HTI Telah Berperan Menjadi Pemersatu Umat

HTI Press [Balikpapan]—”HTI telah berperan menjadi pemersatu umat”. Itulah salah satu tanggapan dari tokoh ormas Islam Balikpapan saat acara pemaparan ”Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia” di Balikpapan pada hari Sabtu (13/06/2009).

Tokoh lain dari ormas yang berbeda menyatakan bahwa HTI tidak perlu menunggu semua orang setuju untuk merealisasikan ide mulia ini. Disinilah pentingnya HTI makin meningkatkan massa kualitatifnya yang akan memperjuangkan ide ini.

Pemaparan yang berlangsung di Gedung Inhutani Balikpapan ini dihadiri sekitar 50 tokoh, ulama dan praktisi dari berbagai bidang. Presentasi manifesto tersebut disampaikan oleh Ust. M. Rahmat Kurnia dari DPP HTI, berisikan kumpulan ide dan pemikiran Hizbut Tahrir sebagai jalan baru yang ditawarkan untuk Indonesia.

Rahmat Kurnia menjelaskan mengapa Hizbut Tahrir perlu menyampaikan manifesto tersebut kepada berbagai kalangan, termasuk para tokoh politik, pemerintahan dan militer. Ditegaskan bahwa umat Islam telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga yaitu predikatnya sebagai umat terbaik. Justru saat ini kondisi umat Islam, termasuk di Indonesia, berada dalam kondisi yang sangat terpuruk. Meskipun potensi sumber daya manusianya sangat besar dengan jumlah penduduk berada di peringkat empat besar dunia, didukung dengan potensi sumber daya alamnya yang sangat berlimpah, termasuk potensi geografis dengan luas wilayahnya yang terbentang sangat luas dengan berbagai kekayaan di darat dan di laut, semua itu tidak bisa menolong Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang besar dan bangkit.

Lebih lanjut, Rahmat Kurnia menilai bangsa ini sedang berada pada jalan yang salah. Sosialisme pernah dicoba sebagai jalan di era orde lama, dilanjutkan dengan kapitalisme yang dicoba di orde baru, hingga sekarang Indonesia mencoba berada di jalan neo liberalisme. Semuanya berakhir pada ujung yang sama, yaitu kegagalan. Karena itulah, HTI menawarkan jalan baru yaitu jalan Islam, dengan ditegakkannya syariah Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam melalui bersatunya kembali umat Islam dalam satu kepemimpinan internasional di bawah naungan daulah Khilafah.

Dijelaskan pula, ketiadaan satu pemimpin bagi umat Islam menjadikan umat ini tidak lagi mempunyai benteng yang melindungi keamanan, aqidah maupun kesejahteraan umatnya. Syariat Islam tidak lagi berdaulat dan digantikan dengan hukum buatan manusia. Akibatnya, penghidupan yang sempit terbukti menjadi efek di dunia berupa kemiskinan, jeratan hutang, wabah kelaparan, dsb. Belum lagi ancaman siksa nanti di neraka. Karena itulah, HTI mengajak dan menyeru kepada semua komponen umat untuk bersama-sama memperjuangkan dan mensosialisasikan ide dalam manifesto tersebut yang sejatinya merupakan kewajiban yang tidak bisa ditawar lagi.

Para tokoh menyambut baik dan sangat antusias dengan gagasan yang ditawarkan HTI untuk Indonesia. Dalam komentarnya, tokoh dari sebuah ormas Islam menilai HTI telah berperan menjadi pemersatu umat dan beliau sangat berharap peran ini akan terus bisa dijalankan dengan baik oleh HTI. Tokoh lain dari ormas yang berbeda menyatakan bahwa HTI tidak perlu menunggu semua orang setuju untuk merealisasikan ide mulia ini. Disinilah pentingnya HTI makin meningkatkan massa kualitatifnya yang akan memperjuangkan ide ini.

Seorang praktisi pendidikan yang juga perwakilan dari Dinas Pendidikan sangat surprise dengan manifesto HTI dalam masalah pendidikan dan berjanji akan mensosialisasikan ide HTI tersebut ke berbagai pihak. Beliau menyatakan bahwa ide tersebut ternyata sangat sejalan dengan apa yang kini menjadi visi misi pendidikan nasional. Beliau juga mengatakan bahwa visi misi pendidikan nasional yang menjadikan pembentukan karakter insan paripurna sebagai prioritas menurut beliau adalah suatu cita-cita yang mulia. Namun sayangnya hal ini tidak didukung dengan kurikulum, metode, kesejahteraan guru, pembekalan keahlian, dan hal lain yang dibutuhkan karena diberlakukannya sistem kapitalis yang membuat cita-cita tersebut hanya menjadi mimpi. Beliau sangat berharap HTI bisa ikut terlibat aktif dalam menggodok dan mempersiapkan hal ini. [] Muqi

Moderator Ust. Ir. Abiem Fathan (HTI Balikpapan) mendampingi kedua pembicara : Ust. M. Rahmat Kurnia (DPP HTI) dan Ust. Ir. Muklas (Lajnah Fa’aliyah HTI Balikpapan)

Moderator Ust. Ir. Abiem Fathan (HTI Balikpapan) mendampingi kedua pembicara : Ust. M. Rahmat Kurnia (DPP HTI) dan Ust. Ir. Muklas (Lajnah Fa’aliyah HTI Balikpapan)

Ust. M. Rahmat Kurnia (DPP HTI) memaparkan Manifesto Hizbut Tahrir dihadapan ulama dan tokoh di Balikpapan

Ust. M. Rahmat Kurnia (DPP HTI) memaparkan Manifesto Hizbut Tahrir dihadapan ulama dan tokoh di Balikpapan

2 comments

  1. Assalamu ‘Alaikum Wr.Wb.

    Semoga dengan dikeluarkannya Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia ini dpt membuka pikiran semua umat dan khususnya Indonesia untuk kembali pada sebuah sistem yg mampu memecahkan seluruh problematika ummat yakni sistem islam dlm penegakan Syariah Islam dibawah naungan sebuah Daulah Khilafah. Allahu Akbar..

  2. AllahuAkbar ! teruskan perjuangan kita tuk menegakkan syariah Islam di buni Allah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*