Hizbut Tahrir Palestina Mengecam Keras Penggunaan Senjata dalam Insiden Jalur Gaza

Hizbut Tahrir Palestina mengecam keras terhadap Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Jamaah Jundu Ansharullah terkait penggunaan senjata dalam insiden di Jalur Gaza baru-baru ini, yang mengakibatkan lebih dari sepuluh orang meninggal dan puluhan lainnya menderita luka-luka.

Menurut Hizbut Tahrir konflik antara dua kelompok terjadi karena sesuatu yang oleh Hizbut Tahrir disebut dengan “kedaulatan yang tidak sempurna”, atau kedaulatan yang tidak pernah ada selama masih ada di bawah bayang-bayang pendudukan Israel. Hizbut Tahrir menyeru kepada semua faksi di Palestina untuk mengarahkan senjatanya kepada pendudukan Israel. .

Berikut penjelasan lengkap Hizbut Tahrir sehubungan dengan hal ini:

Wahai Kaum Muslim! Hentikan Pertumpahan Darah di Jalur Gaza

Dalam insiden yang sangat disesalkan, dan setelah pertempuran berdarah yang mengakibatkan lebih dari sepuluh Muslim meninggal dan puluhan lainnya luka-luka. Mereka menumpahkan darah setelah konflik atas kedaulatan yang tidak sempurna, atau kedaulatan yang tidak pernah ada. Pertempuran ini pecah setelah pengumuman Syaikh Abdul Latif Musa, pemimpin Jundul Islam tentang kepemimpinan Islam dari Rafah. Inilah yang menggerakkan otoritas di Jalur Gaza untuk melakukan intervensi militer, dan mengepung masjid serta tempat-tempat bertahannya para pengikut Syaikh Musa. Pertempuran pun terjadi, sehingga sejumlah pengikut Syaikh Musa terbunuh. Begitu juga telah menjadi korban pertempuran itu sejumlah elemen otoritas Gaza, dan sejumlah orang yang tidak bersalah yang kebetulan sedang melintasi tempat insiden. Sehubungan dengan insiden tragis ini, maka kami menekankan hal-hal berikut:

Kami di Hizbut Tahrir menyayangkan terjadinya insiden tragis ini, sebab pembunuhan seorang muslim atas muslim yang lain adalah kejahatan besar. Rasulullah SAW bersabda: “Jangnlah kalian kembali kafir sesudahku, di mana satu dengan yang lain saling membunuh”. Kaum Muslim hendaklah tidak berpikir untuk menyelesaikan perbedaan di antara mereka dengan kekuatan senjata, apalagi mereka semua sedang dikuasai oleh pendudukan Israel. Sesungguhnya pembunuhan dan perang tidak akan pernah menjadi metode yang sah (sesuai syara’) untuk mendirikan sebuah kepemimpinan Islam.

Kami melihat dan merasa heran terhadap aktivitas pembunuhan yang membuatnya panas. Kami bertanya apakah ini adalah metode Islam dalam penerapan hukum-hukum syariah? Dalam mengurusi urusan-urusan masyarakat? Ataukah ini hanya untuk menyenangkan kaum kafir Barat dan takut tidak lagi mendapatkan bantuannya, sehingga membenarkan melakukan penindasan terhadap orang yang menuntut kepemimpinan Islam dengan cara yang brutal ini?

Kami menyadari sepenuhnya bahwa elemen-elemen penting negara tidak terpenuhinya di tanah Palestina selama Jalur Gaza, Tepi Barat, dan wilayah Palestina yang lainnya masih di bawah bayang-bayang pendudukan Israel. Sehingga tidak ada kedaulatan bagi orang yang menguasasinya, kecuali sebatas yang diizinkan oleh pendudukan Israel kepadanya. Oleh karena itu tidak ada peluang bagi statemen pembentukan kepemimpinan Islam di Palestina yang masih di bawah bayang-bayang kaum pendudukan Israel.

Sungguh ini hanya merupakan sebuah rencana selama tidak mengenal gerakan-gerakan pembebasan, pemikiran warga Palestina, dan mimpi buruk yang mengganggu tidur mereka. Sehingga perselisihan dan pertentangan faksi-faksi untuk berebut kekuasaan yang tidak memiliki kedaulatan ini, hanya menambah deban rakyat Palestina yang sudah hidup dalam kesempitan, ratusan terbunuh, dan kehilangan hal-hal penting mereka.

Kami menyerukan kepada setiap yang ikhlas di antara organisasi-organisasi dan faksi-faksi di Palestina agar tetap mempertahankan senjatanya untuk diarahkan kepada kaum kafir pendudukan, dan sedikitpun jangan sampai senjatanya ditujukan kepada sesama kaum Muslim. Dan hendaklah mereka menghilangkan konflik yang berlangsung di antara mereka hanya untuk berebut kursi-kursi palsu. Dan hendaklah perhatian mereka tetap untuk menjaga nyala api kesadaran bahwa konflik di Palestina adalah konflik dengan bangsa Yahudi sampai datang orang yang akan membebaskan seluruh Palestina dari kotoran bangsa Yahudi dan mengembalikannya ke dalam pangkuan negara Islam.

“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”. (TQS. Yusuf [12]: 21)

Kantor Berita Hizbut Tahrir Palestina
(www.islamicnews.net, 17/08/2009)

One comment

  1. Yaa Allah, segerakanlah pertolonganMu dengan tegaknya Khilafah melalui tangan-tangan kami dan pada masa kami hidup… Dan jadikanlah kami sebagai hamba-hambaMu yang membebaskan Baytul Maqdis, untuk mencapai ridhaMu… Aamiin…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*