KAIRO — Pemimpin Hamas, Khaled Mashaal, menyatakan tekanan Presiden AS, Barack Obama terhadap Israel untuk membekukan pembangunan permukiman di Tepi Barat, merupakan langkah penting bagi dimulainya kembali upaya perdamaian. Namun ia berharap adanya langkah kongkret agar Israel menghentikan pembangunan permukiman.
”Ada bahasa baru yang dilontarkan Presiden Obama namun kami berharap benar-benar adanya tekanan nyata pada Israel. Banyak tuntutan agar Israel menghentikan permukiman, ini bukanlah hal berarti jika tak ada langkah nyata. Namun ini memang langkah penting,” katanya di Kairo, Selasa (9/6).
Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, George Mitchell, yang pada Selasa melakukan pertemuan dengan pimpinan Israel, juga menyampaikan kembali keinginan AS agar Israel membekukan pembangunan permukiman. Namun Israel nampaknya akan pada posisinya semula yang enggan memenuhi tuntutan tersebut.
Mashaal juga menekankan pentingnya melibatkan Hamas dalam proses perdamaian. ”Hamas akan menjadi elemen positif dalam menemukan solusi yang adil bagi rakyat Palestina dan mampu membuat rakyat Palestina merealisasikan hak-haknya. Hamas tak akan menjadi penghalang. Setiap orang tahu, penghalangnya adalah Israel.”
Hamas juga berupaya membentuk pemerintahan bersatu dengan Fatah di bawah mediasi Mesir. Selasa, Mashaal memimpin delegasi Hamas melanjutkan pembicaraan dengan Fatah soal pembentukan pemerintahan bersatu di Kairo, Mesir. Masih ada sejumlah hal yang harus diselesaikan, di antaranya penolakan Hamas mengakui Israel.
Mitchell dalam pertemuannya dengan Presiden Israel, Shimon Peres, menyatakan AS sedang mencari cara untuk memperbarui pembicaraan damai Palestina dan Israel. Dalam kesempatan itu, ia menegaskan pula meski ada perbedaan yang kuat antara keduanya, namun persekutuan AS-Israel akan tetap kuat.
Tak hanya mengenai permukiman, perbedaan juga muncul soal isu pembentukan negara Palestina. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu keberatan dengan pembentukan negara Palestina. ”Kita memiliki kewajiban bersama untuk menciptakan kondisi untuk kembali melakukan pembicaraan damai,” katanya.
Mitchell juga meluruskan pandangan Israel bahwa Obama menyulut sengketa dengan Netanyahu untuk memperbaiki citranya di dunia Arab.”Biar saya jelaskan, tak ada perbedaan pandang. AS dan Israel merupakan dan akan tetap menjadi sekutu dekat dan mitra yang baik,” ungkapnya.
Netanyahu yang juga melakukan pertemuan dengan Mitchell, berharap adanya perdamaian dan keamanan dengan Palestina dan seluruh dunia Arab yang menjadi hasil dari pembicaraan damai. ”Itu adalah tujuan kita, tujuan bersama kita. Saya berupaya melakukan kerja sama dengan Anda,” katannya kepada Mitchell.
Mitchell juga berharap baik AS maupun Israel bisa bekerja sama mencapai itu semua. Menurut dia, banyak isu yang begitu kompleks untuk mencapai perdamaian di kawasan. Ia menegaskan pula kepada Netanyahu bahwa komitmen AS atas keamanan Israel tak akan tergoyahkan.
Rencananya, pada Rabu ini Mitchell bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. Sejak semula, Abbas menyatakan pembicaraan damai dengan Israel tak ada artinya kecuali Netanyahu bersedia membekukan pembangunan permukiman di Tepi Barat dan menerima solusi dua negara.
NAH KAN, SUDAH DITEGASKAN BWH AMRIK ITU MEMANG KONCO AKRABNYA ISRAEL…MAU BUKTI APALAGI ? MEREKALAH MUSUH ISLAM DAN KAUM MUSLIM !
HAI, ORANG2 YG BERIMAN SADARLAH…!!
BERSATULAH KALIAN SEMUA UNTUK MERAIH KEMULIAAN DAN KERIDLOAN ALLAH DG MEMPERJUANGKAN SYARIAH DAN KHILAFAH !!
ITULAH KEWAJIBAN DARI TUHANMU !!
ALLAHU AKBAR !!
Tidak aneh, yang aneh dan tidak masuk akal pemimpin negeri Islam yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi duduk bermesran/berangkulan dengan Amrik dan Israel
Tidak aneh, yang aneh dan tidak masuk akal adalah pemimpin negeri Islam yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi duduk bermesraan/berangkulan dengan Amrik dan Israel