MELBOURNE — 100 Demonstran di Australia mendesak PBB segera menginvestigasi peristiwa kekerasan di Uighur. Para demonstran yang merupakan aktivis Oighur itu menggelar demonstrasi di depan Konsulat Cina di Melbourne, Australia, Jumat (7/8).
Pemimpin Uighur, Rebiya Kadeer, meminta kepada para demonstran tersebut agar terus melambaikan bendera World Uighur Congress. “Kami ingin memanggil masyarakat internasional, PBB, dan juga Pemerintah Australia, supaya mendesak Pemerintah Cina membeberkan hal yang sebenarnya mengenai orang-orang yang mati, terluka, cedera, dijebloskan ke penjara, serta orang-orang yang mati di tempat tahanan pemerintah,” kata Kadeer dalam demonstrasi tersebut.
Ia menegaskan, harus ada investigasi independen yang dilakukan segera, untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada 5 Juli silam. Rebiya mengatakan, sebenarnya ada lebih banyak lagi yang cedera, termasuk yang dibunuh oleh pasukan pemerintah Cina, akan tetapi tidak ada bukti.
Kunjungan Rebiya ke Australia mengundang kontroversi. Pemerintah Cina telah meminta Pemerintah Australia untuk menolak visanya. Pemerintah Cina juga meminta agar Festival “The 10 Conditions of Love” yang akan tampil Sabtu nanti tidak memutar film Rebiya. Akhirnya tujuh film berbahasa CIna ditarik dari festival yang dirancang oleh sutradara film, Jeff Daniels, itu
Sebelumnya, Rebiya dituding menggerakkan amuk massa di Urumqi, Xinjiang pada 5 Juli lalu. Ia membantah tudingan pemerintah Cina itu.”Saya memperjuangkan hak-hak dasar Uighur dan penentuan nasib sendiri,” katanya.
Dalam artikelnya di Guardian, Rebiya menyatakan, Pemerintah Cina tak transparan justru sebaliknya menyalahkan kekuatan asing, seperti dirinya dan World Uighur Congress.”Perdamaian yang sebenarnya, tak akan bisa dicapai jika tak ada pengakuan adanya diskriminasi etnik di Xinjiang,” katanya.
Pemerintah CIna mengklaim, pertikaian muslim minoritas Uighur dan warga etnis dominan, yaitu Han, telah menyebabkan 197 orang tewas dan lebih dari 1,700 orang cedera. Kerusuhan di Urumqi, Xinjiang, tersebut adalah kerusuhan terburuk yang terjadi di Cina dalam satu dekade ini. (Republika online, 7/8/2009)