Afghanistan, negeri untuk orang-orang cacat dan miskin. Ya, itulah kondisi yang mungkin tepat menggambarkan Afghanistan sekarang ini.
Akibat invasi serta peperangan yang tiada henti, saat ini ada lebih dari satu juta orang Afghanistan yang cacat. Mereka adalah korban ranjau darat yang banyak tersebar di tanah seantero negeri, selain juga korban sipil akibat penyerangan AS yang membabi buta.
Saking banyaknya, pemerintah Afghanistan berencana membangun perumahan khusus untuk orang cacat di Kabul.
Selain kehilangan anggata tubuhnya yang berharga, rakyat Afghanistan juga tengah menghadapi kemarau berkepanjangan. Karena kemarau ini, buah-buahan dan sayuran menjadi sulit didapatkan. Begitu pula dengan ternak, banyak yang mati karena kehausan. Para ibu tidak mempunyai susu yang bisa diberikan kepada bayinya. “Kami menghadapi sebenar-benarnya krisis.” Ujar M. Fayyaz Shah, kepala kantor World Food Program di Kandahar. “Kami sudah berada dalam peperangan selama 20 tahun lebih.”
Saat ini, AS juga masih memberlakukan embargo ekonomi ke Afghanistan. AS melarang semua penerbangan dari dan menuju Afghanistan dan membekukan semua aset pemerintah Afghan yang dilakukan di luar negeri. Mullah Muhammad Hassan, gubernur provinsi Kandahar dan salah seorang figure penting Taliban mengatakan bahwa bantuan kemanusiaan ke Afghan hanya retorika politik belaka. “Bersediakah Anda memberi bantuan kepada rakyat Afghan tanpa ada tujuan politik?” tanyanya. AS menjadi Negara yang paling besar dalam memberikan bantuan. (eramuslim.com)