Presiden Perancis, Sarkozy dalam pekan ini mengatakan bahwa pakaian islami, dari kepala hingga kaki, bagi perempuan bukanlah merupakan simbol agama, namun itu tidak lain merupakan indikasi perbudakan terhadap perempuan.
Para anggota parlemen yang setuju dengan pidato Sarkozy mengatakan: “Bahwa burqa tidak menunjukkan kepada ajaran agama tertentu, dan itu hanya menunjukkan sebuah bentuk perbudakan.”
Sebelumnya terdapat seruan dari sebuah komite yang terdiri dari enam puluh lima anggota parlemen Perancis untuk menguji apakah perempuan yang menutup seluruh tubuhnya di tempat-tempat umum itu melepaskan tradisi sekuler di Perancis dan juga hak-hak asasi perempuan. Sedang mereka, para anggota parlemen adalah representasi dari berbagai partai, mulai dari partai yang sekuler hingga partai Sarkozy, Persatuan Gerakan Kebangsaan.
Seruan itu sukses meraih dukungan langsung dari anggota Parlemen yang ikut (berkoalisi) di Pemerintahan Sarkozy, yaitu kelompok ekstrim kanan tengah. Namun, hal itu mendapat perlawanan dari orang-orang sosialis, yaitu dari partai oposisi presiden.
Sesungguhnya, ini bukan pertama kalinya bahwa pemerintah Perancis mempermasahkan dasar bagi pakaian perempuan Muslim. Pada tahun 2004, pemerintah telah membuat keputusan yang kontroversial, yaitu pelarangan memakai kerudung di sekolah-sekolah negeri, dan kantor-kantor pemerintah.
Adalah ironis, Perancis yang mengklaim bahwa negaranya sebagai cahaya yang menerangi kebebasan beragama dan toleransi, namun konsep yang di dewakannya itu segera dilupakan ketika persoalannya terkait dengan umat Islam di Perancis dan di dunia. (kantor berita HT, 27/06/2009)
Sekulerisme, hanya produk jalan tengah, jalan kompromi, bukan hasil pemikiran yang mendalam dan tinggi. Pantaslah level pemikirannya tidak mampu mencapai derajat lebih tinggi menyangkut isu politik, ekonomi, sosial, dan lainnya. Hasilnya : peradaban Barat yang rapuh dan rendah. Di masa krisis ekonomi menampar wajah peradaban mereka sendiri, mengguncang pemikiran rapuh ekonomi mereka, inikah yang mereka hanya bisa perbincangkan, tentang pakaian wanita?? Bagaimana mereka akan mampu mendapati hikmah tinggi pakaian wanita muslim, ketika mereka tidak bisa membedakan pakaian dan ketelanjangan untuk wanita bayi dengan wanita dewasa di tengah mereka??
salam ya akhi,
As-Shaff ayat 8 : Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut(tipudaya) mereka,tetapi Allah tetap menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang kafir membencinya.
Al-Ahzab ayat 59 : Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
An-Nuur ayat 31 : Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya,dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
Jelas, ini adalah perintah! Bukannya soal hak,kebebasan ataupun maruah, sepertimana yang difikirkan oleh akal cetek dan dungu si sarkozy laknatullah. Si kafir laknatullah bercakap tentang memberikan HAK dan menjaga maruah kepada umat Islam?? Alangkah kejinya!
wassalam
salam ya sobat! janganlah mencari-cari alasan untuk tidak menjalankan perintah Allah, bahwa apa yang kita perbuat akan kita pertanggungjawabkan.