Keluarga miskin harus menunda dulu keinginannya mendapatkan keturunan. Pemkab Blitar telah memangkas dana bantuan persalinan ibu hamil dari keluarga miskin sehingga warga miskin yang mendapat bantuan juga berkurang.
“Kebijakan anggaran pemkab aneh karena pasangan suami istri keluarga miskin (gakin) sepertinya dilarang hamil,” ujar anggota Panitia Anggaran (Panggar) DPRD Kabupaten Blitar, Achmad Dardiri, ketika mencermati usulan perubahan anggaran dari jajaran pemkab, khususnya dinas kesehatan.
Menurut anggota FKB ini, dalam usulan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD 2009, dinkes justru memangkas pos anggaran bantuan perawatan ibu miskin hamil yang hanya dialokasikan sebesar Rp 55,6 juta, dari anggaran semula Rp 99,8 juta. Selain itu, anggaran untuk pertolongan ibu miskin hamil dari alokasi semula Rp 44,5 juta, dipangkas menjadi Rp 23,3 juta.
Ironisnya, pemangkasan anggaran tersebut dilakukan untuk mencukupi alokasi anggaran Asuransi Kesehatan (Askes) bagi PNS di jajaran pemkab sebesar Rp 639 juta. Padahal, berdasarkan data yang dimiliki Panggar, alokasi anggaran Askes telah menjadi temuan audit BPK pada APBD 2008.
“Besarnya temuan dalam audit BPK sama dengan besarnya usulan anggaran Askes dalam PAK senilai Rp 639 juta. Kami menduga, anggaran tersebut untuk menutupi hasil temuan tersebut,” tuturnya.
Selain pos bantuan perawatan ibu miskin hamil, beberapa pos lain di dinkes juga dipangkas untuk mencukupi anggaran sebesar Rp 639 juta yang menjadi temuan BPK dan harus disetorkan kembali ke kas daerah.
Secara terpisah, Kepala Dinkes Kabupaten Blitar dr Kuspardani ketika dikonfirmasi melalui ponselnya mengaku tidak tahu mengenai pemangkasan tersebut karena sampai saat ini pembahasan PAK APBD 2009 belum disahkan. Dia menduga, karena bantuan kesehatan bagi gakin sudah dialokasikan melalui Jamkesmas sehingga bantuan persalinan ibu dari gakin dikurangi. (Kompas.com, 31/7/2009)
weleh weleh. kapitalisme…. kapitalisme koq masih aja sih diperjuangkan dan diterapkan. udah jelas kerusakan yang ditimbulkannya eeeeh malah pada seneng seneng diatas penderitaan orang lain hhhhhh. Ya Allah turunkalah pertolonganMu dengan tegaknya Syari’at dan Khilafah. Agar ummatMu melihat keagunganMu, RasulMu dan AgamaMu. Amin Yaa Robbal ‘Alamin.
dasar pengusa pengkhianat
inilah dampak kebijakan penguasa yang tidak berasaskan Syariat islam. kepada pemkab Blitar saya mohon sadarlah karena kebijakan anda akan dibalas oleh Allah sang maha pembuat kebijakan..
Ya Allah sungguh ironis…
Semoga para penguasa yang tidak memperhatikan rakyatnya segera digantikan dengan Penguasa yang bertaqwa dan senantiasa takut kepadaMu ya Allah dan terus menjalankan SyariatMu di muka Bumi ini, sehingga tidak akan ada lagi Umat yang senantiasa tersiksa dan sengsara dalam kehidupannya…
betul itu taktik yahudi karna yang miskin itu kaum muslim yang siap mati sahid membela negara dan agma karna ketidakmampuanya membiayai hidup . sedang oarang berduit memilih kabur meninggalkan negeri yang sedang di jajah .dan menjadi infestor di negeri yahudi dengan duitnya. kalu aman kuasai ekonomi yang miskin kembali kuli
Di Luwu Timur, buat pakaian dinas 30 org anggota dewan=200 JUTA.
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/32664
Di Magelang, pakaian dinas per anggota, dianggarkan 7 Juta
http://www.vhrmedia.com/Rp-176-Juta-untuk-Pakaian-Dinas-DPRD-Kota-Magelang–komunitas1845.html
Inilah wajah “hebatnya” democrazy! Ide gila! Bikin manusia jadi gila!
Sebagai orang blitar….saya malu melihat penguasa yang gk bisa mikir antara kebutuhan dan kepentingan. orang hamil pasti ada setiap minggunya, yang itu butuh anggaran yang cukup. Kalo gk becus ngugrus rakyat….pulang saja, kunci pintu kamar, tidur aja.
KEMARIN ORANG MISKIN DILARANG SAKIT, SEKARANG ORANG MISKIN DILARANG HAMIL, BESOK APA LAGI ? ORANG MISKIN DILARANG MAKAN, DILARANG MINUM, DILARANG HIDUUP BARANGKALI !!!
YA ALLOH NEGERI MACAM APA INI ! AKIBAT SYARIAT ISLAM DITINGGALKAN, MUNCUL ATURAN YG TIDAK MANUSIAWI DAN ANEH-ANEH,
WAJAR AKIBAT DEMOCRAZY (DEMO ORANG GILA) = KEHIDUPAN YG GILA !
TOBAAT DUH GUSTIIII!