Dr. Jacques Diouf, Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) berkata: “Bahwasannya jumlah orang yang menderita kelaparan di seluruh dunia tahun ini mecapai 1 miliar orang, yakni seperenam dari populasi penduduk dunia, itu semua terjadi karena krisis ekonomi global dan meningkatnya harga-harga makanan tertentu (pokok)”.
Diouf menjelaskan: “Bahwa krisis kelaparan yang mematikan, yang sekarang menimpa seperenam umat manusia, akan menimbulkan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan di dunia. Jadi harus membentuk konsensus yang komprehensif terkait tindakan aktif dan cepat untuk mengakhiri bencana kelaparan di muka bumi, dan mengambil tindakan yang menjamin tercapainya tujuan tersebut. ”
Sesungguhnya yang harus dipahami oleh Dr. Jacques Diouf dan teman-temannya adalah bahwa krisis kelaparan ini mustahil dilenyapkan kecuali dengan meleyapkan sistem kapitalis itu sendiri. Sedanga apa yang diminta oleh Diouf bahwa “penting melakukan tindakan aktif dan cepat untuk mengakhiri bencana kelaparan di muka bumi” tidak akan mendapatkan restu dari Amerika dan negara-negara penjajah. Sebab, sifat kerakusan para kapitalis itulah yang mendorong para penjajah untuk bekerja demi mengakuisisi semua kekayaan dan mencegah negara-negara miskin memilikinya. Inilah sebenarnya yang terus meningkatkan jumlah orang yang kelaparan di dunia.
Bukti atas hal tersebut adalah bahwa setiap tahun meningkat jutaan lebih jumlah orang-orang yang berubah dari hidup dalam kemiskinan menjadi hidup dalam kelaparan.
Dalam setahun terakhir ini saja, jumlah orang yang kelaparan meningkat sekitar 100 juta orang, dan itupun yang tercatat. Padahal Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa terus menyerukan, memohon, dan berjanji untuk mengurangi jumlah masyarakat miskin dan kelaparan di dunia. (kantor berita HT, 22/06/2009)