Komentar Beberapa Tokoh Lampung Terhadap Manifesto Hizbut-Tahrir untuk Indonesia

Iswadi Pratama
(Budayawan dan Salah Satu 100 Tokoh Berpengaruh di Lampung versi Lampung Post)

Saya berpandangan bahwa apa yang diperjuangkan Hizbut Tahrir adalah sesuatu yang progresif. Dalam artian bahwa  pemikiran yang didakwahkan HT, yakni syariah Islam tidak hanya menyangkut wilayah yang bersifat asketis /spiritual. Tapi lebih dari itu, yakni sesuatu yang bersifat dimensi sosial, sebagaimana yang ada di buku manifesto HT. tentang bagaimana Islam memandang masalah politik, pemerintahan, ekonomi, pendidikan, dan budaya.
Dan inilah yang saya kira membedakan antara HT dengan gerakan-gerakan Islam lainnya. Secara pribadi saya memandang sebetulnya itulah Islam sebab dalam al-quran saja Allah telah mengatakan bahwa telah aku (Allah) sempurnakan agamaku untuk-Mu dan telah aku ridhoi Islam sebagai agama-Mu. Nah, dari sinilah kesempurnaan Islam itu yakni bagaimana Islam mengatur segala aspek kehidupan dan saya kira tafsir terhadap ajaran Islam dalam  kontek masyarakat sekarang tentu masih sangat relevan untuk menjawab persoalan-persoalan keumatan dan bersifat aktual. Selain itu, memang untuk menyadarkan umat akan ajaran Islam kaffah banyak sekali tantangan. Nah, dari sinilah kita mesti memahami bagaimana merubah umat itu dengan merubah mindset/pemahamannya. Sebab, bagaimana mungkin umat berubah tanpa adanya perubahan mindset.

Dan saya kira medium yang digunakan oleh HT Lampung ketika mengadakan pengajian-pengajian, tulisan, buku, booklet atau khutbah jum’at dalam menjelaskan bagimana politik Islam, pemerintahan Islam, pendidikan Islam, dan ekonomi Islam sangatlah kontekstual dan relevan dengan kondisi zaman untuk melakukan perubahan. Dan saya pun juga mengamati gaung syariah yang terus-menerus diwacanakan oleh temen-temen HT di Lampung juga di Indonesia. Dan terkait dengan peluncuran buku manifesto HT yang berisi bagaimana menerjemahkan Islam dalam seluruh kehidupan secara pribadi saya sangat sepakat wong saya saja Muslim masak saya ngak sepakat apalagi guna menjawab sekaligus menjadi jalan baru untuk Indonesia yang saat ini diterpa berbagai masalah. Lalu terkait dengan khilafah, saya katakan bahwa khilafah adalah warisan sejarah Islam dari zaman Rasul hingga khulafa ar-rasyidin. Dan Rasulullah juga telah membawa semangat kepemimpinan dengan membawa pesan-pesan moral yang baik. Nah, kepemimpinan ala Rasulullah inilah yang saya kira mesti diterjemahkan dalam konteks sekarang. Karena itu, menurut saya khilafah adalah kemungkinan sekaligus keniscayaan sejarah yang akan terulang yang memang dahulu pernah ada. Dan sekarang persoalannya tinggal bagaimana kesungguhan kita untuk menghadirkan itu agar terwujud kembali. Semoga.

Dr. Abdul Syukur MA.
(Ketua Lembaga Penelitian IAIN Raden Intan Lampung)

Saya menyambut baik manifesto HT ini, sebab ini adalah sesuai dengan penegakkan Islam kaffah. Islam adalah agama yang kaffah. Al-Quran adalah sumber utama hukum Islam dan As-Sunnah yang kedua. Di dalamnya kita bisa lihat ada seruan Ud’u fisilmi kaffah

Islam adalah agama yang holistik; dalam artian menyeluruh, Dia mengatur seluruh aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Dalam konteks ini Islam mengatur apa saja. Mulai dari hukum, sosial,budaya, pendidikan, etika maupun estetika.

Untuk menegakkan Islam kaffah dibutuhkan secara personal maupun institusional, butuh orang-orang yang kreatif interpretasikan tentang Islam kaffah ini. Butuh sebuah Human Agency (ulama, ilmuwan muslim, orang atau sekelompok orang yang memiliki kepedulian dalam keharusan penerapan Islam). Kalau tidak, dikhawatirkan akan banyak yang ikut ke dalam jalan setan. HT sebagai Human Agency memiliki kepedulian dalam menjalankan Islam kaffah, yaitu orientasinya dalam menerapkan Islam.
Saya pikir HT punya berbagai usaha duniawi dan ukhrawi untuk mewujudkan tujuannya. Banyak pendapat lain, jargon di kalangan .kaum muslim, Islam mengatur agama dan kemasyarakatan, siyasah dan daulah. Maka bisa kita simpulkan ada pemaknaan pentin dalam Islam, yaitu ad-din dan ad-daulah. Kedua hal tersebut tidak bias dilepaskan sebagai pedoman kita sebagai muslim kaffah. Untuk mengamalkan Islam dalam konteks hamba Allah (habluminallah) dan juga sebagai khalifatullah (habluminannas).
Dan menurut saya HT bergerak aplikatif, responsif, agresif, agresif dalam artian berkemauankuat untuk menjalankan Islam, hanya saja banyak yang belum banyak mengetahui. Kita lihat Rasulullah Saw. saat memimpin Madinah, tak bisa dipisahkan antara agamadengan negara. Dan hal itu (kepemimpinan) dilanjutkan hingga khalifah setelahnya, hingga Khilafah terkhir yaituUtsmaniyyah. Memang ada minus plusnya. Tapi kita melihat saat itu umat Islam memiliki kekuatan, yaitu siyasah dalam Daulah; representasi politik Islam. Sebagai buktinya, kita bias melihat dua hal:
1.    Ukhuwah Islamiyah dapat dijaga.
2.    Dapat mewujudkan peradaban muslim yang membanggakan dan disegani oleh umat lain.
Itu adalah bukti sejarah. Dari periode klasik hingga pertengahan. Kita lihat kondisi umat pada zaman pertengahan (1250- 1800)  hingga zaman modern (1800-sekarang), dunia Islam pada era modern ini mengalami disintegrasi politik, hingga Khilafah mengalami kehancuran pada 1924. Hal itu menurut saya disebabkan oleh dua faktor:
1.    Kemunduran politik Islam memasuki dunia modern
2.    Derasnya arus gerakan nasionalisme barat yang membawa gerak, baik pemikiran maupun peradaban modern. Di satu sisi bias membawa kemajuan (teknologi) tapi juga tantangan (sekularisme, kapitalisme, dsb.) hal ini mempercepat nilai-nilai keislaman baik dalam konteks politik maupun agama. HT sebagai anak organisasi Islam adalah respon terhadap paham barat yang menggerus pemahaman, dan mencegah penetrasi dunia barat terhadap Islam. Yaitu (HT melakukan) politik yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman.
Indonesia sebagai bagian dunia modern, baik dunia Islam maupun dunia peradaban tidak dapat melepaskan diri dari dunia modern dan sistem politik modern barat. Sistem politik barat adalah bercorak nation state, mengecilkan pertumbuhan kekuasaan persatuan dunia Islam yang kita cita-citakan.
Karena itu menurut saya berangkat dari kejernihan hati seorang muslim inilah Khilafah akan mewujudkan ukhuwah Islamiyah berbasis tauhid. Serta membangun kemandirian dunia Islam yang tidak tergantung pada dunia barat. Maka, kalau kita melihat dengan hati jernih pasti umat Islam menginginkan sistem Khilafah.

4 comments

  1. haris_kandangan

    luar biasa.

  2. Subhanallah, tetap semangat saudaraku2 seperjuangan di Lampung, gelorakan terus di bumi Lampung Syariah n khilafah sebagai jalan baru untuk Indonesia. Allahuakbar

  3. Orang yang benar imannya akan mampu melihat mana yang haq dan bathil

  4. caiyo lampung en teutep suenyum!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*