KH. Mukhlisin Muzari : Implementasi Manifesto harus secara Revolusioner

Pada hari Ahad tanggal 07 Juni 2009, bertempat di Gedung Pusdiklatpri Cirebon, DPD II HTI Kota Cirebon menggelar acara Halqah Islam dan Peradaban (HIP) ke-4 dengan  mengangkat tema “Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia : Jalan Baru menuju Indonesia yang Lebih Baik.
Dalam pidato pembukaan, Ketua DPD II HTI Kota Cirebon Ustadz Arif Rahman Hakim memaparkan perlunya jalan baru bagi Indonesia di tengah karut marut tatanan kehidupan dan hingar bingar politik yang tidak berpangkal ujung dan pragmatis.   “Jalan baru  tersebut adalah tegaknya syariah dan khilafah di muka bumi ini” , demikian tandasnya.
Acara yang secara khusus membahas Manifesto Hizbut Tahrir ini dihadiri tidak kurang dari 100 peserta dan menampilkan narasumber Tim HTI yang terdiri dari Nurhilal Ahmad, M.Si (DPD II HTI Kota Cirebon),  Dr. Arim Nasim (DPD I HTI Jawa Barat) dan Luthfi Affandi (Humas HTI Jawa Barat).   Sedangkan yang bertindak sebagai panelis antara lain : Dr. Agus Alwafier  (Pengamat Politik), Kol. (Purn.) Jojo Keswara, H. Rabandi, S.H.,M.H., (Akademisi UNSWAGATI Cirebon), dan  KH. Mukhlisin Muzari, M.A. (Pengurus  MUI Kab. Cirebon)
Mengupas  Manifesto ini, Tim HTI secara bergantian memaparkan konsep HT dalam bidang sosial, politik, ekonomi, pemerintahan, dan pendidikan.  “Negara khilafah yang digagas oleh HTI akan melindungi semua golongan.  Orang mon muslim akan tetap diberi hak untuk menjalankan aktivitas peribadatannya ”,  demikian papar Ustadz Nurhilal Ahmad.  Sementara Dr. Arim Nasim, ketika menjelaskan konsep ekonomi negara Khilafah menyatakan, “Negara diharamkan menyerahkan semua kekayaan  alam semisal barang tambang kepada swasta, apalagi asing”.  “Karena kekayaan alam tersebut merupakan sumber utama APBN yang salah satunya adalah untuk membiayai pendidikan gratis”, imbuhnya.
Menanggapi  Manifesto ini, semua panelis yang memiliki latar belakang yang berbeda menyatakan kesetujuannya atas Manifesto Hizbut  Tahrir untuk menyelamatkan Indonesia yang telah rusak.  Terlebih ketika kondisi perpolitikan saat ini, termasuk partai Islam, lebih mengedepankan kepentingan pragmatis.  Secara khusus, KH Mukhlisin Muzari, M.A., yang juga  pengasuh Pesantren Arjawinangun secara serius mengatakan,  “Secara konsepsi Manifesto ini tidak ada yang perlu diragukan, dan harus segera disosialisasikan kepada masayarakat luas.  Dan implementasinya adalah perubahan secara revolusioner”.
(Humas HTI Kota Cirebon).

Narasumber  :  Nurhilal Ahmad, S.Si., M.Si.(Kiri), Dr. Arim Nasim (tengah), dan Luthfi Affandi (kanan)

Narasumber : Nurhilal Ahmad, S.Si., M.Si.(Kiri), Dr. Arim Nasim (tengah), dan Luthfi Affandi (kanan)

Panelis:Dr. Agus Alwafier (Kiri) dan Kol. Purn. Jojo Keswara (Kanan)

Panelis:Dr. Agus Alwafier (Kiri) dan Kol. Purn. Jojo Keswara (Kanan)

Panelis : H. Robandi, S.H., M.H. (kiri) dan KH Mukhlisin Muzari, M.A. (kanan)

Panelis : H. Robandi, S.H., M.H. (kiri) dan KH Mukhlisin Muzari, M.A. (kanan)

Pembicara dan Panelis HIP-4

Pembicara dan Panelis HIP-4

Peserta HIP ke-4 HTI Kota Cirebon

Peserta HIP ke-4 HTI Kota Cirebon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*