Wakil pimpinan dari kelompok Boko Haram yang berperang melawan pasukan keamanan di utara Nigeria – merupakan salah seorang yang terbunuh di antara puluhan orang yang tewas setelah pasukan Nigeria memborbardir markas mereka di kota Maiduguri, kata seorang pejabat militer.
Pertempuran sengit dilaporkan terjadi sepanjang malam hingga Kamis pagi, pasukan tentara Nigeria menyerang sebuah komplek dan masjid yang digunakan oleh kelompok Boko Haram.
Pemerintah Nigeria telah berjanji merak akan terus memburu anggota dari kelompok tersebut setelah ratusan orang terbunuh menyusul rentetan serangan yang dikoordinasikan kepada polisi di empat bagian utara utara.
Kolonel Ben Ahonotu, pimpinan dari operasi melawan Boko Haram mengatakan;”Kami telah mengambil alih daerah kantong mereka, mereka sendiri telah melarikan diri dan kami akan terus mengejar mereka.”
Penduduk setempat mengatakan bahwa banyak anggota kelompok Boko Haram melarikan diri dari kota sewaktu pengeboman di mulai, beberapa dari mereka menyamar dengan mencukur rambut dan jenggot.
“Kami melihat puluhan anggota Boko Haram yang melarikan diri. Mereka berhenti sebentar, mencukur rambut dan janggut serta melepaskan baju jubah mereka yang berwarna putih dan menggantikannya dengan kaos dan celana jins dan terus berjalan kembali,” kata Hamad Bulunkut seorang saksi mata kepada kantor berita AFP.
“Mereka melintasi pasar sungai Gamboru dan menghilang disana.”
Muhammad Yusuf pimpinan Boko Haram, termasuk diantara yang melarikan diri dari komplek markas mereka.
Wartawan Al Jazeera Yvonne Ndege melaporkan dari pusat kota Nigeria – Abuja mengatakan bahwa ratusan penduduk sipil terlantar akibat penyerangan tersebut.
“LSM kemanusiaan mengatakan bahwa sedikitnya 1000 orang meninggalkan rumah mereka, bergabung dengan 3000 orang pengungsi yang melarikan diri dari kekerasan yang terjadi,” katanya menambahkan.
“Ada banyak kekhawatiran akan persoalan kemanusiaan yang terjadi akibat pertempuran ini. LSM kemanusiaan mengatakan banyak penduduk yang tidak mendapatkan bahan makanan dan minuman, dan toko-toko kehabisan stok bahan pangan.
“Masyarakat mengkhawatirkan bahwa kekerasan dapat mengakibatkan chaos yang lebih besar dan menjadi keadaan darurat di beberapa wilayah utara Nigeria.” (eramuslim, 30/7/2009)