HTI Press- Ahad, 6 September 2009 bertepatan dengan 16 Ramadhan 1430 H yang lalu Hizbut Tahrir Indonesia Bengkulu mengadakan Temu Ulama Bengkulu. Pertemuan itu dilaksanakan dalam rangka sosialisasi hasil-hasil Muktamar Ulama Nasional (MUN) yang telah dilaksanakan di Jakarta, 21 Juli 2009. Para ulama yang hadir umumnya berasal dari Muhammadiyah, NU, Ikatan Keluarga Masjid Indonesia (IKMI), Masyumi, akademisi. Hadir pula PNS dari Depag. Mereka semua aktif berdakwah di masyarakat dari masjid ke masjid dalam membimbing umat dalam masalah akidah, akhlak, dan muamalah.
Hizbut Tahrir bagi ulama Bengkulu memang belum begitu dikenal. Umumnya mereka mengenal HT sering mengadakan demonstrasi dalam membela hak-hak umat. Untuk itu, dalam pembukaan Temu Ulama Bengkulu, Ketua DPD I, Septri Widiono, SP, MSi, setelah menjelaskan tujuan pelaksanaan Temu Ulama itu, memaparkan secara ringkas dakwah Hizbut Tahrir. Dalam sambutannya, Ketua DPD I Bengkulu menghimbau para ulama agar dapat menyelaraskan dan mensinergikan gerak dakwah di Bengkulu untuk tercapainya perjuangan penegakan syariat Islam.
Peserta sangat antusias mengikuti acara dari awal hingga akhir. Diawali dengan testimony peserta MUN asal Bengkulu kemudian dilanjutkan pemutaran cuplikan video MUN, berhasil membuat peserta terbawa suasana haru bercampur semangat. Sesekali peserta memekikkan takbir. Allahu Akbar! Penjelasan tentang hasil-hasil MUN disampaikan oleh utusan DPP HTI, Ustadz Ir. Mahmud Jamhur. Hasil MUN terutama Piagam Ulama dan uraian mengenai khilafah dan bukti kejayaan Islam pada masa khilafah ternyata dapat mendorong semangat para mubaligh yang hadir dalam acara itu. Salah seorang peserta, Ust. Drs. Baharudin Saleh mengatakan, “ Sudah saatnya syariat Islam ditegakkan, cukup dua tahun saja untuk membuktikan keunggulannya. Kejayaan Islam di zaman Rasulullah dan khalifah adalah karena mereka menerapkan system syariat dalam sendi kehidupannya.” Bahkan ada seorang peserta lain, Ustadz Muhammad Munir mengatakan dua tahun itu terlalu lama, cukup satu minggu untuk menunjukkan keunggulan hokum Islam di atas KUHP Indonesia. Satu per satu pertanyaan dan tanggapan dijelaskan oleh Ustadz Ir. Mahmud Jamhur dengan baik sembari memotivasi agar para ulama Bengkulu bersatu memperjuangkan penegakan khilafah.
Acara Temu Ulama Bengkulu berhasil mendorong terciptanya atmosfir dakwah yang kondusif bagi HT di Bengkulu. Seorang mubaligh yang tidak berkesempatan hadir, Ustadz Drs. Ihsan Nasution, mengirim pesan singkat kepada panitia, “Saya respek, salut dan dukung perjuangan HTI. Sampaikan salam dan maaf saya dengan pengurus.”. Akhirnya, para peserta satu per satu menandatangani Piagam Ulama sebagai bentuk dukungan terhadap hasil-hasil MUN 21 Juli 2009.
terus semangat, terbukti para ulama mendukung gerak dakwah HTI memperjuangkan Khilafah.,.
wah, salut deh.. salam buat teman2 di bengkulu. ust. septri selamat ya! tetap semangat…!
Assalamu`alaikum
Subhanallah. Mudah-mudahan ulama Bengkulu bersedia mendukung Hizb dalam perjuangan dan penegakan syariah dan khilafah. Buat khilafah fighter di Bengkulu, selamat berjuang. semoga Allah memudahkan perjuangan disana.
Kangen Bengkulu euoy
Waslm
Allahuakbar, nantikan acara-acara selanjutnya yang akan terus menyemarakkan warna dakwah syariah dan khilafah di prov Bengkulu.