Isu kerudung istri capres dan cawapres segera menyulut perdebatan tentang politisasi agama. Isu ini digunakan untuk menyerang kesolehan lawan politik. Terutama berkembang di kalangan kaum santri di perkotaan maupun daerah pinggiran.Di sisi lain, penggunaan isu kerudung dan agama dianggap sebagai politisasi agama yang berbahaya karena mengancam Negara dan pluralitas, sikap sekterian dan eksklusif.
Kita tentu tidak setuju kalau agama hanya digunakan untuk kepentingan politik jangka pendek memenangkan pemilu. Apalagi kemudian setelah menang pemilu, agama ditinggalkan seperti yang selama ini terjadi. Elit-elit politik cendrung mendadak Islami menjelang pemilu. Mulai dari pakai kopiah – meskipun tidak selalu mencerminkan Islam-, sholat jum’at , sampai kunjungan ke pesantren dan majelis ta’lim. Setelah menang pemilu, wassalam.
Tentu juga sangat naïf, kalau penggunaan kerudung atau kesolehan individual para elit politik dijadikan satu-satunya dasar untuk pilihan politik. Kesolehan ritual para elit sangat penting , namun tidaklah cukup untuk menyelesaikan masalah bangsa dan Negara ini. Sebab, masalah bangsa dan Negara adalah persoalan system, yakni diterapkannya system kapitalisme. Inilah yang menjadi pangkal kerusakan dan kehancuran negara ini.
Kita membutuhkan bukan sekedar pemimpin yang soleh secara ritual. Tapi pemimpin yang mau mencampakkan ideology dan system kapitalisme menggantikannya dengan penerapan syariah Islam dalam segala aspek kehidupan. Sekali lagi bukan berarti pemimpin yang sholeh secara ritual tidak baik, tapi tidak cukup.
Masalah system harus juga diselesaikan secara system. Di sinilah relevansi institusi Khilafah yang akan melegalkan penerapan syariah Islam dalam segenapa aspek kehidupan.Kita membutuhkan penerapan syariah Islam yang bukan sekedar simbol, tapi bukan berarti kita menolak symbol-simbol Islam. Kita membutuhkan symbol Islam sekaligus penerapan syariah Islam sejati yang menyeluruh .
Disisi lain kita juga mengecam sikap alergi syariah (syariahphobia) para elit sekuler. Tudingan serampangan, bahwa setiap penggunaan syariah Islam berarti politisasi agama adalah murahan. Menyempitkan agama dengan menganggap itu persoalan pribadi adalah keliru besar. Apalagi kalau itu ditujukan kepada Islam. Sebab syariah Islam mengatur seluruh aspek kehidupan termasuk ekonomi, politik, pendidikan dan aspek social lainnya. Pem’bonsai’an agama yang dilakukan para sekuleris justru membuat agama mandul untuk menyelesaikan persoalan masyarakat.
Sekali lagi kita perlu menegaskan Negara ini hancur justru karena diterapkan ideology kapitalisme sekuler dan dicampakkannya syariah Islam. Syariah Islam berasal dari Allah SWT yang Maha Sempurna, mustahil mencelakakan manusia. Penerapan syariah Islam akan menyelamatkan bangsa dan Negara ini. Imam Al Ghozali telah mengingatkan kita dalam kitabnya Al Iqtishod fil I’tiqod tentang pentingnya agama menjadi asas bermasyarakat dan Negara sebagai pilar yang menjaga masyarakat dan agama.
Termasuk tudingan bahwa syariah Islam mengancam pluritas adalah kebohongan. Islam mengakui realita ada perbedaan suku, ras , warna kulit ditengah masyarakat untuk saling kenal mengenal (ta’aruf). Yang diharamkan Islam adalah ketika suku,ras, dan atau kebangsaan, menjadi ikatan tertinggi dan termulia yang menjadi dasar yang menyatukan. Apalagi kalau kemulian diukur berdasarkan suku, ras, atau kebangsaan.
Manusia akan terkotak-kotak kalau ini terjadi. Ini juga akan mengancam persatuan dan kesatuan umat Islam. Sebab ikatan yang paling mulia dan tertinggi adalah hablullah (tali Allah) yakni Al Qur’an. Atas dasar ikatan aqidah ini, Islam menyatukan manusia diseluruh dunia lintas bangsa, ras, dan warna kulit. Dalam Islam, ukuran kemulian seseorang dan sebuah bangsa adalah ketaqwaannya kepada Allah SWT, apakah menjalankan aturan Allah SWT atau tidak. Siapapun bisa menjadi taqwa tidak peduli bangsa, warna kulit, atau jenis kelamin.
Secara historis terbukti khilafah Islam menjadi Negara adi daya yang menyatukan berbagai ras, warna kulit, bangsa, suku, termasuk berbagai agama. Islam tersebar ke berbagai kawasan dunia mulai dari jazirah Arab, Afrika, Eropa hingga ke Asia. Pengakuan jujur tampak dari pernyataan Carleton, menurutnya : Peradaban Islam merupakan peradaban terbesar di dunia. Peradaban Islam sanggup menciptakan negara adi daya dunia (superstate) terbentang dari satu samudera ke samudera yang lain; dari iklim utara hingga tropis dengan ratusan juta orang di dalamnya , dengan perbedaan kepercayaan dan suku (Carleton : “ Technology, Business, and Our Way of Life: What Next)
Syariah Islam juga bukan hanya untuk kebaikan muslim. Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Kalau syariah Islam diterapkan akan memberikan kebaikan bukan hanya kepada muslim tapi non muslim. Jaminan kebutuhan pokok perindividu berlaku juga bagi non muslim. Termasuk jaminan pendidikan gratis, kesehatan gratis dan keamanan.
Terakhir, pantas kita menyimak T.W. Arnold dalam bukunya The Preaching of Islam yang menyatakan: “Kala Konstantinopel dibuka oleh keadilan Islam pada 1453, Sultan Muhammad II menyatakan dirinya sebagai pelindung Gereja Yunani. Penindasan pada kaum Kristen dilarang keras, dan untuk itu dikeluarkan sebuah Dekrit yang memerintahkan penjagaan keamanan pada Uskup Agung yang baru terpilih, Gennadios, beserta seluruh uskup dan para penerusnya. Hal yang tak pernah didapatkan dari penguasa sebelumnya. Gennadios diberi staf keuskupan oleh Sultan sendiri. Sang Uskup juga berhak meminta perhatian pemerintah dan keputusan Sultan untuk menyikapi para gubernur yang tidak adil.” (Farid Wajddi)
bgtulah cr khas sistem pemerintahan Islam yg sangat mulia…tidak seperti skrg ini kapitalisme n demokrasi yg jls sngt bobrok…
Sadarkah.. kaum muslimin
dengan sistem dan idiologi kapitalisme pasti membuat anda menjadi terhina. tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat
Lhatlah sekarang Agama hanya menjadi alat.
Sambutlah seruan Hizbut Tahrir, yang ingin memuliakan Anda
dan Ingat ini bukan hanya kewajiban Hizbut Tahrir, tapi kewajiban Anda semua.
Saatnya kita bahu membahu demi Tegaknya syairah dan khilafah
Saudaraku kaum muslilimin,.. jadikan Islam sebagai Way of life (DENGAN DAULAH KHILAFAH ISLAMIYAH ) agar tidak hanya dijadikan bahan kampanye untuk kekuasaan yang sebenarnya bertentangan dengan Islam itu sendiri. maka jadilah bagian orang2 yang berjuang untuk itu…
Ayo ayo, yang merasa beragama Islam,mari tunaikan kewajiban besar ini, yaitu KHILAFAH. tanpa banyak berdebat lagi!
Save-islam.blogspot.com
kalau bicara kerudung pas pemilu saja ya basi,islam tidak cuma mengantur masalah kerudug saja,ada yang lebih penting yaitu syariah dan khilafah.
Hai para calon presiden, jangan bersembunyi di balik nama Islam yang agung hanya untuk mencapai nafsu dunia kalian!!! Asal kalian tahu saja, bahwa sanya kalian tidak pantas untuk itu…
indahnya hidup di dalam naungan KHILAFAH. semoga kita bisa merasakannya. INSYAALLAH. ALLAHU AKBAR
think smart!!!
penggunaan simbol agama hanya utk kampanye aja??
apa kata dunia??
Sayangnya mayoritas muslim indonesia lemah dalam tsaqafah islam. Brlum bisa membedakan kesholehan pribadi dan perbaikan sistem. Kesholehan dapat ditempuh dengan keimanan dan ketaqwaan, sedang perbaikan sistem hanya dengan thariqah atau metode baku sebagaimana manhaj rasulullah SAW yaitu dengan diterapkannya syari’ah dengan khilafah. Hanya itu, tiada yang lain. Makanya silahkan belajar tuh islam politik/siyasah ke HTI. Insya allah kepuasan intelektual tercukupi.
Menurut saya,memandang dan menganggap isu menarik simpati masyarakat dgn menggunakan sikap religius sebagai politisasi agama terlalu berlebihan…
Masyarakat sendiri,bahkan yang awam pun,sudah hafal dgan perilaku para caleg,capres yg berkampanye dgn cara menarik simpati atau bahkan tidak jarang mereka riya / pamer dgn prestasi yg tlah mrk capai sekecil apapun prestasinya…
tapi seperti yang kita semua telah lihat faktanya,itu tidak terlalu berpengaruh terhadap keputusan pilihan masyarakat…walaupun sudah diberi uang sekian rupiah,sdah d’janjikan macam2,,saat memilih,yang GoLpUt tetap golput…dan yg memilih pun blum tntu memilih kandidat yg sudah susah payah mendekati mereka….
jadi,kalau dikatakan kegiatan2 kampanye sperti krudung,kopiah,dll itu sbagai politissi agama yg tdak baik dan sbagai polemik….terlalu berlebihan …apalagi jika dikait2kan dgn sistem ‘menyempitkan agama’,,dihubung2kan dgn sitem sekuler…??????
Siapa pun, yang mendapatkan nikmat dari Allah SWT berupa terpilihnya menjadi bagian dari Penolong agama-Nya.. SAAT INI SUDAH MASUK KE DALAM IN JURI TIME… Sudah saatnya, kita tak berleha-leha, dan bersegera menyongsong Khilafah yang kedua.
Because Khilafah, menjadikan hidup lebih hidup…
Salam Perjuangan tuk para hamlud dakwah
Aslkm ww.
Islam mewajibkan kepada umatnya yang beriman untuk melaksanakan Syariah dan Khilafah, yaitu taat kepada Allah SWT (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (As-Sunah) dan sekaligus wajib melaksanakan hukum-hukum yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Tidak ada pilihan lain jika kita ingin digolongkan pada orang-orang yang beriman yaitu menjalankan hukum-hukum-Nya.
Ingatlah wahai Kaum Muslimin! Hanya Syariah dan Khilafah-lah yang dapat menyelamatkan umat Islam sedunia dari keterpurukan dan kemunduran.
Alangkah JAHIL nya, mengaku Islam tapi tidak melaksanakan Syariah dan hukum-hukum Islam.
Wahai para penguasa! Ingat bahwa Demokrasi adalah Sistem Kufur –termasuk orang-orang yang melaksanakan sistem ini– berarti Kufr juga. Sistem Demokrasi sangat bertentangan dengan Islam dan harusnya sudah dibuang ke tong sampah karena sistem (Demokrasi) ini menghasilkan “SAMPAH” yang sama sekali tidak ada manfaatnya terutama bagi Umatan Wahidah, yakni Umat Islam.
Wahai Para Penguasa yang haus akan kekuasaan! Segeralah kalian meninggalkan Sistem “Sampah” ini, mari kita sama-sama usung Syariah dan Khilafah. Karena SISTEM inilah yang dapat menyatukan Umat Islam dan kalian dari berbagai masalah dan perbedaan.
Ya Allah, jika Engkau berkenan mempercepat berdirinya Daulah Khilafah Islamiyah, aku telah lama merindukan akan kejayaan Islam yang sebentar lagi akan “NONGKRONG” di muka bumi ini, Insya Allah. Allahu Akbar 3x.
Wslmkm ww
Begitulah cara politis kapitalis yang mewnghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya