Presiden Somalia, Syeikh Syarif Ahmad pada hari Senin mengumumkan keadaan darurat, sementara itu para milisi Islam terus mencekiknya. Sehingga hal itu merupakan ancaman serius bagi pemerintah yang sudah tidak berdaya dan hanya menguasai sebagian kecil saja dari wilayah negara. Akhirnya selama sepekan terakhir ia mengemis terhadap pasukan Afrika dan pasukan internasional.
Keputusan itu datang dengan segera dari pemerintah yang lemah, tak berdaya, dan bahkan hampir sekarat. Dalam keputusan tersebut, Ketua Parlemen Somalia pada hari Sabtu menyeru kepada negara-negara tetangga, seperti Kenya, Ethiopia, Djibouti, dan Yaman untuk mengirim pasukannya “dalam waktu 24 jam” ke Somalia, sebab perlawanan para milisi Islam “telah mengganggu dan membuat susah” pemerintahnya.
Para milisi “Pemuda Mujahidin” dan “Partai Islam” melancarkan serangan pada tanggal 7 Mei terhadap pemerintah, kemudian pasukan yang loyal dan setia kepada pemerintah melakukan serangan balik pada tanggal 22 Mei, namun hal itu disambut oleh para milisi Islam dengan serangan yang lebih besar. (kantor berita HT, 25/06/2009)