BAB IX: SEKILAS TENTANG HIZBUT TAHRIR

Latar Belakang

Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik yang berideologi Islam. Partai ini didirikan untuk memenuhi perintah Allah SWT:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Qs. Ali ‘Imran [3]: 104)

***

Tujuan Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir bertujuan membebaskan umat manusia dari dominasi paham, pemikiran, sistem hukum, dan negara kufur menuju paham, pemikiran, sistem hukum, dan negara Islam dengan menerapkan syariah Islam secara kaffah dan mengemban dakwah ke seluruh penjuru dunia. Tujuan ini tidak lain berarti membawa umat Islam kembali pada kehidupan Islam di dalam Darul Islam, yakni Negara Islam dan masyarakat Islam, sehingga seluruh persoalan kehidupan umat diatur dengan syariah Islam dalam sebuah Daulah Khilafah. Ini merupakan satu-satunya metode untuk membangkitkan umat Islam.

***

Keanggotaan Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir menerima seluruh Muslim, baik laki-laki maupun perempuan, sebagai anggota tanpa memandang ras, suku bangsa, bahasa, atau mazhab. Metode untuk merekrut umat ke dalam Hizb adalah dengan jalan menamkan akidah Islam dan mengadopsi tsaqafah Hizb yang disusun semata dari Islam. Pembinaan untuk Muslimah dipisahkan dari Muslim, di mana pembinaan untuk Muslimah diberikan oleh sesama Muslimah atau suaminya atau mahramnya.

***

Perjuangan Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik yang berideologi Islam. Hizbut Tahrir meyakini bahwa Islam diturunkan untuk mengatur seluruh aspek hidup manusia dan menyelesaikan berbagai problema yang dihadapi manusia. Hizbut Tahrir berjuang untuk mengubah keadaan masyarakat yang penuh kerusakan ini secara mendasar dengan jalan menjadikan Islam sebagai satu-satunya landasan untuk menyelesaikan persoalan manusia. Perubahan yang mendasar seperti ini hanya dapat diwujudkan dengan menegakkan kembali Daulah Khilafah.

Dalam perjuangannya, Hizbut Tahrir senantiasa berusaha mengikuti metode atau thariqah dakwah yang ditempuh Rasulullah Muhammad saw sejak dari Makkah hingga tegaknya Negara Islam yang pertama di Madinah al-Munawwarah.

Karena itu, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah Muhammad saw, Hizbut Tahrir melakukan perjuangan pemikiran, menentang berbagai paham, pemikiran dan ideologi yang rusak yang menjadi landasan dan dikembangkan oleh ideologi sekularisme, baik yang bercorak Kapitalistik maupun Sosialistik. Hizbut Tahrir dengan tegas mengungkap kesalahan dan kerusakan pemikiran-pemikiran tersebut, serta pertentangannya dengan Islam. Hizbut Tahrir juga menentang dengan keras konsep-konsep yang lahir dari paham sekulerisme seperti Demokrasi, Patriotisme, Sosialisme, dan Kapitalisme atau isme-isme lain. Dalam penentangannya, Hizbut Tahrir tidak menggunakan cara-cara kompromis atau langkah-langkah penyesuaian diri. Hizbut Tahrir juga tidak menggunakan aktivitas kekerasan (fisik) dalam perjuangnnya.

Sejalan dengan upaya pemurnian pemikiran tersebut, Hizbut Tahrir juga melakukan perjuangan politik. Karena itu, Hizbut Tahrir mengoreksi, menentang, dan mengungkap kesalahan para penguasa serta mengungkap konspirasi mereka dengan negara-negara penjajah dan kelalaian mereka terhadap Islam dan urusan umat Islam.

Dengan demikian, seluruh aktivitas Hizbut Tahrir bersifat politis, karena pengertian politik dalam Islam adalah memelihara urusan dan kepentingan umat dalam arti yang sesungguhnya. Di luar pemahaman tersebut, Islam hanya akan menjadi sekadar nasihat dan ajaran teoritis.

Tujuan dari perjuangan politik Hizbut Tahrir tidak lain untuk membebaskan umat Islam dari berbagai konsep, pemikiran, dan perasaan yang rusak. Hizbut Tahrir berjuang agar pemikiran Islam menjadi kesadaran umum, yang mampu mendorong umat agar bertindak sesuai dengan pemikiran tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan nyata. Pemikiran Islam itu juga diharapkan mampu mengubah perasaan umat agar mereka mencintai apa pun yang dicintai Allah SWT dan membenci segala yang dibenci Allah SWT. Hizbut Tahrir berjuang untuk mewujudkan pola interaksi yang Islami di tengah masyarakat. Dengan demikian, wajar jika Hizbut Tahrir kemudian menjadi representasi umat Islam dalam perjuangan penerapan syariah Islam.

Dari metode dakwah yang digunakan Rasulullah saw, terlihat dengan jelas bahwa adanya perubahan pemikiran dan perasaan masyarakat saja tidaklah cukup untuk menegakkan Islam. Selain perubahan pemikiran dan perasaan masyarakat, juga diperlukan thalabun nushrah (upaya penggalangan dukungan) dari pihak-pihak yang memiliki kekuatan politik. Begitulah, selain menyeru masyarakat secara umum, Hizbut Tahrir secara khusus juga menyerukan kepada para pihak yang memiliki kekuatan politik agar memainkan perannya, yakni menyingkirkan penguasa agen penjajah dan memberikan dukungannya kepada Hizbut Tahrir sehingga kekuasaan Islam bisa ditegakkan.

Inilah alasan mengapa negara-negara Barat terus meminta para penguasa di negeri-negeri Muslim untuk mengambil langkah-langkah keras guna menentang dakwah Islam dan menghambat setiap usaha yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir. Penguasa-penguasa tiran tersebut kemudian melakukan berbagai upaya bengis terhadap para anggota Hizbut Tahrir, mulai dari menyebarkan fitnah, penganiayaan, penangkapan, hingga pengasingan, dan pemboikotan. Hal itu terjadi di berbagai negara seperti Irak, Suriah, Libya, dan negara lain. Bahkan sejumlah anggota Hizbut Tahrir dibunuh di Rusia dan Uzbekistan.

Negara-negara Kafir itu terus-menerus berupaya menjegal dan menghalangi perkembangan dakwah Hizbut Tahrir dengan berbagai cara. Mereka mengadakan berbagai pertemuan dan seminar tentang Hizbut Tahrir dan Khilafah, seperti Konferensi Ankara yang digagas Amerika Serikat beberapa waktu yang lalu. The Heritage Foundation, Nixon Institute, International Crisis Group, dan CIA telah mengeluarkan berbagai laporan tentang Hizbut Tahrir. Akhirnya mereka berusaha melarang Hizbut Tahrir dengan berbagai alasan, meskipun Hizbut Tahrir tidak pernah terbukti melakukan tindakan yang mereka tuduhkan.

Namun, di tengah berbagai kesulitan dan halangan tersebut, Hizbut Tahrir tetap teguh berjuang, tetap konsisten dan tetap bersabar, ikhlas, dan tawakal serta berserah diri kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap hambatan, tantangan dan rintangan dakwah untuk mewujudkan cita-citanya. Hizbut Tahrir yakin hanya Allah SWT semata yang akan melimpahkan rahmat-Nya kepada umat Islam. Hanya Allah SWT pula yang akan menganugerahkan kemenangan, kemuliaan, dan pertolongan kepada siapa saja yang berjuang di jalan Nya, termasuk kepada Hizbut Tahrir. Insya Allah, berkat pertolongan Allah SWT hari kemenangan itu sudah dekat, dan pada hari itu bergembiralah orang-orang Mukmin.

***

Rancangan Struktur Khilafah

Hizbut Tahrir telah menyiapkan sekumpulan tsaqafah yang sangat berharga, di antaranya menggambarkan struktur Daulah Khilafah. Di antara buku-buku yang memuat tsaqafah Hizb antara lain:

Struktur Daulah Khilafah

Sistem Pemerintahan Islam

Sistem Pergaulan Islam

Sistem Ekonomi Islam

Sistem Keuangan Daulah Khilafah

Politik Ekonomi Islam

Sistem Sanksi

Hukum Pembuktian

Pengantar Undang-undang Dasar

Semua buku di atas dapat diakses secara on-line dari website Hizbut Tahrir: www.hizb-ut-tahrir.org

***

Sejarah Singkat Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir didirikan pada tahun 1953 M/1372 H oleh Syaikh Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Ismail bin Yusuf an-Nabhani, seorang ulama yang mencapai derajat mujtahid mutlak, seorang hakim (qadhi) pada Mahkamah Banding di al-Quds, serta seorang politisi ulung. Beliau berasal dari sebuah “keluarga ilmu”, karena kedua orang tua beliau adalah ahli syariah Islam (faqih). Selain itu, kakek buyut beliau, yakni Syaikh Yusuf bin Hasan bin Muhamad an-Nabhani as-Syafi’iy, Abu Mahasin, adalah seorang ulama, penyair dan salah seorang hakim pada masa Daulah Khilafah.

Setelah Syaikh an-Nabhani wafat pada tahun 1977 M/1396 H, kedudukan beliu digantikan oleh Syaikh Abdul Qadim Yusuf Zallum, salah seorang yang telah membantu dakwah beliau sejak Hizb berdiri. Atas taufik Allah SWT, Syaikh Abdul Qadim Zallum berhasil mengembangkan Hizb, sehingga ribuan orang menjadi anggota dan pengemban pemikirannya, sedangkan jutaan orang lainnya menjadi pendukungnya. Di bawah kepemimpinan amir Hizb yang kedua ini, Hizbut Tahrir mampu berjuang di berbagai negeri Muslim, yakni di lebih dari 40 negara, dan menjadi partai terbesar di dunia yang memperjuangkan tegaknya kembali Khilafah.

Amir Hizbut Tahrir yang sekarang, Syaikh Atha Abu Rusythah, menjabat sejak tahun 2003 M/1424 H. Beliau adalah seorang insinyur dan aktivis Hizbut Tahrir sejak masih sangat muda. Beliau pernah menjadi pembantu Syaikh Abdul Qadim Zallum, dan menjadi juru bicara Hizbut Tahrir di Yordania. Syaikh Atha’ Abu Rusythah pernah beberapa kali dipenjara oleh penguasa-penguasa dzalim di sana, sehingga dinyatakan oleh organisasi Amnesti International sebagai “tahanan nurani”.

Pada tahun-tahun terakhir ini, Hizbut Tahrir semakin mendapat tempat di hati umat. Pada tahun 2007 yang lalu, Hizbut Tahrir mengadakan konferensi terbesar sepanjang sejarah tentang penegakan Khilafah di Indonesia. Sekitar 100.000 orang hadir, dan jutaan lainnya mengarahkan pandangannya pada konferensi tersebut.

One comment

  1. Setuju…
    Saya siap bergabung..
    Semoga Daulah Khilafah segera tegak kembali di muka bumi ini.,
    amin..
    Allahu Akbar..!!! Allahu Akbar..!!! Allahu Akbar..!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*