Catatan Untuk Buku “The Islamist”: Ed Husain, Pengembara Yang Sia-sia

Buku The Islamist, yang edisi bahasa Indonesianya diberi judul Matinya Semangat Jihad – Catatan Perjalanan Seorang Islamis (Alvabet, 2008), ditulis oleh Ed Husain. Dalam buku ini, Ed Husain menggambarkan dirinya sebagai aktivis gerakan Islam, termasuk Hizbut Tahrir Britain (HTB) di London Inggris. Tapi setelah mengalami berbagai fase peristiwa, akhirnya ia memutuskan meninggalkan semua aktivitas itu dan memilih jalan spiritual sufi. Fase-fase peristiwa, khususnya semasa kurun 2 tahun ia bersama HTB, itulah yang menjadi isi utama dari buku ini. Jadi, buku The Islamist boleh juga disebut sebagai biografi spiritual atau cerita perjalanan spiritual dari seorang anak muda keturunan imigran muslim Pakistan yang hidup di negeri Barat. Tapi lebih dari sekedar cerita perjalanan spiritual, buku ini sesungguhnya juga sarat kritik intelektual terhadap berbagai gerakan, khususnya terhadap HTB – sesuatu yang kemudian menjadi alasan Ed Husain meninggalkan semua gerakan-gerakan itu. Sebagai sebuah kritik, tentu buku ini sangat dipengaruhi oleh subyektifitas penulis, termasuk tingginya kadar emosi dari seorang anak muda dan rendahnya pengetahuan ke Islaman penulis yang memang tidak memiliki latar belakang keilmuan yang memadai mengingat ia bukanlah berlatar pendidikan tsaqafah Islam.

Pada awalnya Ed Husain adalah pemuda yang penuh semangat. Pada usianya yang masih 16 tahun sudah terlibat dalam kegiatan dakwah, menjadi anggota gerakan yang ia sebut “Islam fundamentalis’, atau “Islamist” pengikut gerakan ‘ekstrimis’ dan ‘Islam politik’ seperti al-ikhwan al-Muslimun, Hizb ut-Tahrir, dan Jamat-e-Islami. Ed juga menyebut Young Muslim Organisation UK (YMO), Islamic Forum Europe (IFE), Dawatul Islam, Islamic Society of Britain (ISB), Islamic Foundation in Leicester dan Muslim Council of Britain (MCB) sebagai kelompok Islamist. Dalam perjalanannya, Ed kemudian ”melihat” kesalahan-kesalahan dari gerakan Islamis, dan menjadi sadar untuk kembali ke pangkuan ‘Islam Moderat.’ Melalui buku ini, Ed ingin menunjukkan bahwa kelompok-kelompok ‘Islamist’ adalah ancaman yang jelas berbahaya terhadap negaranya. Ed berusaha menunjukkan bagaimana awal ketertarikannya pada ‘pemikiran ekstrimis’, bagaimana kaum fanatik memasuki komunitas muslim dan agenda mereka dalam merusak peradaban Barat dan Islam moderat.

Ia mengakui bahwa istilah ‘Islamisme’ sebenarnya bisa bermakna bermacam-macam. Ia menunjuk Sayyid Abu’l-A’la Mawdudi, Sayyid Qutb dan Taqi al-din Nabhani sebagai tokoh Islamisme. Nampaknya ia memaksudkan tokoh ‘Islamisme’ sebagai tokoh ‘Islam Politik’, yaitu mereka yang menginginkan Islam sebagai faktor penentu dalam ordo politik. Di akhir bukunya, Husain menolak pemikiran tentang ‘Islam Politik’ dengan berkata, ”Agama bukan milik pemerintah, atau negara. Ia adalah milik individu. Negara boleh membantu warganya dalam menunaikan ibadahnya, namun pemerintah Negara tersebut tidak boleh dan tidak semestinya menyatakan keyakinan agama tertentu.” Dengan kata lain, Ed Husain adalah sepenuhnya seorang sekuler.

Dalam usahanya mendekonstruksi Nabhani, Ed menuding bahwa Nabhani mengambil ide dari Rousseau bahwa Tuhan menurunkan seperangkat hukum bagi manusia. Tapi definisi dan penolakan Ed Husain terhadap apa yang ia sebut sebagai ‘Islam politik’ menurut Andrew Booso – seorang kritikus buku The Islamist yang paling keras, ternyata tidak didukung oleh karya tokoh yang ia banggakan sebagai salah satu tokoh ‘Islam moderat’ yaitu Nuh Keller, yang menulis terjemahan dari ‘Reliance of the Traveler’ (‘Umdat al-Salik). Buku ini mendapatkan sertifikasi dari Al Azhar dan menurut Ed Husain buku ini juga merupakan ‘buku tafsir kitab suci umat Islam’ yang sangat dihormati. Dalam buku ‘Reliance’ ini, Nuh Keller menambahkan satu bab tambahan yang tidak ada dalam manuskrip aslinya yaitu bab tentang ‘al Khilafah’. Nuh Keller menjelaskan tambahan ini sebagai berikut:

Bab ini merupakan penambahan dari penerjemah (yaitu Nuh Keller) karena keberadaan Khilafah adalah kewajiban tersendiri dan juga merupakan prasyarat dari pelaksanaan ratusan peraturan atau hukum Islam yang ALLAH telah tentukan dan berfungsi sebagai tuntunan kehidupan beragama umat Islam.’

Oleb sebab itu, Mawdudi, Qutb, dan Nabhani tidak bisa dituduh sebagai kaum ekstrimis, hanya karena mereka ternyata meyakini dan menyebarluaskan suatu konsep yang sudah diakui kebenarannya oleh ahli hukum Islam di masa lalu. Di samping itu, Husain juga salah mengutip kata-kata Hamza Yusuf yang konon berkata bahwa ‘tidak ada negara Islam’. Padahal yang terjadi adalah Yusuf hanya mengatakan bahwa kata ‘Negara’ dalam bahasa Inggris tidaklah tepat dalam menjelaskan konsep khilafah, dan juga Yusuf juga tidak pernah bermaksud untuk menafikan Islam sebagai faktor penentu dalam suatu ordo politik.

Tentang rendahnya taraf penguasaan tsaqafah Islam Ed Husian ditunjukkan oleh Adrew Booso. Kata Booso, ”Meskipun Ed Husain menggarisbawahi perjalanan keilmuan Islam selama 1400 tahun melalui sistem periwayatan (isnad), dan juga dengan kemampuan Ed untuk menghafal tidak kurang dari separuh Al Quran, Ed Husain ternyata memiliki kelemahan pengetahuan tentang teologi dan Hukum Islam sebagaimana yang dibangun oleh para ulama. Dalam salah satu bagian dari bukuknya, Ed berkata, “Selama ini tidak pernah terbersit di benakku, apabila isu pemerintahan Islam sebegitu pentingnya, mengapa tidak satupun teks atau literatur klasik Islam menaruh pembahasan tentang ini?”

Untuk menanggapi klaim Ed Husain ini, Booso mengajak untuk mencermati tulisan Nuh Keller, yaitu seorang tokoh yang Ed sangat banggakan, menerjemahkan karya ulama klasik. Dalam karya terkenalnya yang berjudul al-Qawanin al-fiqhiyyah ternyata memiliki satu bab tersendiri yang secara khusus membahas tentang ‘al-imamah’, dimana ia uraikan beberapa prasyarat tradisional [ash-shurut]. Ini semua menunjukkan bahwa istilah-istilah ‘Islamist’, ‘Islamisme’ dan ‘politic Islam’ menjadi tidak bermakna karena apa yang dituduhkan oleh Ed Husain ternyata ditemukan pada karya ulama klasik.

Islam menyerukan agar Islam harus mengatur kehidupan publik dan kehidupan privat manusia, artinya Islam menolak sekularisme karena di dalam Islam tidak ditemukan prinsip yang biasa ditemukan dalam Kristen,”… Berikan kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar, dan berikan kepada Tuhan apa yang menjadi hak Tuhan.”

Kelemahan Ed Husain dalam pemahamannya tentang hukum dan studi teologi Islam juga terlihat dalam gayanya yang berlagak sebagai ulama dalam menyikapi penggunaan kata ‘kafir’ (bentuk jamaknya kuffar atau kafirun/kafirin). Padahal, Nuh Keller dalam menerjemahkan buku ‘Umdat Salik’ (The Reliance), ia menggunakan kata ‘kafir’ untuk mendeskripsikan umat non-muslim. Anehnya, Husain yang menganggap Nuh Keller sebagai tokoh moderat justru menuduh kaum ‘Islamist’lah yang pertama kalinya menggunakan kata kafir untuk mengidentifikasi non-muslim. Menurut opini Ed Husain, Quran menggunakan kata ‘kafir’ hanya diperuntukkan bagi kaum non-muslim penyembah berhala yang menindas umat Islam. Lebih jauh lagi, Ed Husain mengatakan bahwa kaum Yahudi dan Kristen tidak tepat dipanggil sebagai ‘kafir’, tetapi lebih cocok sebagai ‘ahli kitab’. Pemahaman Ed Husain seperti ini sayangnya justru menunjukkan keterbatasan pengetahuannya.

Buku ini memang mendapatkan sambutan dan banyak pujian, khususnya dari media dan komunitas Barat. Diantaranya, kolumnis The Daily Mail dan pengarang buku Londonistan, Melanie Phillips memuji habis buku ini. Dia tanpa sungkan menyatakan bahwa Ed Husain harus mendapatkan aplaus untuk keberaniannya menunjukkan kejujuran dan ketekunan intelektual.

Selain pujuan, juga tidak sedikit yang mengkritik habis. Diantaranya, Ziauddin Sardar melalui koran The Independent, memprotes yang apa yang telah ditulis Ed Husain. sebagai “reductive extremist” activity. Ia kemudian menolak buku Ed Husain ini dengan mengatakan “The Islamist seems to have been drafted by a Whitehall mandarin as a PR job for the Blair government.”

Dalam blognya, peneliti masalah-masalah ke Islaman, Yahya Birt mengkritik buku ini karena melakukan penyimpulan secara umum dari keadaan sekarang berdasarkan realitas di awal tahun 90-an, itupun dalam konteks keterlibatan Ed Husain dalam gerakan Islam dalam kurun yang sangat pendek. Meski dia sendiri tidak menolak perlunya membaca buku yang menawarkan sebuah pandangan insider’s view, tapi dia menolak saran Ed untuk melarang Hizbut Tahrir.

Kritik tajam juga datang penulis muslim, Andrew Booso yang menilai Ed Husain sebagai anak muda yang miskin pengetahuan agama, tapi berlagak seperti ulama. Katanya, “he shows a serious inadequacy of knowledge regarding theology and Sacred Law as expounded by the masters through the ages.” Salah satu yang membuat Booso berang adalah kritik Ed Husain terhadap ide khilafah yang dikatakan tidak memiliki landasan teologis apa pun. Dengan lugas Booso mengatakan bahwa kewajiban syar’iy dari tegaknya kekhilafahan adalah keyakinan standar yang telah disepakati oleh para ulama di sepanjang waktu.

Ada yang mencurigai, apa yang dilakukan oleh Ed Husain adalah demi kepentingan Partai Buruh. Dan kecurigaan ini belakangan terbukti. Kini, setelah mempelajari sufi hingga ke Syria, alih-alih Ed Husain menjadi muslim kaffah pembela kepentingan Islam, ia malah menjadi muslim liberal. Ia berpendapat wanita muslim boleh menikah dengan orang kafir, perempuan muslim tidak harus memakai jilbab, ia juga mendukung keterlibatan Inggris dalam perang Irak. Ia kini juga menjadi aktifis Partai Buruh dan menjadi bagian penting dari organisasi neokonservativ bernama the Center for Social Cohesion yang dipimpin Douglas Murray yang menolak adanya hari libur agama, menyerukan penutupan masjid-masjid dan pelarangan secara total imigrasi muslim di seluruh Eropa.

Tentang keterlibatan Ed Husain dalam HTB mendapatkan klarifikasi oleh Imran Waheed (mantan media representative HTB). Melalui email kepada Jubir HTI, ia menegaskan bahwa Ed Husain tidak pernah menjadi anggota HTB. Ia hanya pernah menjadi daris (pelajar) kurang dari 2 tahun. Ia juga tidak pernah memegang posisi apapun dalam struktur HTB (maka sangatlah aneh kalau di Indonesia sini Ed Husain sering dikatakan sebagai pimpinan HTB). Ia juga menegaskan bahwa sebagaian besar dari buku Ed Husain itu penuh dengan kebohongan. Ia mencontohkan kasus anggota HTB bernama Isa, yang disebut Ed sebagai anggota al Qaeda yang sangat dicari CIA. Isa adalah anggota HTB dan tinggal di London. Ia orang bebas dan bebas pula dari segala keterkaitan seperti yang dituduhkan Ed.

Tentang kebohongan Ed Husain juga ditunjukkan oleh Kaashif Nawaz –saudara laki-laki dari Maajid Nawaz, anggota HTB yang pernah ditahan pemerintah Mesir. Diantaranya kasus pembunuhan di East – Ham College – yang membuat Ed Husain memutuskan keluar dari HTB karena menganggap HTB lah dengan doktrin-doktrinya yang telah mendorong terjadinya pembunuhan di sana. Kaashif Nawaz menegaskan bahwa orang yang terbunuh di sana bukanlah orang Kristen, melainkan orang yang tengah mabuk dan terlibat pertikaian dengan orang lain. Peristiwa itu juga sama sekali tidak melibatkan anggota HTB. Ia membenarkan bahwa periode di mana Ed Husain aktif dalam HTB sangat dipengaruhi oleh sosok Omar Bakri yang sangat keras. Tapi sepeninggal Omar Bakri, HTB berubah, kini tidaklah seperi yang diceritakan oleh Ed Husain. Maksudnya, HTB di masa lalu dinilai telah dibajak oleh Omar Bakri sehingga menyimpang dari warna yang semestinya ada. Ia juga menegaskan bahwa, berbeda dengan Syed Qutb or Maududi, Taqiudeen al-Nabhani adalah ulama yang alim, lulusan al Azhar dan Darul Ulum Kairo dan pernah menjadi profesor di Fakultas Shariah di Amman. Taqiyyuddin juga mempunyai latar belakang sufi melalui kakeknya Sufi Sheikh Yusuf al-Nabhani. Maksudnya, kalau sekiranya hanya jalan sufi yang dicari oleh Ed Husain, semestinya ia tidak perlu keluar dari HTB dan kemudian mencaci maki sedemikan rupa karena toh Hizbut Tahrir sesungguhnya juga menyediakan jalan itu. (Muhammad Ismail Yusanto )

36 comments

  1. orang-orang sinis akan selalu ada dan menentang perjuangan Islam. Semoga Allah menunjukan kebenaran, InsyaAllah

  2. innalillah… satu lagi penghianat Allah dan Rasul-Nya muncul, semoga Allah memberikan peringatan kepada Ed Husain, Aamiin…

  3. sesungguhnya fakta anak2 muda yang seperti itu juga banyak di sekitar qt, karena tsaqofah islam’y yg krg trs ada kepentingan di balik pencariannya, atau memang ia ketika hijrahnya tdk atas niatan lillahi ta’ala, jd’y seperti ini…
    semoga Allah memberi hidayah padanya…

  4. semoga Allah memberikan petunjuk pada Ed Husain sebelum semakin terjerumus dalam kubangan fitnah yang dia lontarkan, dan bagi saudaraku HTB yang lain semoga diberi pertolongan dan kemudahan dalam dakwanya oleh Allah SWT, amin…!

    Allahuakbar….Allahuakbar….Allahuakbar..

  5. musuh-musuh Islam benar-benar berusaha keras untuk menghancurkan Islam dan umat Islam, tapi saya yakin Islam akan kembali menjadi Idiologi dunia

  6. Betul. Dari apa yang saya baca dari The Islamist edisi Inggris, itu mah cuma “diary” saja dari seorang pemuda (Ed) yang sedang belajar mengenal Islam. Sarat dengan penilaian subyektif dan generalisasi.

  7. ah, orang semacam Ed Husein sudah ada sejak masa Rosulullah SAW, masuk Islam kemudian murtad. Tapi yang jelas jumlahnya sangat sedikit. Jadi aneh kalau kelompok liberal sering menjadikan buku Ed Husein (yang jadi daris baru 2 tahun) untuk menyerang HT, tapi melupakan jutaan orang yang bergabung dengan HT diseluruh dunia yang terus bertambah dan bertambah. Yang bergabung mulai dari non muslim, pemuda, intelektual, bahkan para ulama besar.

  8. semoga Allah kembali memeberikan hidayahNya kepadanya. Amin.

  9. maka pelajarilah islam secara khafah.

  10. fitnah yang hanya dibuat untuk mengada-ngada hingga ingin merusak citra HT takkan pernah berhasil, karena orang2 yang bergerak di dalam jamaah dakwah ini adalah orang2 yang ikhlas… demi perjuanagn yang mulia ini. amin

  11. ummar abd aziz

    kasian banget tu orang. pengetahuan cetek tapi berani ngomong yang nggak2.

  12. Yang ditabani Ed Husein: “kencingi sumur zam-zam maka kamu akan terkenal”

  13. Kembali para anti islam mempertontonkan kebenciannya kepada Islam. Menyusul setelah diterbitkannya buku “ilusi negara islam” mereka kembali melakukan serangan kepada islam secara pemikiran yang terbukti penuh kebencian dan kebohongan di dalamnya. Buku “The Islamist” Ed Husen adalah bentuk serupa yang memperkuat ide sekularisme yang mereka perjuangkan. Mereka tahu ummat islam saat akan mendekat kepada kebangkitan yang mereka khawatirkan.
    Semoga ini semakin memperkuat keyakinan kita para pejuang syari’ah dan khilafah. Allahu akbar!!

  14. Na”udzubillah min dzalik…
    Umat Islam dalam fitnah dari seseorang…

  15. ini adalah effect yang terjadi sebagai terapi kita semua dan terlebih untuk semua ummat muslim. Jika para guru dan orang tuanya tidak memberi bekal yang serius dengan Islamnya, maka tidak heran apabila dia justru generasi sekutu para penyerang agamanya sendiri. dan Khususnya bagi Musyrif atau Pembinanya jangan main-main dengan anak didiknya. Jangan pelit untuk memberikan segala sesuatu yang bermanfaat dan dapat terus menjadi pendukung Dakwahnya. Serta tentunya juga dengan pengawasan yang lebih baik pula. Ingat bahwa mereka adalah ibarat ANAK PANAH yang siap dibidikkan dan dilontarkan oleh BUSURnya yang ‘Alim untuk menghujam dan membunuh Iblis-Iblis penjarah kehormatan Islam. Laa ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah. Semoga dengan Da’wah kita Islam_Syari’ah_Khilafah tegak dengan Ridho Allah SWT.

  16. heh… aya-aya wae…!
    the caliphate must go on ………………………>>>>>>

  17. ukhti saidah

    Semoga yang telah membaca tulisan ini agar bersegera tersadar untuk lebih meningkatkan Ilmu lagi dg senantiasa mempelajari Islam Secara Kaffah..Agar bisa membedakan antara yg bathil dg yg haq..antara PengFitnah dengan yg Tulus …Dijalan Allah

  18. Maka belajarlah dan jadilah islam yang sempurna jangan setengah setengah, marilah kita jadikan peristiwa ini sebagai pelajaran untk kita agar selalu meningkatkan fikrul islam kita menjadi kader da’wah yang tangguh untuk menegakkan khilafah Allahu Akbar

  19. Semoga ini menjadi titik pembelajaran
    tuk sang Pujangga Khilafah

    agar senantiasa membekali tsaqofah
    tuk membela dien nan termulia ini
    lewat syair, novel berhikmah

    semoga tulisanku kelak
    merangkum kebenderangan aqliyyah
    mengukuh nafsiyyah
    dan mentawadhu-kan syakhshiyyah islamiyyah

    Salam sepenuh cinta
    teruntuk semua sahabat secinta
    guru-guru nan membimbingku
    wa bil khusus KH. Muhammad Shiddiq Al Jawi (atas tahqiq dan tashih teruntuk draf antologi puisi; “PUISI-PUISI CINTA”

    ada sebait doa
    kala kutuliskan kata
    teruntuk pesona juang antum antunna semua

    “Ed Husain hanyalah ilalang rapuh
    nan terombang ambingkan
    oleh sepoi hedonisme zaman”

    Tasikmalaya, 21 Juni 2009 00.00
    Sahabatmu Fillah,

    Apu’ Indragiry (sang Pujangga Khilafah)

  20. namanya aja cari duit, biar cepet laku

  21. Disinilah Allah memperingatkan bahw ‘al fitnatu asyaddu min al qatl’, orang-orang seperti ini lebih berbahaya dibandiing dengan orang yang mereka tuduh sebagai ‘terorist’. Orang-orang seperti sangat dicari aparat intelegen. Tujuannya tidak lain untuk menjauhkan umat dari gerakan Islam yang shahih. La tazalu thoifatun dhohirina ‘ala al haq ….

  22. na’uzubillah min zhalik,
    semoga Allah membuka pintu taubat bagi Ed Husein.

  23. * ALLAH MAHA KUASA atas sgalanya.manusia punya rekayasa.ALLAH punya rekayasa yg lebih agung. Makin disudutkannya islam dan ide2 khilafah, makin banyak orang awam yang penasaran trhadap ide2 KHILAFAH

  24. 1.Tanggapan syarat dgn referensi bacaan yg terkait, salut ust ismail yusanto, walau sibuk masih sempat baca
    2.Satu motif terkuak untuk menuduh islam,semoga selalu dimudahkan urusan dakwah ini…

  25. perjuangan ini memang harus di emban oleh orang-orang yang tegar dan iklash bukan orang 2 pragmatism seperti ed husein…semoga tidak ada lagi ed husein – ed husein baru di negeri kaum muslimin…

  26. Khilafah akan segera tegak!!!
    Bersabarlah saudara-saudaraku
    Kita akan bangkit dalam menunjukkan kebenaran
    Jangan tanyakan apa yang telah kita korbankan
    Jangan tanyakan kita berjuang sendiri
    Karena sesungguhnya Allah telah memilih diri-diri kita
    Perjalanan Dakwah itu pahit karena syurga Allah itu maniz
    Ayo semangat!!!
    Allahu Akbar

  27. Mereka berbuat makar, Allah juga akan berbuat makar pada mereka, wallahu khairul makirin…. ini harus disadarai oleh orang munafiq!!!

  28. Apapun yang di tulis oleh Ed tidak akan mempengaruhi para pengemban dakwah yang ikhlas berjuang di jalan ALLAH SWT.. Allahu Akbar

  29. saya waktu itu beberapa kali mau beli buku itu, tapi aga ragu, ketika baca sinopsisnya, pastinya tidak jauh berbeda dengan buku keith runner yang sangat mencitraburukan, ternyata memang benar

    terima kasih untuk bahasanya Ustad Ismail

  30. Begitulah cerita sang pengkhianat, ketika amanah Allah & Rasulnya tidak mampu ia perjuangkan, maka ia akan berbalik menjadi penyebar fitnah. Naudzubillah..

  31. heheheh biasa aj lagi..bntr lagi fitnah ini akan ganti fitnah yg baru..bukankah org2 yg tidak suka syariat tegak slalu berusaha dg berbagai cara tuk memperlambat tegaknya daulah khilafah,cahaya ini tak kan pernah padam..tp tetep akan tegak dg perjuangan keras pejuang syariah dan khilafah yg tak pernah lelah,dg keikhlasan dan kesabaran yang jadi bahan bakar penggerak..Allah akan segera memberi kabar gembira tsb..!!!menjawab tuntas perjuangan kita,yakinlah..!!! jangan terpengaruh oleh si Ed..hanya dia seorg mantan syabab.
    Moga Alah memeberikan petunjuk kepdnya.dan memberikan pertolongan kepada pejuang2 syariah dan khilafah diseluruh dunia.Allahuakabar..!!

  32. Oalah, ujung-ujungnya nyari duit to. Nyerang komunitas muslim lain tu ternyata pingin jadi anggota partai Buruh ta? Kasihan sekali engkau mas Ed, cuma segitu harga dirimu.

  33. Sangat penting bagi seorang muslim baik muda maupun tua untuk mengetahui dan paham akar sejarah islam yang sesungguhnya, berhati-hatilah dalam mempelajari kitab2 islam,terus terang di jaman ini hanya tinggal tersisa satu literatur murni dan saya kira cukuplah ini yang jadi pegangan kita yakni Alquran (hakikatnya semua muslim wajib bisa berbahasa arab,sehingga alquran bukan sekedar dilafazkan). Kitab made in Al-Azhar atau negara islam manapun by famous sufi moslem author yg berasal dari jaman/abad … bukanlah sebuah jaminan (kitab adalah buah pemikiran manusia, siapapun dia, manusianya tdk ada yg sempurna & luput dari salah)lihat saja sekarang akibat terlalu banyak kitab2, hadist dan pemikiran islam yg direkayasa maka banyak muncullah aliran dan gerakan2 dlm islam. saya lihat semakin hari semakin banyak bermunculan Ed Ed yg lain.

  34. Kebohongan akan dikalahkan oleh kebenaran, smoga selalu istiqamah memperjuangan kemulyaan Islam

  35. Semoga Ed segera bertaubat sebelum ajal menjemput atau khilafah tegak tidak lama lagi. agar tidak menyesal seumur hidupnya dunia akherat…

  36. Semoga dibukakan pintuhatinya untuk kembali kejalan yang benar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*