Laporan militer Amerika Serikat menyebutkan bahwa paling tidak 26 warga sipil meninggal, namun mengakui angka sebenarnya mungkin lebih tinggi lagi.
Para pejabat Amerika menyelidiki tujuh serangan terhadap sasaran Taliban di propinsi Farah tanggal 4 Mei, dan menyimpulkan tiga operasi tidak sesuai dengan standar militer.
Pemerintah Afganistan mengatakan 140 warga sipil tewas dalam serarangan-serangan itu.
Washington dan Kabul berdebat selama berminggu-minggu atas jumlah korban dalam insiden itu.
Laporan Amerika itu membela operasi Farah dengan mengatakan penggunaan kekerasan “merupakan langkah yang tepat untuk menghancurkan ancaman musuh”.
“Namun, ketidakmampuan untuk mencegah atau meminimalisir korban lain menyebabkan timbulnya korban sipil,” kata laporan itu.
Laporan itu menyebutkan tiga serangan terakhir, yang terjadi di malam hari, tidak menerapkan “petunjuk khusus” dalam mengikuti peraturan.
“Karena tidak menerapkan peraturan, timbullah korban sipil,” sebut laporan itu.
Namun laporan itu menyebutkan jumlah korban sebenarnya kemungkinan tidak akan pernah diketahui karena banyak korban yang dimakamkan sebelum penyelidikan dimulai.
Dokumen itu menyebutkan sejumlah rekomendasi untuk mengurangi kemungkinan jatuhnya korban sipil.
Disebutkan komunikasi harus diperbaiki, petunjuk baru harus diterapkan dan personil harus dilatih ulang.
Jendral Stanley McChrystal, Komandan pasukan Amerika di Afghansitan saat ini tengah meninjau ulang peraturan terkait serangan udara.
Ia mengatakan bulan lalu, pasukan Amerika harus menggunakan peraturan itu untuk mengantisipasi resiko pasukan Nato dan Amerika.
Baik Nato dan Amerika menekankan mencegah korban sipil merupakan prioritas dalam setiap operasi. [bbc, 20/06/2009]