Pemimpin Agung dari Abad XVI
Sejarah Islam mencatat kiprah dan pejuangannya dengan tinta emas sebagai penguasa Muslim tersukses. Di abad ke-16 M, penguasa Kekhalifahan Usmani Turki itu menjadi pemimpin yang sangat penting di dunia – baik di dunia Islam maupun Eropa. Di era kepemimpinannya, Kerajaan Ottoman menjelma sebagai negara adikuasa yang disegani dalam bidang politik, ekonomi, dan militer.
Pemimpin Muslim yang didapuk peradaban Barat dengan gelar ‘Solomon the Magnificient‘ atau ‘Solomon the Great‘ itu adalah Sultan Sulaeman I. Sulaeman pun tersohor sebagai negarawan Islam yang terulung di zamannya. Kharismanya yang begitu harum membuat Sulaeman dikagumi kawan dan lawan. Di masa kekuasaannya, Kekhalifahan Turki Utsmani memiliki kekuatan militer yang sangat tangguh dan kuat.
Sultan Sulaiman pun begitu berjasa besar penyebaran agama Islam di daratan Eropa. Ketika berkuasa, Sulaiman Agung – begitu orang Barat menjulukinya – berhasil menyemaikan ajaran Islam hingga ke tanah Balkan di Benua Eropa meliputi Hongaria, Beograd, dan Austria. Tak cuma itu, dia pun sukses menyebarkan ajaran Islam di benua Afrika dan kawasan Teluk Persia.
Gelar Al-Qanuni yang melekat pada nama besarnya dianugerahkan atas jasanya dalam menyusun dan mengkaji sistem undang-undang Kesultanan Turki Usmani. Tak hanya menyusun, Sultan Sulaeman pun secara konsisten dan tegas menjalankan undang-undang itu. Sulaiman menerapkan syariah Islamiyah dalam memimpin rakyat yang tersebar di Eropa, Persia, Afrika, serta Asia Tengah.
Pantaslah bila Sulaeman dikagumi lawan dan kawan. Ia adalah seorang penguasa kuat yang merakyat. Baginya, setiap rakyat di Kesultanan Usmani memiliki hak yang sama. Tak ada pembedaan pangkat dan derajat. Kebebasan dan toleransi menjalankan kehidupan beragama pun dijunjungnya. Tak heran, jika pada masa kekuasaannya umat Islam serta Yahudi dapat hidup dengan aman dan damai.
Salah satu upaya penting yang dilakukan Sulaeman agar pemerintahannya kuat dan dicintai rakyat adalah dengan mememilih gubernur yang benar-benar berkualitas. Ia memilih gubernur yang mewakilinya di setiap provinsi dengan selektif dan ketat. Popularitas dan status sosial tak menjadi syarat dalam mencari kandidat gubernur. Agar tak kecolongan, ia sendiri yang turun langsung menyelidiki jejak rekam serta kepribadian setiap calon gubernur.
Hasilnya sungguh memuaskan. Setiap gubernur yang dipilih dan dilantiknya adalah sosok pemimpin yang besih dan benar-benar berkualitas. Itulah mengapa, wilayah kekuasaan Usmani Turki yang begitu luas bisa bersatu dan tumbuh dengan pesat menjadi sebuah kekuatan yang sangat diperhitungkan di dunia. Syariat Islam pun bisa dijalankan dengan baik.
Sulaiman pun dikenal sebagai pemimpin yang turut memajukan kebudayaan. Ia mencinta seni dan kebudayaan. Selain menduduki tahta kesultanan, Sulaiman pun dikenal sebagai salah seorang penyair yang hebat dalam peradaban Islam. Pada era kekuasaannya, Istanbul – ibukota Usmani Turki menjelma menjadi pusat kesenian visual, musik, penulisan serta filasafat. Inilah periode yang paling kreatif dalam sejarah kesultanan Usmani.
Sulaiman merupakan putera Sultan Salim I. Dia terlahir pada 6 November 1494 M di Trabzon, kawasan pantai Laut Hitam. Sejak kecil, dia sudah didik sang ayah pelajaran dan ilmu seni berperang serta seni berdamai. Menginjak usia tujuh tahun, Sulaiman cilik dikirim ke sekolah Istana Topkapi di Istanbul.
Di sekolah itu, dia mempelajari beragam ilmu pengetahuan seperti, sejarah, sastra, teologi serta taktik militer. Meski berdarah ningrat dan putera mahkota sebuah kesultanan yang sangat besar, sejak muda Sulaiman sudah sangat merakyat. Sahabat dekatnya justru adalah seorang budak bernama, Ibrahim. Kelak, sahabatnya itu menjadi penasehat yang amat dipercayainya.
Sebelum menduduki tahta kesultanan Usmani, pada usia 17 tahun dia ditunjuk sang ayah untuk menjadi gubernur pertama Provinsi Kaffa (Theodosia). Lalu setelah itu, dia diuji dengan menduduki jabatan Gubernur Sarukhan (Manisa) dan kemudian memimpin masyarakat di Edirne (Adrianople). Delapan hari setelah sang ayah tutup usia, pada 30 September 1520 M, Sulaeman naik tahta menjadi sultan ke-10 Kesultanan Usmani.
Seorang utusan dari Venesia, Bartolomeo Contarini dalam catatan perjalanannya ke Istanbul Turki menggambarkan sosok Sultan Sulaiman. Menurut Contarini, saat itu Sulaiman baru berusia 22 tahun. ”Postur tumbuhnya tinggi, tapi kurus dan kuat serta corak kulitnya lembut,” tutur Contarini. Selain itu, sang sultan digambarkan memiliki leher yang sedikit lebih panjang dan wajahnya yang tipis serta hidungnya bengkok seperti paruh rajawali.
”Dia adalah pemimpin yang bijaksana, sangat cinta pada ilmu. Sehingga semua orang berharap banyak dari kepemimpinannya,” imbuh Contarini memuji akhlak Sultan Sulaiman I. Sebagian sejarawan mengklaim pada masa remajanya mengagumi Aleksander Agung. Menurut sejarawan, Sulaiman sangat terpengaruh visi Aleksander dalam membangun sebuah kerajaan yang dapat berkuasa dari Timur hingga Barat.
Masa pemerintahannya terbilang sangat panjang, jika dibandingkan Sultan-Sultan Ottoman lainnya. Selama berkuasa selama 46 tahun, Sultan Sulaeman begitu banyak mencapai kemenangan dalam berbagai peperangan. Sehingga, wilayah kekuasaan Kesultanan Usmani terbentang dari Timur ke Barat.
Kecintaannya pada ilmu pengetahuan diwujudkannya dengan mendirikan Universitas As-Sulaimaniyah. Sama seperti halnya pembangunan masjid Agung Sulaiman, pembangunan perguruan tinggi itu dilakukan oleh arsitek ulung bernama Mimar Sinan. Sultan Sulaiman pun sempat menulis salinan Alquran dengan tangannya sendiri. Kini, salinan Alquran itu masih tersimpan di Masjid Agung Sulaiman.
Sulaiman tutup usia pada usia 71 tahun saat berada di Szgetvar, Hongaria pada tanggal 5 Juni 1566 M. Jasadnya dimakamkan di Masjid Agung Sulaiman yang berada di kota Istanbul, Turki. Kehebatan dan kebaikannya selama memimpin kesultanan Usmani hingga kini tetap dikenang.
(heri ruslan/ Republik online : Senin, 09 Juni 2008)
Harap dibahas dong..biodata2 para pejuang2 islam, baik dari khlifah, panglima perang, sampai pada ulama, dan ilmuwan2 islam. Agar jadi contoh bagi umat islam saat ini. Salam
Telah Banyak Bukti-bukti Keberhasilan Islam,. Ayo Tegakkan Khilafah!
Allahuakbar!!!
Web site tambah bagus, perjuangan bertambah semangat..
Allahuakbar!!!
guru terbaik adalah sejarah. Jangan sampai terperosok ke dalam lubang yang sama, demikian kata Rasul.
Kalau boleh, sejarah para kalifah, panglima perang,ulama dan ilmuwan ini dibuat dalam bentuk e-books biar bisa dibaca terus
Saya setuju banget dimasukkan tulisan-tulisan dari media lain yang mendukung agar tidak exlusive tulisan dari internal asyik. Tampilan barupun oke banget. Selamat buat redaksi
http://jamil.niriah.com
Assalamu’alaikum wr wb
Ada buku bagus, “SEJARAH PARA KHALIFAH”
Komentar tokoh saya kutipkan dari Laroci.com
http://laroci.com/a/index.php?main_page=product_info&cPath=11&products_id=209
Penulis : Hepi Andi Bastomi
Tebal : 436 hlm.
Ukuran : 23 cm.
“Para khalifah ini bagaikan mata air yang tak pernah kering sepanjang kehidupan. Mereka senantiasa memberikan kesegaran bagi yang dahaga atas wujud nyata nilai nilai Islam. Mereka telah memberikan segalanya bagi generasi berikutnya yang tak pernah pupus oleh apa pun. Sebuah mozaik generasi pendahulu yang senantiasa menjadi sumber inspirasi kehidupan masa depan bagi siapapun,” [Mashadi — Ketua Forum Umat Islam].
“Buku ini merangkum perjalanan sejarah umat Islam dari bentuk paling ideal kehidupan bernegara hingga kondisi titik nadir paling lemah meskipun secara formal masih bisa disebut negara Islam yang insya Allah diridhai-Nya. Setelah itu, sejarah memasuki babak the darkest ages of the Islamic history.Inilah babak saat umat Islam ‘babak belur’ hingga kelak Allah takdirkan datangnya kejayaan,” – [M. Ihsan Tandjung, dai.]
“Tak banyak buku yang mengupas kiprah para khalifah, apalagi yang menyajikannya secara mendalam. Padahal, orang-orang sekular kerap mengidentikkan sistem kekhilafahan dengan sesuatu yang negatif. Bahkan, mereka suka memutar balikkan fakta. Buku ini menjadi salah satu upaya untuk meluruskan semua itu,” [Mahladi—Pemimpin Redaksi Majalah Suara Hidayatullah.]
“Buku ini memaparkan sejarah para khalifah yang pernah memimpin kaum Muslimin secara mendunia. Dengan membacanya, akan mendekatkan kita pada upaya mempersatukan umat dalam ikatan ukhuwah yang kuat. Dengan membaca buku ini, kita jadi tahu bahwa umat Islam pernah jaya dan memegang kendali dunia. Buku ini sangat bermanfaat dan penting dipelajari serta dihayati oleh para pemimpin umat saat ini,” – [Prof Dr Didin Hafidhuddin, MSc—Pengasuh Pesantren Ulil Albab Bogor.]
“Anda adalah sejarah Anda. Siapa diri kita, bisa dilihat dari apa yang pernah kita lakukan. Membaca buku Sejarah Para Khalifah ini membuat kita tahu wajah umat Islam di masa lalu. Bahwa, Islam pernah jaya, memberikan rahmat bagi semua. Dan, yang paling penting, sistem khilafah itu ada dan mampu membentuk peradaban mulia. Buku ini bagus untuk siapa saja, baik yang mendukung maupun yang menolak ide khilafah. Sejarah juga yang akan membuktikan bahwa khilafah akan tegak kembali setelah runtuh 1924. Tapi sejarah bukanlah untuk ditunggu melainkan diusahakan dan diperjuangkan. Sejarah juga yang membuktikan bahwa sejarah adalah milik para pejuang, bukan pemalas dan peragu, apalagi penakut,” – [M. Ismail Yusanto — Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia.]
“Umat Islam di dunia hari ini berjumlah sekitar 1,5 miliar. Mestinya mereka menjadi adidaya dunia. Sayang sekali, justru posisi tersebut dipegang oleh AS yang kufur pada nikmat-Nya sehingga dunia kian teralienasi dari nilai-nilai peradaban luhur. Sejarah membuktikan, sistem khilafah mampu menjaga eksistensi umat Islam terhadap serangan musuh. Kini umat Islam hidup tanpa khilafah sejak Turki Utsmani runtuh pada 1924. Nabi saw mengabarkan akan tegaknya kembali kekhalifahan Islam untuk menegakkan keadilan di seluruh dunia. Buku ini dapat meyakinkan bahwa kekhalifahan bukanlah sistem utopis, tapi nyata dalam sejarah,” – [Fauzan al-Anshari—Ketua Panitia Persiapan Kepemimpinan Nasional (PPKN).]
Jazakumullah khairan katsiran untuk ust. Heri Ruslan. Saya senantiasa mengikuti tulisan-tulisan beliau di Republika (Rubrik KHAZANAH).
Bila ada yang memiliki kontak beliau sangat disarankan untuk menyampaikan pesan agar beliau menerbitkan tulisan-tulisan dalam rubrik Khazanah tersebut dalam bentuk buku.
Mungkin ada di antara saudara-saudara kita yang tidak bisa mengikuti rubrik tersebut secara rutin ataupun tidak sempat untuk mengklipingnya.
Salam,
Khalil Rusyd
Ass. wahai saudaraku, mau cari pemimpin yang seperti apa? contoh-contoh pemimpin telah ada pada catatan sejarah islam. Monggo dibuka sejarah, monggo dicontoh. Panjenengan tinggal nyontek plek-jiplek nilainya seratus. Pemimpin yang dicintai baik oleh kaum muslim maupun non muslim, berwibawa karena yang dibawa adalah sariat islam. Pemimpin seperti ini adalah guru bangsa beneran bukan bangsane memedi, wewe, genderwo. ok? WW
Semoga kejayaan itu akan kita raih kembali dalam waktu dekat.
Allahu Akbar!!!
InsyaAllah para khalifah yang akan kembali buat kali keduanya ini lebih baik lagi dari Sultan Sulaiman AlQonuni ini.
“tsumma takuni khilafatan ala minhajun nubbuwwah”
bisyaroh Allah dan rasulnya akan segera terbit bak mentari fajar yang pasti kehadiranya. “qod ja’al haq wa zahaqol bathil innal bathila kana zahuqo”…segera pancangkan kebangkitan hakiki dengan islam ideologi tuk raih kemuliyaan dan kejayaan abadi…
tampilanya tambah mbois puol, semangat pantang mundur tahan banting memperjuangkan syariah dan khilafah. takbiiiiiirrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
Assalamu’alaikum.
Kini saatnya kita mendambakan seorang kholifah seperti Sang Kholifah Sulaiman Al Qononi, Trust kapan donk kita punya kholifah seperti diatas kalau umat islam bercerai berai seperti sekarang ini…? maka saatnya kita umat islam harus bersatu dalam menegakkan kalimatulloh dalam satu wadah Khilafah islamiyah
bismillah
inilah sosok yang terdidik dalam naungan khilafah
khilafahlah yang mampu mencetak pemimpin-pemimpin seperti beliau
Allahuakbar!!!
Jayalah Islam
tegakkah khilafah
Subhanallah inilah bukti orang-orang yang dilahirkan dari sistem islam tiada tandingannya hingga akhir dunia, maka sudah seharusnya bagi kita untuk mendukung berdirinya negara khilafah islamiyah, karena yang sering dilupakan oleh setiap orang adalah selalu melihat secara parsial terutama yang berorientasi hasil. Kita harus selalu melihat secara menyeluruh tidak hanya hasil namun mulai dari titik nol dan seluruh proses yang berlangsung,lahirnya orang-orang yang berwatak seperti Rasullulah Saw tidak lain karena “Ibu Kandungnya” adalah sistem islam yang mengitari seluruh aspek kehidupannya dan jika pun ada yang “cacat” dari sebuah sistem Islam semisal Al-Hajjaj itu seperti satu tetes air di samudra yang luas karena yang harus dilihat adalah dominannya orang-orang yang berwatak seperti Rasullulah Saw (kecenderungannya). Jadi sudah saatnyalah Khilafah dan Syariah yang memegang kendali dunia sehingga akan lebih banyak orang-orang yang masuk surga dan mampu mengoptimalkan setiap individu, golongan dan masyarakat untuk amal, baik ibadah khusus maupun ibadah umum. Amien ya rabbal alamin.