Lebih dari 500 Muslim Rancaekek Menghadiri Bedah Buku Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia

Takbir….! Allahu Akbar…! Takbir..! Allahu Akbar…! Gelora takbir dari 500 lebih kaum Muslimin membahana di seluruh penjuru ruangan Masjid Besar Rancaekek saat MC membuka acara Bedah Buku Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia pada Ahad, 14 Juni 2009. Sejak pukul 08.00, ratusan orang berbodong-bondong menuju tempat dilaksanakannya bedah buku yang mengambil tema “Indonesia, Khilafah, dan Penyatuan Kembali Dunia Islam”.
Hadir sebagai pembedah adalah para aktivis Hizbut Tahrir Indonesia DPC Rancaekek yaitu Ust. Budi saefullah, Ust. Agus Suryana, S.S., Ust. Aas Hasbullah, S.Sos., dan Ust. Adam Romulo, S.Si. Dalam paparan pembuka Ust. Budi Harsanto, S.E.,M.M., yang bertindak sebagai moderator menegaskan bahwa problematika yang dihadapi Indonesia saat ini yang notabene disebabkan karena diterapkannya Kapitalisme-Sekuler mengharuskan adanya jalan baru menuju perubahan hakiki yakni dengan jalan menegakkan Syariah dan Khilafah. Jalan baru inilah yang ditawarkan oleh HTI dengan mengeluarkan buku Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia.
Mengurai paparan tentang kesempurnaan Islam yang terdapat dalam isi buku Manifesto, Ust. Budi Haryana menjelaskan dengan sangat gamblang bagaimana sistem Khilafah mengatur pemerintahannya yang jauh berbeda secara diametral dengan sistem Demokrasi, termasuk dari aspek ekonomi dan peradilan Islam yang sarat dengan nilai keadilan. Pada paparan yang kedua, Ust. Agus Suryana, S.S. melontarkan kritiknya terhadap sistem sekuler saat ini terkait masalah pergaulan,  sistem media dan Informasi serta pendidikan, dan membandingkannya dengan Khilafah ketika berkuasa kelak.
Keunggulan Syariat Islam dalam mengatur politik baik dalam maupun luar negeri disampaikan oleh Ust. Aas Hasbullah S.Sos, dengan penyajian yang berbeda yakni memakai Bahasa Sunda yang akrab di telinga sebagian besar hadirin yang hadir dalam acara tersebut. Dalam paparan pamungkasnya Ust. Adam Romulo, S.Si, memberikan gambaran tentang ta’rif Hizbut Tahrir mulai dari latar belakang, tujuan, konsep, keanggotaan, sampai sejarah berdirinya Hizbut Tahrir, seraya memberikan penegasan kepada hadirin dengan menyampaikan Bisyarah Nabawiyah tentang akan tegaknya kembali Khilafah dengan manhaj kenabian.
Pada sesi testimoni tokoh Dr. Nandang Harun (salah satu tokoh parpol di Rancaekek), menyatakan dukungannya terhadap buku Manifesto ini, untuk selanjutnya lanjut beliau HTI mesti membangun komunikasi lebih intens lagi dengan parpol atau gerakan Islam yang lain untuk mewujudkan cita-citanya. Senada dengan Dr. Nandang Harun, Ibu Hj. Maya (Istri ketua MUI Kec. Rancaekek) juga menyatakan dukungannya terhadap buku Manifesto HT untuk Indonesia, seraya mendo’akan agar di waktu yang tidak akan lama lagi HTI mampu menegakkan kembali Syariah di bawah bingkai Khilafah Islamiyah. Wallahu’alam. (Humas DPC HTI Rancaekek)