Muktamar Ulama Bentuk Penegasan Ulama terhadap Khilafah

HTI-Press—Musyawarah Ulama Nasional (MUN) merupakan bentuk penegasan ulama Indonesia terhadap komitmen akan pentingnya penerapan  syariah Islam dalam naungan Khilafah Islamiyah.
”HTI mengajak ulama di Indonesia bersama-sama memperjuangkan syariah dan khilafah agar lebih kuat lagi, terorganisir, bahkan lebih semangat lagi,” kata Ketua Panitia MUN, Heru Binawan sebelum acara MUN di Jakarta, Selasa.

Acara yang diselenggarakan oleh HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) bukan hanya menghadirkan peserta dari nusantara, juga ulama dari luar negeri sebagai tamu kehormatan. Misalnya Turki, Mesir, Lebanon, Asia Tengah, India, Bangladesh, Aljazair, Sudan, Yaman, Mesir, Syam, Turkistan Timur, Palestina dan Inggris.

Dengan adanya MUN, Heru mengharapkan penegakan syariah Islam dan Daulah Khilafah Islamiyah dapat berjalan bersama-sama. Jangan sampai perjuangan yang mulia itu justru berjalan sendiri-sendiri. Karena itu HTI menginginkan perjuangan itu dalam satu perasaan dan pemikiran, sehingga tidak mudah digoyahkan oleh pihak lain yang tidak menginginkan diterapkan syariah Islam di muka bumi ini.

Menurut Heru, jika mengacu definisi ulama dalam syariat Islam yakni orang yang takut kepada Allah SWT, maka ulama adalah orang yang terdepan memperjuangkan tegaknya khilafah. Karena itu harusnya ulama tidak akan menentang penegakan khilafah.

Sayangnya hal ini sangat berbeda dengan kenyataan di masyarakat Indonesia. Banyak orang yang dianggap tokoh umat oleh masyarakat umum justru tidak setuju terhadap penegakan khilafah. ”Ulama yang kita undang adalah ulama yang memang komitmen terhadap perlunya khilafah. Jadi saya lihat tidak ada lagi perbedaan dan perpecahan terhadap isu syariah Islamiyah,” katanya.

Sementara itu pembicara dari Indonesia yang juga Ketua DPP HTI, Sidiq Al Jawi sebelum acara mengatakan, ada tiga poin penting yang akan disampaikan pada MUN ini. Pertama, problem yang dihadapi bangsa Indonesia yakni kemiskinan dan kebodohan. Dua persoalan itu selama ini menyelimuti masyarakat Indonesia karena tidak diterapkannya ideologi Islam. ”Apapun sistem yang diterapkan kalau bukan berdasarkan syariat Islam akan menimbulkan kerusakan,” katanya.

Kedua, lanjutnya, dirinya akan menyampaikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia. Solusinya tidak lain adalah syariah Islam.

”Saya juga akan menyampaikan data, ternyata dari hasil survei masyarakat dunia, termasuk Indonesia menginginkan diterapkannya syariah Islam,” katanya. [Ijul28]