BALIKPAPAN — Saat memberikan pengarahan kepada para pengusaha, yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Nasional Indonesia (Apindo), Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla mengungkapkan ia pernah marah besar kepada Boediono, yang pernah menjadi Menko Perekonomian.
“Puncak kemarahan saya yang pertama ketika Pak Boediono menolak memberikan jaminan pemerintah secara tertulis untuk proyek listrik 10.000 MW kepada perbankan,” ungkap Wapres, saat memberikan pengarahan di Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Apindo di Hotel Adika Bahtera, Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Sabtu (27/6) siang.
Menurut Wapres, puncak kemarahannya yang kedua saat ia diminta memberikan persetujuan untuk memberikan jaminan 100 persen kepada perbankan dalam pemberian kredit atau blunket guarrantee.
“Hampir saya lempar surat penjaminan perbankan tersebut. Saya waktu itu hanya pukul meja. Itulah puncak kemarahan saya yang kedua karena waktu itu dibilang jaminan penuh itu sudah disetujui oleh pimpinan,” tambah Wapres, tanpa merinci siapa yang dimaksud pimpinan itu.
Dikatakan Wapres, “Mengapa saya marah besar. Karena, menurut saya, begitulah cara berpikir liberal. Untuk memberikan jaminan kepada kepentingan rakyat yang butuh listrik, tidak disetujui. Akan tetapi, untuk kepentingan pemilik modal bank, mau dijamin 100 persen.”(Kompas.com 27/06/2009)
neoliberal harus terus dihantam, seruan syariah dan khilafah harus terus dikumandangkan.
HANYA ORANG NAIF, YANG PUNYA KEYAKINAN BAHWA NEOLIBERALISME MEMBAWA KESEJAHTERAAN BUAT RAKYAT. APAPUN PARTAINYA, SELAGI MENGANUT EKONOMI KAPITALISME……TIDAK NGARUH BUAT PERUBAHAN RAHMATTANLILALLAMIN. ALLAHUAKBAR
sstt… sesama neolib jangan saling cakar cakaran! bercermin saja pada diri sendiri, bukannya ente juga neolib?
bagus pak harus tegas pada boneka AS (liberalis)kasihan Rakyat kita selalu menderita, ditengah kekayaan indonesia yang melimpah ruah