjanji akan mengirimkan pasukan tambahan ke Afghanistan. Sepertinya Gedung Putih mengerti AS akan mengalami banyak kesulitan untuk menghadapi pasukan perlawanan Taliban secara langsung. Untuk itu AS menggunakan pasukan Pakistan untuk mengalahkan Taliban.
Pentingnya Pakistan ini dinyatakan Richarad Holbrooke,utusan khusus Obama ke Pakistan dan Afghanistan. Dalam dengar pendapat dengan Kongres di Washington , dia mengatakan sulit mengalahkan Taliban tanpa bantuan dan keterlibatan Pakistan.
Talibanisasi
Sebelum melakukan serangan ini AS bersama Pakistan telah melakukan beberapa pengkondisian seperti taktik ‘Talibanisasi’. Seluruh pejuang pembebasan yang menginginkan tentara AS dan sekutunya keluar dari Afghanistan di cap Taliban yang kemudian dikaitkan dengan Al Qaeda. Padahal faksi-faksi yang melakukan perlawanan terhadap AS bukan hanya Taliban atau Al Qaeda.
Hal ini penting bagi Amerika Serikat untuk melegalisasi serangannya ke kawasan persukuan dan lembah Swat. AS membangun opini internasional bahwa yang mereka serang adalah Taliban ‘sang teroris’ bukan penduduk sipil. Meskipun berulang kali terjadi yang menjadi korban dari serangan AS adalah penduduk sipil.
AS dan Pakistan juga melakukan strategi monsterisasi Taliban. Untuk membangun opini negatif bahwa Taliban adalah musuh rakyat dan militer Pakistan. Berbagai pemboman di daerah sipil termasuk penyerangan markas dan pos militer dan polisi diduga merupakan bagian dari skenario ini. Pelakunya, tanpa pembuktian yang bisa dipertanggung jawabkan, langsung dikaitkan dengan Taliban dan Al Qaeda. Zardari menyadari Taliban harus dijadikan musuh rakyat Pakistan dan militer.
Sudah merupakan rahasia umum, sebagian besar rakyat Pakistan , terutama di daerah perbatasan, secara diam-diam mendukung pejuang perlawanan. Apalagi mereka meskipun berbeda negara , memiliki hubungan persaudaran dan persukuan. Ikatan Islam juga menjadi pengikat antara mereka. Militer Pakistan pun sebelumnya enggan melakukan serangan. Disamping memiliki hubungan historis dengan para mujahidin saat melawan pendudukan Soviet, militer Pakistan juga dekat dengan Islam.
Sebelumnya upaya monsterisasi juga dilakukan pejabat AS dengan mengatakan Pakistan adalah negara gagal dan tidak lama lagi hancuar karena dikuasai para militan. Dan ini akan mengancam dunia, karena para militan akan menguasai nuklir. Penasihat keamanan Amerika Serikat Jenderal James Jones kepada BBC menyatakan,negara itu telah meminta jaminan Pakistan agar nuklir Pakistan tidak jatuh ke tangan militan.
Nilai Strategis Pakistan
Afghanistan secara geopolitik sangat strategis bagi Amerika Serikat. Posisi Afghanistan sangat strategis sebagai jalur penting pengiriman minyak dan gas alam dari Siberia dan negara Asia Tengah ke bagian selatan dan timur Asia.
Secara politik kelompok Islam yang sering dicap militan dan fundamentalis juga sangat berpengaruh di kawasan ini. Pengaruhnya bukan hanya di birokrat tapi juga militer. Masyarakatnya juga dikenal sangat dekat dengan Islam dimana tuntuan penegakan syariah Islam mendapat sambutan yang hangat.
Adalah sangat mengkhawatirkan Amerika Serikat kalau Pakistan dengan jumlah penduduk 167 juta menjadi negara Islam. Sebab akan mengancam kepentingan penjajahan dan hegomoninya. Apalagi Pakistan sudah menguasai teknologi senjata nuklir.
Dalam isu perang melawan terorisme peran Pakistan dan Afghanistan menjadi sangat penting. Talibanisasi yang dikaitkan dengan al Qaeda di Pakistan dan Afghanistan , membuat isu terorisme ini terus relevan. Isu perang melawan terorisme merupakan grand strategi Paman Sam pasca perang dingin. Negara ini leluasa melakukan intervensi ke negara lain dan membangun jaring pengaruh atas nama perang melawan terorisme.
Menguasai penuh Pakistan dan Afghanistan juga penting sebagai pion menghadapi ancaman potensial Cina dan India di kawasan itu . AS tidak ingin kedua negara ini muncul sebagai kekuatan tunggal. Untuk itu Pakistan dengan isu Khasmirnya bisa dimainkan untuk memperlemah India. Ketidakstabilan regional bisa memperlambat penyebaran pengaruh Cina.
Walhasil, semua instabilitas yang terjadi kawasan Anak Benua India dan sekitarnya tidak bisa dilepaskan dari kepentingan dan permainan negara Adi Daya. Yang jelas ancaman perang saudara yang terjadi di Pakistan dan Afghanistan akan semakin memperlemah negara-negara itu. Disamping itu rakyat sipil yang paling banyak menjadi korban. Kawasan ini pun akan terus dipelihara tidak stabil. Sepertinya, semakin menunjukkan kebenaran adegium politik internasional : dimana ada kekayaan alam (kepentingan ekonomi) di situ ada konflik, dimana ada konflik disitu ada Amerika Serikat. (Farid Wadjdi)
Box :
Catatan Hitam Jenderal Pembunuh
Jenderal Stanley McChrystal, Komandan baru pasukan AS di Afghanistan ternyata memiliki “latar belakang” hitam dalam karir militernya. Wartawan investigasi terkemuka Seymour Hersh dalam wawancara dengan GulfNews tanggal 12 Mei kemarin mengungkapkan bahwa McChrystal adalah mantan kepala Joint Special Operations Command (JSOC).
JSOC, kata Hersh, adalah unit khusus yang berada dibawah komando langsung mantan wakil presiden AS Dick Cheney. Unit ini disebut juga “unit pembunuh” Cheney karena salah satu kegiatannya adalah melakukan operasi khusus dengan target individu-individu yang dianggap anti-Amerika atau diyakini merencanakan aktivitas-aktivitas untuk melawan AS. Jika perlu, unit ini melakukan pembunuhan terhadap target-target yang dianggap menjadi ancaman serius bagi AS.
JSOC sendiri, adalah kelompok elit di kemiliteran AS yang melakukan operasi secara gerilya dan selama empat tahun eksistensinya, Pentagon tidak pernah mau mengakui keberadaan kelompok elit ini.Tapi, pada bulan Juli 2006, lembaga hak asasi manusia, Human Rights Watch mengeluarkan laporan berjudul “No Blood, No Foul” tentang praktek-praktek penyiksaan di tiga fasilitas penjara militer AS di Irak. Salah satunya di Kamp Nama yang berada di bawah kendali JSOC.
Kebijakan-kebijakan yang diberlakukan di kamp tersebut berdasarkan pengarahan dari Stanley McChrystal yang saat itu berpangkat mayor jenderal. Jeff mengaku bahwa ia pernah melihat Jenderal Stanley McChrystal yang ketika itu menjadi Komandan JSOC di Irak, beberapa kali berkunjung ke Kamp Penjara Nama. Obama memilih jenderal yang tepat untuk membunuh umat Islam. (Eramuslim : Sabtu, 16/05/2009 )
Satu kata untuk Ali Zardari BIADAABBB!!!
HaNYA SEORANG KHALIFAH YANG MAMPU MEMIMPIN UMAT UNTUK MEMERANGI MUSUH.