Beberapa media menilai Gaddafi sebagai penganjur persatuan, namun yang benar ia merupakan salah satu dari mereka yang menyerukan pemisahan (separatisme).
Inilah Gaddafi, yang tidak bisa dipegnag omongannya, sebab ia tidak jarang berbicara dalam satu masalah dengan sikap yang berbeda, mulai dari persatuan negara-negara Arab, dan akhirnya persatuan negara-negara Afrika.
Persatuan baginya hanyalah slogan yang tidak ada faktanya, karena sudah lebih dari empat puluh tahun lamanya, Gaddafi memimpin, tidak ada satupun dari sekian bentuk persatuan yang diklaimnya, yang ia berhasil mewujudkannya.
Gaddafi pernah mencoba untuk membangun persatuan dengan Mesir, Sudan, Suriah, Aljazair, dan negara-negara Arab lainnya, tetapi semua upaya tersebut hilang begitu saja terbawa angin, sementara yang tersisa hanyalah kegagalan yang memalukan.
Alasan sebenarnya atas kegagalan semua upaya itu adalah karena Gaddafi tidak pernah serius untuk mewujudkannya. Bahkan ia berusaha dengan sengaja untuk mensabotasenya, dan menggugurkannya sebelum masanya.
Sebenarnya, Gaddafi adalah orang yang tidak pernah percaya dengan persatuan, meski ia sering menggunakan kosakata persatuan dan membanggakannya. Sehingga masa pemerintahannya yang lama ini menegaskan tentang siapa Gaddafi sebenarnya. Dengan demikian, pembicaraannya yang plin plan tentang persatuan, mulai dari persatuan Arab hingga persatuan Afrika merupakan bukti yang jelas tentang tidak adanya keseriusan dalam diri Gaddafi ketika menyerukan persatuan.
Gaddafi dilihat dari aspek praktis adalah benar-benar seorang separatis, bukti tentang hal ini banyak sekali, sementara yang paling mutakhir adalah ketika ia bertemu pada hari Selasa (18/8) dengan ketua Gerakan Keadilan dan Persamaan di Darfur, Khalil Ibrahim. Di mana ia mengatakan bahwa ia mendukung pemisahan Sudan selatan, bahkan ia akan mendukung upaya pemisahan ini.
Hal ini diperkuat melalui apa yang diungkapkan oleh Wakil Presiden Sudan dan pemimpin pemberontakan separatis di Sudan selatan, Salva Kiir, bahwa Gaddafi berjanji untuk mendukung pemisahan Sudan selatan jika Sudan selatan memilih (kemerdekaan) dari Khartoum.
Sebelumnya, Gaddafi telah mendukung dan terus mendukung pemisahan Polisario dari Maroko, dan pemisahan Republik Somalia dari negara Somalia. Sementara sekarang Gaddafi mendukung pemimpin pemberontak di Darfur, dengan uang, peralatan, dan informasi.
Dengan demikian, persatuan bagi Gaddafi hanya slogan-slogan kosong, dan klaim-klaim palsu. Sementara seruan-seruan pemisahan, maka ini merupakan misi Gaddafi yang sebenarnya, sehingga ia segan-segan membantu setiap upaya pemisahan dengan uang, intrik, dan media untuk penyesatan opini. (Ahmad al-Khuthani: al-aqsa.org, 1/9/2009)