Senin (26/8/07), Pengurus DPD I HTI Jambi Diketuai Drs. Yahman Msi beserta M. Yusran Ramli, ST dan Dwi Handoko, STP, melakukan kunjungan ke Museum Negeri Jambi. Selain untuk bersilaturahmi dan berdiskusi untuk menelusuri jejak Syariah & Khilafah di Jambi, kunjungan ini adalah follow up dari pertemuan salah seorang aktivis HTI Jambi yang pernah menjadi pembicara bersama Kepala Museum Negeri Jambi, Ujang Hariadi di sebuah Seminar tentang Pendidikan dan Peradaban di IAIN Jambi bulan Mei Lalu.
Dalam kunjungan ini, Rombongan HTI Jambi diterima oleh staf Museum Negeri Jambi, Defril Nelfi dan Hendra. Analisis bahwa kesultanan Islam di Nusantara sebenarnya sudah memiliki hubungan erat dengan Khilafah, semakin terbukti dalam pertemuan ini. Staf museum sempat memperlihatkan medali emas yang dipersembahkan oleh Khalifah Ustmani di Turki kepada utusan Sultan Thaha Syaifuddin yang datang meminta pertolongan Khalifah untuk melawan penjajahan Belanda di Jambi. Rombongan HTI diperkenankan untuk memegang dan mengambil foto medali pemberian Sang Khalifah.
Medali berbentuk segi enam, menyerupai matahari terbit,terdapat tulisan dalam bahasa arab, tahun 1298 (H) dan ungkapan tanda pertukaran,cinta dan pujian.
Medali Pemberian Khalifah Ustmani Kepada Utusan Sultan Thaha Syaifuddin dari Jambi
Aktifis HTI Jambi diperkenankan untuk memegang medali pemberian Sang khalifah : Atas : Drs. Yahman, Msi [Ketua DPD I HTI Jambi ]; Bawah : M. Yusran Ramli [Aktifis HTI Jambi]
Rombongan HTI Jambi bersama Staf Museum Jambi.Dari kiri ke kanan : M. Yusran Ramli, ST [HTI jambi], Drs. Yahman, Msi [Ketua DPD I HTI Jambi], Hendra [Staf Museum Jambi], Defril Nelfi [Staf Museum Neg. Jambi]
Rombongan HTI Jambi seusai kunjungan : M. Yusran Ramli [Aktifis HTI Jambi], Drs. Yahman, Msi [Ketua DPD I HTI Jambi ] , Dwi Handoko, STP [Aktifis HTI Jambi].
Subhanallah, sejarah memang harus terus diungkap karena selama ini banyak terjadi pembohongan publik atas nama kitab sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah dunia. Institusi pendidikan beberapa dekade lalu berhasil mencekoki para pelajar dengan pelajaran sejarah yang tidak proporsional. Saatnya kita harus kritis. Saatnya kita harus peduli pada sejarah, supaya tidak tidak kehilangan orientasi dan arah tujuan ke depan. Selamat menggali informasi sejarah yang tercecer, semoga Allah SWT membantu dan memberi petunjuk sehingga potret sejarah terutama sejarah Islam yang kita lihat menjadi utuh.Amin.
Itu emas asli? Sudah dibikin tiruannya? Hati2 jangan sampai hilang. Wong emas Freeport aja bisa ilang…
(…kalo perlu dikoordinir oleh HTI bagi pemesanan ‘merchandise’ daripada khilafah ini… ya, serahken saja pada ‘ahlinya’…)
Subhanallah, walhamdulillah. Telah jelas perintah Allah secara normatif dalam Al-Qur’an dan As-sunah, telah terang pula ijma’shabahat menerapkannya, kali ini bukan bukti sejarah secara tekstual…tapi ada dimata kita, bahkan ada ditangan ust.Yahman dan timnya. Semoga janji Allah akan tegaknya khilafah ‘ala minhajinubuwah segera tiba, sejalan dengan ikhtiar kita semua,insya Allah.
Subhanallah, ust yahman.. hati2 megangnya jangan sampai lecet, itu bukti sejarah. InsyaAllah ust Yahman dan teman2 nanti akan deberi mendali oleh khalifah yang insyAllah segera akan ada kembali. Tetap berjuang, mengungkit fakta sejarah. Berjuang tegakkan syariah di negeri sepucuk jambi sembilan lurah.. Allahuabar!!
Indonesia pernah mempunyai hubungan dengan khilafah adalah FAKTA yang TAK TERBANTAHKAN…!!! Tidak hanya Jambi, Aceh dll, tp seluruh kerajaan2 yang ada dinusantara pada zaman dahulu pernah berhubungan dgn khilafah. Sebagai keturunan sultan, saya juga sangat yakin bahwa kesultanan kami jg pernah berhubungan dgn khilafah Ustmani. Bahkan kata adik kakek saya, salah satu sultan kami dahulu adalah keturunan orang Persia yang diutus khalifah untuk menyebarkan agama Islam di daerah kami. Karena keluarga kami adalah pemegang buku silsilah keluarga sultan (walaupun kami tidak tinggal di keraton, kami memilih hidup sebagai rakyat biasa). Kata kakek saya juga dahulu daerah kami diatur oleh syariat Islam dibawah pimpinan salah satu sultan yang pernah belajar Islam di Pulau Jawa. Kekuasaan kesultanan kami sangat luas sampai salah seorang sultan kami yang sangat terkenal diberi gelar Yang DiPertuan 72 Pulau.
Saya berdoa semoga khilafah lekas berdiri kembali agar umat Islam bisa hidup dengan tenang, tidak lagi menjadi bahan siksaan orang2 kafir.
HIDUP KHILAFAH…!!!
ALLAHU AKBAAR…!!!
Ust. Yahman, hebat tuh bisa pegang medali zaman Khilafah. Kapan lagi ya kita bisa dapat medali seperti itu. Btw, dulu Ust.di Jogja kayaknya malah g pernah ke museum tuh :)
keren ya medalinya, semoga mata orang semakin terbuka melihat sejarah kita yang sangt dekat dg DKI
subhaallah…………….
ternyata betul bahwa kita dulunya berhubungan erat dengan kekhalifahan
wahai kaum sekuler….
sekarang tunjukkan bukti bahwa dulu kita tidak pernah berhubungan dengan khalifah
ana tunggu
Subhanallah ketemua lagi sama Ustadz Yusran :D ,,, Sebagai warga Jambi , sangat sangat mendukung bila sejarah Islam di tanah Air yang sesungguhnya segera di angkat kemurkaan …. dan medali tersebut sebagai bukti betapa kentalnya hubungan kerajaan Islam dengan ke Khalifahan Ottoman ,, Subhanallah …
terus Ikhtiar dan Usaha Membangkitkan kembali ke khalifahan di muka Bumi … Amiinn
Afwan akh, kalau boleh ralat. Sepengetahuan saya medali tersbeut tidak terbuat dari emas. Sebab, saya juga berkesempatan memegang nmedali tersebut. demikian juga penuturan pak Ujang Hariadi selaku kepala museum negeri Jambi kepada saya. Btw, saya juga sudah membuat tuliasnnya,dan syukur dikutip juga di situs HTI.
silahkan buka ditempat lain: jambi-independent.co.id, atau rachmawan.wordpress.com
Syukron
L.S.;
I am looking forthe name of the dynastychief of the Jambi sultan’s dynasty.I hope you can help me.Please react directly to my e-mailbox.Thank you very much.
I have several old pictures of sultan Jambi and dynastychief from zaman dulu.
Hormat saya:
DP Tick gRMK
secretary Pusat Dokumentasi Kerajaan2 di Indonesia ‘Pusaka”
Vlaardingen/Belanda
As slm. Terus brjuang saudaraku tuk syariat islam dan khilafah. Tolong bri tau ana tmpat brtemu nya pejuang syariat islam di jambi. Syukron.
assalaamu’alaikum…
kenalkan ila dari batang hari yang kuliah di padang.
ila masih belum ngerti tentang HTI ini karena baru tahu sejak kuliah di padang.ila pengen gabung ma rombongan HTI jambi ini,boleh ga’?
Assalammualaikum, Wr. Wb, sebaiknya penemuan Medali tersebut,dikisahkan juga sejarahnya hingga sampai di jambi, menurut kisahnya medali tersebut sampai ke Jambi dari Malaysia di bawak oleh utusan Pemda Jambi yaitu Bapak Yusuf Madjid, Bapak Junaidi T Nor dan seorang Ahli Waris dan Penerima Waris Sultan Thaha Syaifuddin yaitu Raden A Rachman Ja.Far Kertopati, itu yang saya ketahui, makasih.