JAKARTA — Narkoba masih mengancam remaja sampai saat ini meskipun Indonesia sudah berkomitmen bebas narkoba dan HIV AIDS pada 2015.Ancaman tersebut terlihat dari tren jumlah pengguna narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa yang meningkat.
Dari penelitian yang dilakukan Badan Narkotika Nasional bekerja sama dengan Universitas Indonesia tahun 2008 menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah pengguna narkoba sebesar 22,7%. Dari sejumlah 1,1 juta di tahun 2006 menjadi 1,35 juta di tahun 2008.
”Memang terjadi peningkatan dilihat dari jumlah.tapi peningkatan tersebut sejalan dengan peningkatan populasi,” kata Sapari,Kepala Sub Bidang Penyuluhan dan Penerangan BNN saat jumpa pers Peringatan Hari Anti Narkoba Internasional di Jakarta,Jumat (26/6).
Dengan kata lain Sapari menjelaskan bahwa terjadi stagnansi upaya penurunan pengguna narkoba di Indonesia.Diakuinya memang sangat sulit untuk melakukan pencegahan penggunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa.Karena peredaran narkoba juga semakin gencar dibarengi perkembangan teknologi produksi narkoba di Indonesia.
Saat ini data BNN 2008 menyebutkan bahwa ada 3,6 juta penyalahguna narkoba di Indonesia.Dimana 41% diantara mereka pertama kali mencoba narkoba di usia 16-18 tahun.
Sebagian besar penyalahgunaan narkoba ini dimulai sejak usia remaja menurut Sekretaris Jenderal Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), Iskandar Hukom, karena remaja paling mudah dipengaruhi oleh teman sebayanya termasuk dalam penggunaan narkoba.
”Mereka melihat itu sebagai tren bagi remaja.Sementara upaya pencegahan yang dilakukan orang tua dengan menasehati cenderung tidak didengarkan oleh kalangan remaja,” kata dia.
Disadari atau tidak, kata Iskandar, peningkatan jumlah pengguna narkoba di kalangan remaja juga dipengaruhi oleh lingkungan.Meskipun paling banyak pengguna narkoba mulai mencoba sejak remaja tak dipungkiri penggunaan di kalangan orang dewasa juga meningkat.Dari tahun 2006 yang berjumlah 2,1 juta menjadi 2,25 juta di tahun 2008.
Ditegaskan pula oleh Sapari bahwa meningkatnya penggunaan narkoba di kalangan dewasa sudah menjangkau seluruh lapisan masyarakat.”Termasuk di dalamnya aparat hukum yang seharusnya mencegah penggunaan ikut terjeremus sebagai pengguna,” kata dia. (Republika online, 26/06/2009)
Mengguritanya narkoba mencengkeram rakyat Indonesia adalah buah kapitalisme, Pemberantasan narkoba tanpa menerapkan syariah secara kaffah adalah memecahkan masalah dengan melahirkan masalah baru.
gmN za caranya menanggulangi kenalakalan remaj ???
pa lagi kan narkoba itu sangat berbahaya seka za bag remaja??
pakah penyuluhan2 mengenai narkoba itu perlu za???
narkba perusak bagi anak2 bangsa terutama para remaja
Disadari atau tidak, budaya pop hedonisme tengah mengancam remaja Islam, jika tidak dikatakan menghancurkan generasi muda Islam.
Budaya ini tengah menyerang remaja Islam di tengah-tengah kemunduran pemikiran yang parah. Sejak pintu ijtihad ditutup, kemunduran pemikiran melanda umat Islam secara umum yang pada akhirnya mengakibatkan terjajahnya satu demi satu wilayah Islam oleh para korporat, negara kolonial dan kapitalis penjajah.
Terjajahnya dunia Islam menciptakan generasi muda Islam yang justru muak dengan ajaran Islam, karena melihat dan langsung menjustifikasi kemunduran pemikiran para ulama, raja dan sultan sebagai bukti cacatnya ajaran Islam. Ironisnya, mereka lebih takjub akan peradaban barat penjajah yang mencapai kebangkitan pemikiran sehingga berhasil menguasai ekonomi, politik, dan teknologi persenjataan dunia.
Takjubnya generasi muda Islam terhadap barat menghasilkan generasi yang menerima apa saja dari barat, walaupun hal-hal tersebut bersifat sangat merusak seperti hedonisme.
Barat dengan kelicikannya memanfaatkan posisi menguntungkan tersebut dengan mengeksploitasi naluri kemanusiaan yang alamiah berupa kecenderungan akan kemewahan dunia, wanita cantik, hiburan, pertunjukan olahraga dan kesenangan lainnya.
Semua itu dimanfaatkan oleh barat dengan mendukung industri-industri entertainment raksasa yang membius umat Islam–terutama generasi muda Islam–sehingga menjadikan mereka lupa akan problem utama mereka sendiri, yaitu penjajahan.
Kini, sebagian besar remaja Islam menjadi asing terhadap ajaran Islam sendiri. Mereka lebih mengenal budaya pop seperti dunia selebritis, pertandingan sepakbola, game komputer dan budaya hedon lainnya. Mereka menjadi generasi korban hedonisme, malas, gemar hura-hura, terlibat pergaulan bebas dan freesex. Bahkan tidak sedikit yang terjerumus ke dalam jurang kriminal seperti tawuran, pemerkosaan, penyimpangan seksual, aborsi, narkoba dan semisalnya.
Inilah potret realita kaum remaja Islam saat ini yang menjadi korban penjajahan. Ironisnya, mereka tidak menyadarinya, mudah frustasi dan berputus asa.