Kantor Penerangan Hizbut Tahrir Bangladesh
No : 06/21052009
Tanggal : 25 Jumadil Ula 1430 H
21 Mei 2009
Press Release
Penangkapan Aktivis Hizbut Tahrir Lainnya
Merupakan Bukti Lain Pemerintah Tidak Menerima Islam Sebagai Akidah Politik
Mohiuddin Ahmed, juru bicara Hizbut Tahrir Bangladesh di dalam press release yang dikeluarkan pada hari ini memprotes keras polisi yang menangkap anggota Hizbut Tahrir Muhammad Kawser dari daerah Utara di Dhaka. Syabab tersebut ditangkap ketika menempel poster publikasi seminar yang akan diselenggarakan Hizbut Tahrir dengan tema “Politik Industrialisasi di Dalam Islam“. Di pengadilan pemerintah berdalih bahwa mengkritisi politik industrialisasi pemerintah merupakan tindakan kriminal yang harus dikenai hukuman.
Mohiuddin Ahmed mengatakan: “Seluruh pemerintahan kapitalis di dunia tidak mampu mentolerir diskusi apapun tentang Islam sebagai ideologi alternatif. Demikian pula pemerintahan Bangladesh saat ini takut melihat meningkatnya popularitas Hizbut Tahrir dan dukungan masyarakat kepada Hizb. Ketakutan itu sampai pada taraf pemerintah tidak mengijinkan segala bentuk kekritisan terhadap politik mereka yang dilakukan oleh Hizb dan pilihan pemerintah menggunakan cara-cara represif untuk menentang Hizb dan para aktivisnya.“ Mohiuddin Ahmed memprotes keras aksi pemerintah tersebut. Mohiuddin Ahmed menuntut pembebasan segera 48 orang syabab Hizbut Tahrir yang ditangkap oleh pemerintah termasuk Muhammad Kawser.
Penting disebutkan bahwa Hizbut Tahrir berniat mengadakan seminar dengan tema “Politik Industrialisasi di dalam Islam“ pada hari Ahad, 24 Mei 2009 di Auditorium Institusi Insinyur Bangladesh (Engineers‘ Institution Bangladesh –IEB) di Dhaka. Pamflet seminar tersebut menyatakan: “Bangladesh seperti negeri muslim lainnya, memiliki potensi besar untuk menjadi negara industri modern. Akan tetapi meski negeri kita kaya sumber energi, sumber daya alam, dan perhatian besar kaum Muslim terhadap industri, namun semua itu telah disia-siakan oleh pemerintah yang sedang berkuasa. Industri kita justru terpuruk akibat politik industri yang tidak kompeten yang dibuat demi kepentingan Barat.“
Seminar akan membahas perkara-perkara berikut:
· Menjelaskan bagaimana industri di Bangladesh telah menjadi korban politik industri yang tidak kompeten yang diadopsi pemerintah sekarang.
· Pandangan Islam untuk membangkitkan umat Islam dan menjadikan negara Islam sebagai pemimpin di bidang industri di seluruh dunia.
· Bagaimana Khilafah Islamiyah mampu mengubah Bangladesh menjadi negara industri modern dengan cepat
Mohiuddin Ahmed
Juru Bicara Resmi Hizbut Tahrir Bangladesh
REZIM BANGLADESH tampaknya masih kekanak-kanakan, mending ganti saja sistem&kekuasaan kepada para ulama HT dan ulama2 yang mukhlis.Percayalah,negeri tersebut(bahkan akan menular ke negeri lain dengan dakwah dan jihad) akan terwujud adil dan sejahtera bukan dalam mimpi
setuju, khilafah islam akan membungkam kemungkaran yang terus mengakar di seluruh negeri. enyahlah wahai penghianat agama, para penghamba harta, titisan dajjal, maniak kapitalisme.kami sudah bosan dengan dengan sistem demokrasi yang tidak keren.
era pada saat ini adalah era diktator. fakta menunjukkan, sistem yang diterapkan di seluruh negara-negara dunia meski berbeda-beda intinya tetap sama, “tidak ada kompromi bagi siapa saya yang akan mengganti sistem atau menjatuhkan kedudukan raja (spt saudi misalnya)!”. kerajaankah dia, republikkah dia, federasikah dia, bahkan sistem demokrasi sekalipun yang mengagung-agungkan kebabasan tidak akan mentolelir. SAATNYA KITA MENGGANTI ERA DIKTATOR INI KE PERIODE SELANJUTNYA “Khilafah Nubuwwah” RAHMAT UNTUK SEMUA… ALLAHU AKBAR!
Jelaslah sudah betapa penguasa Bangladesh sekarang ini sangat anti terhadap sistem dan pemikiran Islam.
Bersabarlah wahai para syabab…! Ridho Allah swt. selalu menyertai langkah kalian!
Dan pertolongan-Nya pun akan semakin dekat!
Allahu Akbar!!!