Solo–Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mendeklarasikan manifesto penegakan syariat Islam dan daulah khilafah di Gedung Al Irsyad, Pasar Kliwon, Solo, Minggu (21/6).
Deklarasi menghadirkan pembicara pengurus DPP HTI Ustad Rohmat Labib dan Ketua Humas HTI Soloraya Sholahuddin. Sebagai panelis dihadirkan pengamat politik Dr Aidul Fitriciada dan Redaktur SOLOPOS, Abu Nadhif.
Manifesto daulah khilafah HTI meliputi sistem pemerintahan, ekonomi, politik, hukum, media informasi dan lain-lain. Dalam ceramah yang dihadiri ratusan orang terdiri atas anggota HTI dan masyarakat umum itu, Rohmat Labib menyatakan, sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia terbukti tidak berhasil menyejahterakan masyarakat Tanah Air. Hal yang sama juga terjadi pada sistem kapitalisme dan sosialisme. “Karenanya, saatnya sekarang menerapkan syariat Islam dan daulah khilafah, sebuah sistem yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan untuk seluruh umat, bukan saja muslim namun juga masyarakat lainnya,” tandas dia.
Dalam hal ekonomi, tambah Ketua Humas HTI Soloraya Sholahuddin, Indonesia terpuruk karena tergerogoti oleh sistem kapitalisme. “Maka penegakan ekonomi syariah adalah mutlak,” kata dia.
Sementara Aidul Fitriciada berpendapat, ide-ide HTI sangat orisinal dan mengedepankan ideologi. Namun, diperlukan strategi brilian agar ide-ide tersebut bisa mengilhami kebijakan politik di Tanah Air.
“Karena kebetulan HTI belum masuk pada parlemen Indonesia, maka ide-ide itu bisa saja ‘dititipkan’ ke partai Islam. Dengan demikian, gagasan tersebut dapat terwujud dalam sebuah produk kebijakan. Misalnya tentang ide perbankan syariah yang kini sudah berhasil diwujudkan,” katanya. [Solopos, 22/06/2009]