50 Persen Jamah Haji Jabar Buta Huruf Al-Quran

BANDUNG – Lebih dari separuh jamaah haji di Indonesia buta huruf Al-Quran atau tidak bisa membaca Al-Quran. Biasanya, mereka membaca doa dengan latin yang disertai dengan terjemahan. Padahal cara membaca arab dengan latin seringkali salah.

‘’Misalnya Waladholin, dibaca waladladin,’’ ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bandung, KH Miftah Faridl, seusai Workshop Metode Cepat Belajar Al-Quran di Pusdai Jabar, Jumat (7/8). Selain itu, pembacaan tajwid dari huruf Quran langsung akan berbeda dengan latin.

Miftah menilai, penyebab utamanya adalah tidak ada kesungguhan para jamaah haji untuk mempelajari Al-Quran. Banyak diantara mereka yang menganggap tulisan arab itu sulit. Padahal kalau dipelajari, belajar Al-Quran lebih mudah dibanding bahasa Inggris.

Diakui Miftah persiapan yang diberikan oleh bimbingan jamaah haji untuk ditanah suci sangat kurang. Misalnya dalam manasik haji, jamaah haji hanya diberi penjelasan tentang teknis haji, sejarah, dan pengetahuan lainnya tentang haji. Namun hanya satu dua bimbingan haji yang mengenalkan dan mendekatkan jamaah haji dengan baca tulis Al-Quran.

Untuk itu, sambung Miftah, perlu adanya pelatihan selama beberapa hari kepada jamaah haji tentang membaca Al-Quran baik melalui metode cepat atau yang biasa. Cara ini, diakuinya tidak bisa membuat jamaah haji fasih membaca Al-Quran. Namun minimal, jamaah haji tidak terlalu buta dengan huruf Al-Quran.

‘’Berbeda dengan Malaysia, jamaah haji mereka rata-rata fasih baca Al-Quran,’’ katanya menjelaskan. Sebenarnya, kemampuan membaca Al-Quran di Indonesia mulai meningkat. Hanya, peningkatan ditunjukkan dari siswa Taman Kanak-kanak Al-Quran (TKA) dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA).

Namun peningkatan ini tidak dibarengi dengan kemampuan membaca di tingkat orang dewasa. Sedangkan jamaah haji rata-rata berusia 40 tahun ke atas.

Data Departemen Agama dan pantauan lapangan Lembaga Studi Alquran (LSQ) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jabar menyebutkan, 50 persen muslimin dewasa buta huruf Al-quran. Pemberantasan buta huruf Al-quran di Jabar ini belum didukung dana. Padahal pemberantasan buta huruf latin meningkat dua kali lipat. (Republika online, 7/8/2009)

2 comments

  1. betul dana itu jadi masalah besar…tp ada satu masalah yang juga gak kalah besar. Orang kita itu suka ngeyel, palingan setelah diingetin gini ada yang bilang “ah..gitu aja dipermasalahin” mending abis itu belajar…budaya males juga yang buat keadaan tambah parah

    Susah deh…!!!

  2. wah…parah masa haji buta huruf al-quran

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*