HTI Press– “Saya mendukung Hizbut-Tahrir sepenuh hati, dan siap membantu dengan segenap kemampuan yang ada, walau saya belum mempunyai kartu anggota Hizbut-Tahrir,… Allohu’akbar !! “. Ucap Kiyai Dadang dalam Muktamar Ulama se Kabupaten Garut pada Ahad lalu (2/8).
Gedung aula MUI Garut pada hari ahad, 11 sya’ban 1430 Hijriyah, atau bertepatan dengan tanggal 2 Agustus 2009 sejak pagi menjelang mulai tampak hiruk pikuk oleh kesibukan para aktivis Hizbut-Tahrir yang tengah mempersiapkan berbagai logistik acara muktamar, dan sebagian yang lainya tampak bersemangat mempersiapkan dan memasang atribut bernuansa Islam, dan panji panji Islam pun bertebaran terpasang kokoh di sepanjang jalan yang menuju tempat di gelarnya muktamar Ulama se kabupaten Garut .
Panitia acara, dalam hal ini Hizbut-tahrir Daerah Garut kembali menunjukkan ke istiqamahannya dalam da’wah Islam dan dedikasinya terhadap silah ukhuwah di antara ulama,umara, dan segenap kaum Muslimin khususnya di kabupaten Garut untuk menyatukan visi,misi dan juga pemikiran untuk tercapainya sebuah cita-cita agung nan mulia, yaitu terealisasinya syari’ah Islam dalam sebuah sistem pemerintahan Islam yang satu di muka bumi ini.
Untuk menyikapi permasalahan dunia Islam yang semakin kompleks, Hibut-Tahrir bersama sama kaum Muslim dimana pun berada terus menebar da’wah Islam ke seantero jagat, demi kembalinya izah Islam wal Muslimin yang selama ini sangat di rindukan umat Islam, terkait da’wah Islam tentunya kita sadar peran sentral ulama yang merupakan simpul umat dan juga warasatul anbiya adalah faktor penting bagi efektivitas da’wah di tengah tengah masyarakat, untuk itu, panitia acara menggelar sebuah acara yang dikhususkan bagi kalangan ulama,asatid, dan tokoh masyarakat se-kabupaten Garut .
Sebuah sub tema urgent acara yang di gelar kali ini adalah “Muktamar Ulma se Kabupaten Garut dengan tajukya “Ulama Bersatu Tegakan Syari’ah Dan Khilafah “, Untuk acara kali ini, panitia menghadirkan pemateri tunggal yang berkompeten, dialah salah seorang ulama kharismatik asal kota Sumedang yang juga sesepuh Pondok Pesantren Miftahul Barakah, beliau adalah K.H, Drs. Agus Achyar, selain kesibukannya mengurus pesantren, ulama yang satu ini pun mendedikasikan hidupnya untuk da’wah Islam bersama Hizbut-Tahrir.
Seperti biasanya, setelah jam menunjukan pukul 08.00 WIB, acara langsung dimulai dengan pembacaan beberapa ayat suci Al-Qurr’an yang dibacakan salah seorang aktivis Hizbut-Tahrir, Ustadz Rizki Yadi, setelah pembacaan ayat suci Al-Qur’an, acara dilanjutkan ke sesi pembacaan iftitah oleh Ustadz. Dendi Rachdiana, SP yang biasa disapa Ustadz Abu Fhateen, beliau juga merupakan tokoh terkemuka Hizbut-Tahrir daerah Garut, sesi selanjutnya panitia memberikan kesempatan pada para ulama, untuk memberikan ceramah singkat, perwakilan ulama dari beberapa kecamatan se kabupaten Garut dengan di pandu moderator kondang Ustadz Zeni Zainal Mutaqin .
Dalam pidato jihad-nya , salah seorang ulama perwakilan kecamatan Samrang Garut, K.H Syahid al-Gifari, menegaskan bahwa untuk mempersatukan umat Islam di mana pun berada tidak ada jalan lain kecuali dengan ditegakannya kembali institusi Daulah Khilafah, dengan semangat Kiyai Syahid yang pengusaha barber shop ini menghimbau kepada segenap ulama untuk bahu-membahu menda’wahkan Islam dengan penuh keikhlasan, karena ulama adalah pewaris nabi yang harus menyebarkan risalah Islam yang kaffah jangan setengah setengah, ceramah singkat Kiyai Sahid di akhiri dengan pekik takbir berkali kali yang membahana dan mu’tamirin pun menyambutnya dengan koor takbir hingga menggetarkan aula gedung MUI Garut yang hari itu di padati para ulama dari pelosok kota Garut.
Seorang ulama pewakilan kecamatan Karangpawitan, yakni K.H Aceng Dadang, ZA mendapat giliran untuk menyampaikan ceramah singkatnya, dalam ceramahnya Kiyai Dadang begitu bersemangatnya, hingga dalam setiap jeda ceramah selalu di selingi dengan pekik takbir yang seolah mengomandoi para mu’tamirin yang hadir untuk meneriakkan keagungan asma Allah SWT, walau dalam penyampaian ceramahnya menggunakan bahasa sunda, namun dalam pemaparan materinya kiyai Dadang begtiu jelas dan runut mempresentasikan urgensitas syari’ah Islam dan Daulah Khilafah, bahkan Kiyai kharismatik ini mendapat apresiasi yang lebih dari hadirin. Sebelum menutup ceramahnya, Kiyai Dadang berseloroh, “Saya mendukung Hizbut-Tahrir sepenuh hati, dan siap membantu dengan segenap kemampuan yang ada, walau saya belum mempunyai kartu anggota Hizbut-Tahrir,… Allohu’akbar !! “.
Sementara seorang ulama sepuh asal kecamatan Cigedug, K.H Ubun Bunyamin, dalam orasi religinya mengingatkan kepada seluruh kaum Muslimin untuk dengan segera merapatkan barisan demi keselamatan umat Islam dengan memperjuangkan Syari’ah dan Khilafah, dan hendaknya para ulama jangan terjebak dengan pemikiran pragmatis yang akhirnya akan mencelakakan diri sendiri yang akan berimbas pada masyarakat, karena ulama merupakan representasi dari risalah yang dibawa Rasulullah SAW, sudah sepatutnya ulama hanya berpegang teguh pada mabda Islam dan hukum tali agama Allah, bukan pada yang lain!, tegasnya. Degan suara bergetar, Kiyai Ubun mengakhiri tausiyah politiknya seraya mengajak hadirin untuk bertakbir beberapa kali .
Ulama perwakilan kecamatan Tarogong, Ustadz, Firmansyah Z.M dalam tausiyah singkatnya, menyampaikan sebuah kisah kesannya yang menarik ketika mengenal Hizbut-Tahrir, “Sebelumnya, saya pernah ragu untuk bergabung dengan Hizb, namun setelah saya mendapatkan penjelasan yang intens dan komprehensif dari salah seorang aktivis Hizb, bahwasannya perjuangan Hizb adalah sebuah perjuangan yang mulia dan patut didukung oleh seluruh elemen masyarakat, karena Hizb berjuang bersama umat Islam tanpa memandang, ras, suku, golongan dn bahkan lintas madzhab, kini saya yakin seribu persen bahwa, dengan da’wah cara Rasulullah lah Islam akan bisa bangkit kembali menjadi sebuah kekuatan dunia yang akan melindungi dan menaungi segala kepentingan umat Islam”. Ustadz Firmansyah yang juga biasa mengisi ceramah di salah satu Radio swasta di Garut, menegaskan, cepat atau lambat ke Khalifahan Islam akan kembali tegak di muka bumi,tinggal bagaimana intensitas da’wah kita ke masyarakat dan meperjuangkanya sekuat tenaga dengan penuh keikhlasan, hingga Nasrullah atau pertolongan Allah SWT itu datang !, dan Ustadz Firman pun mengakhiri ceramah singkatnya dengan mengepalkan tangannya tinggi tinggi seraya menerikan takbir .
Dalam sesi penyampaian materi pokok oleh salah seorang ulama yang mempresentasikan Hzbut-Tahrir, K.H Drs. Agus Achyar dipersilahkan moderator acara untuk naik mimbar.
Kiyai Agus dalam awal penyampaian materinya menyitir sebait ayat suci Al- Qur’an terkait peran sentral ulama yang akan menjadi panutan umatnya, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba hambaNya hanyalah ulama.“ (TQS Al Fatir [35]:28 ), dan juga beliau menyampaikan sebuah hadits yang sangat familiar terkait ulama ini, seperti sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dari Abu Darda’ yang artinya “Para ulama adalah pewaris para Nabi“.
Lebih lanjut Kiyai Agus memaparkan bagaimana kondisi umat Islam saat ini yang terpecah pecah jadi beberapa negara nasional yang sama sekali tidak punya kekuatan , contoh yang paling menyakitkan dari kondisi umat Islam di belahan dunia sungguh sangat memilukan, bagaimana saudara Muslim kita di Palestina yang di nistakan bangsa zionis laknatullah yang sama sekali tidak mendapatkan bantuan atau pertolongan semestinya, saudara kita di Palestina harus berjibaku sendiri melawan mesin tempur modern yang terus menebar terror di tanah yang pernah jadi qiblat kaum Muslimin dunia dan tempat lahirnya para Nabi terdahulu, memang jadi sebuah ironi yang menyakitkan jika Islam tanpa imam yang sahih, Hanya ruh Jihad-lah yang membuat saudara saudara Muslim di belahan dunia lain begitu tegar mengahdapi kebejatan kaum kuffar, Kiyai Agus pun menyatakan kegeramannya terkait etnik Muslim di negara China yang mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi, belum lagi wabah sekularisme, kapitalisme, hedonisme dan pemkiran-pemikiran pragmatis yang terus meracuni segenap umat Islam, hingga lambat laun umat Islam dilenakan dengan kondisi yang menjauhkan umat dari pijakan agamanya sendiri, sepertinya umat Islam sudah dipuaskan dengan hanya bisa melaksanakan ibadah ritual saja, padahal kita tahu hampir 90 persen hukum atau syari’ah Islam adalah dengan diterapkannya hukum Islam dalam sebuah institusi negara, hingga yang namanya syari’ah Islam itu benar benar bisa diaplikasikan di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Dalam kondisi umat Islam seperti sekarang, lebih lanjut Kiyai Agus menghimbau kepada para ulama untuk segera merekondisi sistem yang ada ke arah yang lebih baik, ulama yang merupakan tonggak perubahan bagi umatnya harus proaktif menda’wahkan Islam sesuai dengan cara-cara Rasullullah SAW, dan cara da’wah Rasuluullah itu adalah bagaimana merubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang Islami dan beradab, dan yang harus dilakukan ulama kali ini adalah bagaimana merubah pemikiran umat yang sudah terkontaminasi dengan berbagai pemikiran sekuler.
Di dunia ini banyak ulama yang sudah sepakat, bahwasanya terjaminya penerpan syari’ah Islam yang aplikatif adalaha dengan di tegakannya kembali Daulah Khilafah Islamiyah di muka bumi, kesepakatan para ulama dunia ini tercermin pada pertemun ulama dalam acara Muktamar Ulama Nasional yang di selenggarakan Hizbut-Tahrir Indonesia di istora senayan Jakarta beberapa waktu yang baru lalu. Tegas Kiyai Agus yang menakhiri pembahasannya dengan pekik takbir!.
Menjelang dikumandangkannya adzan dzuhur, acara dilanjutkan dengan pembacaan Piagam Muktamar Ulama, oleh salah seorang pengurus Hizbut-Tahrir Daerah Garut, Ustadz.Luthfi Arip Lukman, selesai pembacaan Piagam, acarapun di tutup dengan do’a oleh K.H Muhammad Al-Qudsi Pimpinan Pondok Persantren Suci Garut dan diamini mu’tamirin dengan khusuk dan linangan air mata kerinduan pada Khilafah Islamiyah. Sebelum bubar pantia acara bersama sama ulama dan muktamirin melakukan ramah tamah seraya bertekad untuk bersama memperjuangkan tegaknya Syari’ah dan Khilafah serta mengokohkan silah ukhuwah dalam da’wah Islam. ( Kantor Humas Hizbut-Tahrir Daerah Garut / kang’ Ayyash )
Selamat dan sukses kepada panitia dan poengurus HTI DPD II Garut. Kepada Para ulama dan para asatid Kab. Garut kami sampaikan penghormatan atas kehadiaran dan dukungan atas penegakkan syariah dan khilafah, Allahu Akbar!!.
ketika ulama ulama dengan penuh kesungguhan memperjuangkan tegaknya syariah dan khlafah maka siapa lag yang akan menentangnya kecuali syetan.