MAIDUGURI–Kerusuhan yang merebak di bagian utara Nigeria telah merenggut nyawa lebih dari 700 orang dalam lima hari konflik. Sementara berita kematian pemimpin Boko haram, Mohammed Yusuf, masih menyisakan tanda tanya.
”Menurut penemuan kami jumlah korban sudah lebih dari 780 orang. Sebuah tim gabungan telah ditugaskan untuk mencari jenasah yang belum bisa dievakuasi dari seluruh wilayah,” kata Aliiyu Maikano, petugas dari kantor Palang Merah di Nigeria.
Aksi kekerasan telah merebak di beberapa negara bagian, Namun Maiduguri yang menjadi ibu kota Borno, sekaligus markas kelompok Boko Haram, adalah wilayah yang paling parah mengalami bentrokan.
Sejumlah petugas kesehatan telah berupaya mengangkut sejumlah jenasah menggunakan truk bak terbuka. Jenazah yang mulai membusuk itu telah tergeletak selama berhari-hari.
”lebih dari 700 orang telah dimakamkan di tempat pemakaman massal di kota Maiduguri. Banyak diantara mereka dimakamkan di sekitar markas Yusuf,” seorang pejabat senior di ibu kota Abuja.
Maiduguri yang menjadi markas kelompok Mohammed Yusuf adalah wilayah yang paling banyak meminta korban dan kerusakan. Yusuf sendiri tewas ditembak polisi Kamis lalu dan pemerintah berharap tewasnya Yusuf akan mengakhiri kerusuhan yang telah meminta banyak korban jiwa tersebut.
Tewas atau dibunuh?
Ratusan orang telah mendatangi kantor pusat kepolisian di Maiduguri untuk melihat secara langsung tubuh Yusuf bersama kelompok pemberontak lainnya. Pemerintah menyebutkan Yusuf tewas ketika hendak mencoba melarikan diri. Namun, kalangan pembela hak asasi manusia (HAM) menilai, tampaknya telah terjadi eksekusi pembunuhan. Karena itu aktivis HAM menyerukan perlu penyelidikan atas kasus tersebut.
Untuk meyakinkan publik, polisi mengundang wartawan lokal menyaksikan tubuh Yusuf yang tewas akibat luka berat yang dideritanya.
” Mohammed Yusuf tewas dalam aksi baku tembak dengan tim gabungan Polisi dan Militer,” kata Christopher Dega, pejabat kepolisian di negara bagian Borno.
Namun, kematian Yusuf itu dibantah angkatan darat Nigeria yang menyebut Yusuf masih hidup. ”Dia masih hidup dan kini ditahan. Tidak ada aksi baku tembak,” kata Ben Ahonatu, seorang kolonel angkatan darat Nigeria kepada kantor berita AP.
Emmanuel Ojukwu, juru bicara Polisi Nigeria menyatakan, kematian Yusuf diharapkan dapat menuntaskan aksi pemberontakan tersebut. ”kelompok ini berkembang karena adaya pemimpin yang kharismatik. Saat ini mereka tidak memiliki inspirator lagi. Pemimpin yang selama ini dianggap siluman dan tidak bisa mati, ternyata justru tewas,” kata Ojukwu.
Sejak Sabtu lalu para warga telah kembali melakukan kegiatannya seperti semula. Namun pemerintah juga masih terus melakukan pencarian terhadap pengikut Boko Haram.
Boko Haram yang menghendaki hukum syariah diperluas di Nigeria. Mereka juga menentang pendidikan Barat, karena mereka menuding bahwa kekacauan dan korupsi yang merajalela di tubuh pemerintahan Nigeria adalah berkat pengaruh dari Barat. Meski Boko Haram berbasis Islam, namun para ulama Nigeria mengecam pandangan dan aksi mereka. (republika online, 4/8/2009)