HTI Press (Garut)–Untuk ke sekian kalinya Hizbut-Tahrir daerah Garut menggelar acara diskusi publik untuk kaum muslim kota Garut, dan Hizbut-Tahrir pun tidak henti-hentinya mengingatkan kaum Muslim tentang pentingnya syari’ah Islam, beberapa hari yang lalu, tepatnya hari ahad (28/6) bertempat di aula gedung bakorwil priangan Garut di gelar sebuah acara diskusi publik bertajuk “Manifesto Hizbut-Tahrir untuk Indonesia lebih baik ”.
Dalam kesempatan acara kali ini panitia acara diskusi publik menghadirkan pemateri tunggal, yakni Ustadz Luthfi Arif Rahman dan moderator salah seorang aktivis Hizbut-Tahrir daerah Garut Usatdz Rizki Rijal, acara yang dimulai dengan pembacaan beberapa ayat suci Al-Qur’an ini berlangsung khusuk namun tidak mengurangi semangat para peserta diskusi, setelah pembacaan ayat ayat suci Al-Qur’an acara pun dilanjutkan dengan sambutan dari panitia acara yang pada kesempatan kali ini di sampaikan oleh salah satu tokoh Hizbut-Tahrir, Ustadz Maghfur Abdullah.
Menginjak pada acara inti yakni penyampaian materi diskusi oleh narasumber, MC Asep Suryana yang merupakan salah seorang MC kondang asal Pasundan Garut mempersilahkan pemateri untuk memaparkan materinya kepada peserta diskusi yang pada saat itu tampak sudah tidak sabar untuk segera menyimak materi yang akan di sampaikan oleh Ustadz Luthfi.
Dalam penyampaian materinya Ustadz Luthfi membeberkan secara gamblang, bagaimana fakta yang terjadi di dunia sekarang ini sungguh sangat memilukan bagi kaum Muslim, bagaimana tidak? sistem kapitalis sekuler telah menggegrogoti kaum Muslim di dunia hingga secara tidak sadar kita di jauhkan dari agamanya sendiri, padahal Islam sendiri bukanlah agama yang hanya mengurusi ibadah ritual belaka, namun Islam merupakan agama yang dibangun dari sebuah sistem hukum komprehensif yang jaminannya adalah landasan Al-Qur’an dan as-sunah yang nyata-nyata datangnya dari penguasa alam semesta yakni Allah SWT yang kemudian disebarkan oleh Rasulullah SAW ke seluruh pelosok dunia dengan dakwah dan jihad, hingga pada masa keemasannya tempo dulu Islam menjadi sebuah agama dan ideologi yang menjadikan manusia dipenuhi dengan berkah dan rahmatNYA, tak terkecuali dengan non-Muslim semuanya mendapatkan kesejahteraan hidup di bawah naungan sistem Islam hingga berabad abad lamanya.
Namun kini, apa yang terjadi? setelah imperium Islam tumbang oleh keganasan kaum sekuler yang dipimpin seorang penjahat perang Kemal Attatrurk sekitar tahun 1924, umat Islam yang tadinya toto tengtrem kertaraharja gemah ripah loh jinawi yang disatukan dalam satu naungan institusi Khilafah Islamiyah, kini menjadi terkotak kotak, bahkan dinistakan dengan berbagai label keji, seperti Islam teroris yang menimbulkan islamophobia di seluruh dunia, bagaimana umat Islam Palestina yang ditindas kaum agresor Yahudi, harus berjibaku sendiri melawan mesin perang yang meluluh lantakkan sendi-sendi kehidupan di sana, dan kita hanya bisa menyaksikan atau sekedar mengirim do’a, sunguh kenyataan yang sangat memilukan, kenyataan seperti ini memang sering diusahakan dengan berbagai dialog oleh kaum Muslim di dunia, namun selalu menemui jalan buntu, termasuk di Indonesia, karena memang tidak menyentuh pada pokok permasalahan, yakni tidak bersatunya umat Islam di dunia dalam satu institusi Khilafah Islamiyah.
Maka dari itu, lebih lanjut Ustad Luthfi menyampaikan, salah satu solusi untuk mengatasi berbagai persolan yang mendera umat Islam pada kususnya dan umumnya seluruh umat manusia di dunia, adalah dengan diterapkannya kembali sistem Islam dalam bingkai institusi Khilafah Islamiyah, kemudian Usatdz Luthfi memaparkan sebuah manifesto Hizbut-Tahrir, yang ringkasanya sebagai berikut,
Khalifah yang dipilih oleh umat, memerintah hanya dengan syari’ah Islam saja, bukan dengan hukum sekuler, baik yang bernuansa kapitalistik maupun sosialistik.
Sebuah masyarakat yang bisa menghimpun seluruh warga negara, tanpa melihat perbedaan agama, mazhab, jenis kelamin, bahsa maupun ras.
Sistem ekonomi yang memberikan jaminan kepada seluruh warga negara untuk mendapatkan kebutuhan primer dan akses untuk terpenuhinya kebutuhan sekunder, serta jaminan ketersediaan kebutuhan pokok ( primer ) bagi kalangan yang tidak mampu.
Pembebasan dari segala bentuk penjajahan baik politik maupun ekonomi, termasuk penjajahan melalui pinjaman luar negri yang di sertai dengan bunga maupun penguasaan sumber daya alam oleh perusahaan multinasional.
Pendidikan dengan setandar internasional bebas bea bagi seluruh warganegara, tanpa memandang agama, mazhab maupun pengaruh dan lain sebagainya.
Demikian salah satu topik ringkasan manifesto Hizbut-tahrir yang di sampaikan oleh Ustadz. Luthfi. Ustadz Luthfi menambahkan, “ Jika saat ini ada salah satu negri Islam yang menjelma menjadi sebuah instistusi Daulah Khilafah, yang di dalamnya diterapkan sistem Islam, niscaya negara tersebut akan menjadi tonggak bagi proses reunifikasi atau penyatuan seluruh dunia Islam menuju sebuah negara yang paling sejahtera dan kuat di dunia, Insya Allah. “
Dalam sesi interaktif, para peserta banyak yang menanyakan pengelolaan sumber daya alam yang dinilai banyak merugikan negara karena, selalu diserahkan ke pihak asing yang mengusung sistem ekonomi kapitais sekuler, ada pula peserta diskusi yang menyayangkan akan semakin merajalelanya liberalisasi di berbagai sektor kehidupan.
Menjelang adzan dzuhur, akhirnya acara ditutup dengan pembacaan do’a yang diamini peserta dengan khusuk.
( Kantor Humas HTI daerah Garut / kang’Ayyash )
Keep Strugle for revival of ummah. Wujudkan Garut Bangkit Garut Bersyari’ah dengan Khilafah!!!