Memperbarui kebijakan penahanan di Afghanistan, Pentagon memberi kursus pelajaran Islam moderat, pelatihan kerja, dan urusan sipil kepada tahanan. Itu merupakan bagian upaya untuk merangkul negara yang selalu diwarnai kekerasan tersebut.
“Anda tidak mungkin mengunci orang-orang itu selamanya,” ujar seorang petugas militer AS di Afghanistan kepada Wall Street Journal.
Dalam program tersebut para tahanan diberi konsep pemikiran moderat pada Pangkalan Bagram. Mereka juga diberi pelatihan tentang matematika dan subjek lain.
“Gagasan utama adalah mengubah bagaimana mereka melihat dunia, dan memberi mereka alat, paling tidak untuk hidup layak dan lebih baik,” ujar petugas militer tersebut.
Program itu diawasi oleh Mayor Jenderal Douglas Stone, yang melakukan upaya serupa di Irak. Pelaksaan program itu di negri seribu satu malam telah menghasilkan pelepasan terhadap puluhan ribu tahanan.
“Tanpa membuat kesalahan, operasi penahanan tak terelakkan juga medan pertempuran,” ujar Mayjen Douglas menulis dalam sebuah dokumen strategi untuk Irak. “Itu merupakan medan pertempuran pemikiran, dan pertempuran paling penting dalam melawan pemberontakan,” lanjut sang jendral.
Pangkalan Bagram, Afghanistan, di mana 625 orang ditahan tanpa tuduhan jelas, ditempatkan dalam sel-se beraliran listrik. Pangkalan itu sendiri terkenal sebagai salah satu pusat penyiksaan AS terhadap tahanan.
Mengambil Hati
Program rehabilitasi itu dilihat sebagai upaya baru di bawah pemerintahan Obama. Tujuan program untuk mendapat kembali dukungan rakyat Afghanistan.
“Setiap korban sipil–apapun penyebabnya–adalah kekalahan bagi kita dan kemunduruan untuk pemerintah Afghanistan,” ujar Menteri Pertahanan dan Keamanan, Robert Gates, dalam pertemuan dengan pimpinan NATO.
“Kita perlu membuat lebih banyak perubahan terhadap cara kita melakukan operasi,” imbuhnya. Robert mengatakan pembunuhan rakyat sipil oleh serangan udra, adalah ‘salah satu strategi terbesar mengapa AS mudah diserang di Afghanistan.
“Selama ini kita menempatkan lebih banyak pasukan di negara ini, harapan saya kebutuhan akan hal itu dapat dikurangi,” ujarnya. Kemarahan telah tumbuh di Afghanistas yang kerap dipicu perilaku tentara asing di sana.
Analis telah mengingatkan berulang kali jika pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap rakyat sipil dapat mengubah rakyat biasa menentang tentara asing. Kondisi itu memperapuh dukungan publik atas pemerintahan Hamid Karzai yang didukung Barat.
Selama pertemuan, komandan baru tentara AS dan NATO di Afghanistan, Letnan Jendral Stanley McChrystal, mengungkapkan rencana atas “perang informasi”. Rencana itu bertujuan mendanai lusinan lembaga advokasi hubungan masyarakat rakyat sipil agar bekerja sama dengan pemerintah Afghan, demi meraih kepercayaan rakyat Afghan.
“Ketika kita melakukan itu, salah satu yang kita lakukan adalah mengevaluasi aturan perang dan instruksi di unit-unit kami,” ujar Stanley seperti yang dikutip oleh BBC. “Fokus utama adalah kita bertempur untuk populasi,” imbuhnya.
“Program itu melibatkan perlindungan rakyat baik dari musuh, maupun konsekuensi tak terellakan dari operasi kami,” papar Stanley. “Karena kami tahu meski operasi telah dilakukan dengan alasan tepat, tetap akan memberi dampak negatif yang dapat menyebabkan hasil negatif bagi setiap orang,” ujarnya. (Republika online, 15/06/2009)
Kehadiran agressor dan penjajah seperti AS lah yang membuat banyak penderitaan, nyawa manusia hilang dengan murah dan mudah di berbagai kawasan. Bagaimana AS akan mengajari masyarakat muslim hidup lebih layak dan baik, sedang ideologi AS sendiri ideologi rusak dan cacat? Coba lihat ketimpangan sosial di AS, kemiskinan, krisis ekonomi, krisis sosial (angka aborsi, perceraian, ancaman perkosaan, aneka kejahatan) di AS!! Apakah masih layak AS mengajari bagaimana manusia harus hidup? Omong kosong!
Itu Hanya tipudaya yahudi, menguasai dunia : Harta,tahta,pengetahuan Fiktif,JAbatan, dan wanita