Ide syariah dan Khilafah bukan hanya milik HT, tapi milik seluruh umat Islam. Papar ust. Anwar Iman dalam bedah Manifesto Hizbut Tahrir yang diselenggerakan pada hari Minggu (14/06) di Kota Bogor.
Acara ini sebagai acara susulan setelah Manifesto HT pertama kali dilaunching di Jakarta pada hari Kamis, 21 Mei 2009 bertempat di Auditorium Adhyana Wisma ANTARA Jakarta. Lalu diikuti di daerah-daerah seluruh Indonesia. Termasuk DPD Kota Bogor yang menggelar ‘Kupas Tuntas Manifesto HT: Jalan Baru Untuk Indonesia’ pada hari Minggu, 14 Juni 2009 lalu. Hadir mewakili HTI adalah Ust. Anwar Iman (DPP HTI), Ust. Arif Yunus (INFOKOM HTI), Ust. Yahya Abdurrahman (Lajnah Siyasiy HTI). Dan sebagai Panelis adalah Eri Krisna (Pengamat Politik), Aang Munawar (Pengamat Ekonomi), dan Haryadi (Pengamat Media).
Secara istilah, manifesto adalah sebuah pernyataan sikap (biasanya bermuatan politik) yang diumumkan oleh sebuah organisasi kepada publik. Sehingga siapapun bisa mengeluarkan sebuah manifesto sebagai reaksi atas kondisi yang dihadapi sekaligus ekspresi dari sebuah eksistensi. Tak terkecuali, Hizbut Tahrir Indonesia. Perwakilan dari sebuah partai politik Islam internasional ini pun merilis manifesto dengan tema besar, Jalan Baru Untuk Indonesia.
Acara inti dibuka dengan pembacaan resume manifesto HT oleh Ust. Anwar Iman yang memaparkan gambaran aturan Islam tentang sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem peradilan, sistem pergaulan, aturan media dan informasi, politik luar negeri, politik dalam negeri, dan strategi pendidikan. Selanjutnya, duet host Iwan Januar dan Purnomo memandu jalannya diskusi interaktif antara narasumber, panelis, dan peserta yang memadati ruangan Gedung Graha Pool, Jl. Merdeka 110 Bogor. Diskusi semakin memanas ketika panelis mengomentari ide syariah dan khilafah yang seolah melangit ditengah masyarakat. Begitu juga dengan solusi yang ditawarkan HT dalam manifestonya terhadap cengkeraman hutang luar negeri yang kian menjerat Indonesia dari tahun ke tahun.
Ust. Anwar Iman menyerukan bahwa ide syariah dan Khilafah bukan hanya milik HT. Tapi milik seluruh umat Islam. Lantaran ide syariah dan khilafah yang diusung HT dibangun dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah yang menjadi sumber hukum Islam. Sehingga sudah menjadi kewajiban seluruh kaum Muslimin untuk bersama-sama HT mengopinikan ide syariah dan khilafah sebagai jalan keluar dari permasalahan umat di seluruh dunia. Sementara Ust. Arif Yunus menjelaskan bahwa satu-satunya cara untuk keluar dari jeratan hutang, adalah menolak segala pinjaman hutang luar negeri dan hanya melunasi hutang yang ada tanpa bunga. Islam menawarkan, sebagaimana tercantum dalam manifesto HT, sumber pendapatan negara bisa terpenuhi dengan memberdayakan kekayaan alam yang berlimpah untuk kepentingan rakyat. Bukan diprivatisasi atau diserahkan pada pihak swasta untuk mengelolanya secara penuh. Inilah salah satu kekeliruan kebijakan ekonomi yang dilestarikan pemerintah.
Jalannya diskusi yang seru diselingi guyonan dari kedua host ‘memaksa’ lebih dari 150 peserta ikhwan dan akhwat tidak beranjak dari tempat duduk hingga acara selesai. Gencarnya kegiatan bedah buku manifesto HT di banyak daerah di Indonesia sebagai wujud keseriusan Hizbut Tahrir dalam memperjuangkan kepentingan Islam dan Kaum Muslimin. Bukan wacana yang hanya tertuang dalam sebuah buku. Sehingga Hizbut Tahrir menyeru umat Islam untuk bergabung bersama Hizbut Tahrir dalam perjuangan penegakan kembali Khilafah dan kepada semua pihak yang memilik kekuatan untuk memberikan nushrah (dukungan)-nya kepada Hizbut Tahrir agar Khilafah bisa segera tegak kembali. Insya Allah. [341].