Jakarta – Ini kebiasaan buruk anggota DPR di bulan Ramadan atau di akhir masa jabatannya. Di awal sidang paripurna, mereka datang dan tanda tangan. Tak lama kemudian kabur. Hingga pukul 13.40 WIB, hanya ada sekitar 50 anggota DPR yang bertahan di ruang sidang.
Pemantauan detikcom di gedung Nusantara II gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (15/9/2009), sidang paripurna DPR digelar sejak pagi. Banyak agenda dalam sidang paripurna, antara lain, mendengarkan laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I-2009 (IHPS) BPK, pengesahan RUU Kepemudaan, pengesahan RUU Kawasan Ekonomi Khusus, dan pengesahan RUU Pos.
Pada pukul 10.00 WIB, jumlah anggota DPR yang tanda tangan di daftar hadir sebanyak 265 anggota. Meski tidak kuorum, sidang paripurna tetap berlanjut. Sebagai catatan, sidang dinyatakan kuorum bila ada 275 anggota DPR yang tanda tangan.
Lantas pada pukul 12.30 WIB, jumlah anggota DPR yang tanda tangan di daftar hadir menjadi 299 orang. Namun, anehnya, di dalam ruang sidang paripurna hanya ada puluhan orang, sangat jauh dibanding jumlah anggota DPR yang tanda tangan.
Hingga pukul 13.40 WIB, sesuai penghitungan yang dilakukan wartawan hanya ada sekitar 50 anggota DPR yang masih bertahan di ruang sidang paripurna. Saat ini, DPR sedang menggelar sidang untuk pengesahan UU Pos.
Ke mana sekitar 249 anggota lainnya yang tanda tangan? Kaburnya anggota DPR ini selalu terjadi sejak beberapa sidang paripurna sebelumnya. Padahal sidang paripurna mengagendakan pengesahan UU.
Yang memprihatinkan, pimpinan sidang paripurna yang juga Ketua DPR Agung Laksono tidak bereaksi atas sedikitnya jumlah anggota DPR yang hadir. Di jajaran kursi pimpinan sidang saja, hanya ada Agung Laksono. Ke mana para wakil ketua DPR lainnya? (detiknews, 15/9/2009)
memang kok orang-orang kafir gak bakalan seneng dengan kaum muslimin, semua diobok-obok dan di fitnah ,agar citra semua yang berbau islam jadi negatif,giliran sekarang institusi pesantren yang diobok-obok, supaya umat gak percaya pada pesantren or yang ngelola pesantren supaya berkiblat pada pendidikan modern ala sekuler, pak yai terus maju ya membina generasi yg paham islam, jangan dengarkan opini-opini buruk yang sedang berkembang, memang untuk dijalan Allah banyak ujiaan, apaligi mau negakkan syariah dan khilafah.