HT Bangladesh: Para Politisi, Intelektual, Ulama dan Jurnalis Mengecam Keras Penangkapan Aktivis Hizbut Tahrir

Kantor Penerangan Hizbut Tahrir

Di Bangladesh

No : 040909/01

Tanggal : 14 Ramadhan 1430 H/04 Sepetember 2009 M

Keterangan Pers

Hizbut Tahrir Mengadakan Buka Puasa Bersama

Para Politisi, Intelektual, Ulama dan Jurnalis Mengecam Keras Penangkapan Tiga Puluh Anggota dan Aktivis Hizbut Tahrir oleh Penguasa dan Menuntut Mereka Segera Dibebaskan

Hari ini Hizbut Tahrir menyelenggarakan pertemuan dialogis bersamaan dengan buka puasa bersama yang dihadiri oleh para politisi,intelektual, ulama dan wartawan. Para peserta yang hadir dalam pertemuan itu mengeluarkan release. Di dalam release itu mereka mengecam keras penangkapan yang dilakukan penguasa terhadap tiga puluh orang anggota dan aktivis Hizbut Tahrir dalam aksi Badar al-Kubrâ yang diorganisir oleh Hizbut Tahrir pada hari Jumat 4 September lalu. Mereka menuntut pembebasan segera mereka yang ditangkap, di samping juga menuntut pembebasan syabab Hizb yang ditangkap sebelumnya. Para peserta pertemuan itu juga menegaskan penghargaan mereka kepada peran kepemimpinan yang dilakukan ole Hizbut Tahrir dalam menentang kaum imperialis dan antek-antek mereka dan di dalam perjuangan menegakkan Daulah Khilafah.

Pertemuan itu diantaranya dihadiri oleh politisi yang sudah dikenal, Shafiul Alam Prodhan; mantan komandan pasukan penjaga perbatasan mayjen Fazlur Rahman; kolumnis terkenal, Sadeq Khan; editor rekanan Daily Inqilab, Mobaidur Rahman; sekretaris jenderal Gerakan Khilafah Bangladesh, Mowlana Jafrullah Khan; sekjen gabungan Gerakan Konstitusi Islami, Mowlana Hemayet Uddin; ketua Partai Nasional Demokratik, Khandaker Golam Murtaza; sekjen Partai Nasional Demokratik, Alamgir Majumdar; ketua Partai Islam Bangladesh, pengacara Abdul Mubin; sekretaris organisasi Front Persatuan Islam, Mufti Faizullah; sekretaris jenderal Liga Muslim Bangladesh, Atikul Islam; ketua Gerakan Persatuan Islam cabang kota Dhaka, Prof. Dr. Enamul Hoque Azad; ketua NAP, Anwarul Hoque; sekretaris jenderal NAP, Mustafa Bhuiyan; dan Mowlana Shah Ataullah Ibn Hafezi Hujur.

Koordinator dan juru bicara resmi Hizbut Tahrir di Bangladesh Mohiuddin Ahmed menyampaikan pidato pembuka. Di dalam pidatonya ia menyatakan:

1. Pemerintahan Sheikha Hasina yang telah melakukan berbagai kejahatan yang sangat tercela selama delapan bulan pemerintahannya wajib tidak ditolerir menyelesaikan pemerintahannya bahkan tidak hingga separohnya sekalipun.

2. Partai Nasional Bangladesh (BNP) bukan merupakan alternatif bagi pemerintahan Sheikha Hasina dan para pengikut Liga Awami. Kaum muslim harus memperhatikan dengan seksama rencana imperialis membentuk alterlatif pengganti dari partai Liga Awami. Masyarakat harus tidak menaruh harapan kepada pihak-pihak atau partai-partai selama masih berasal dari jenis sistem berkuasa yang mengabdi kepada kaum imperialis Amerika, Inggris dan India.

3. Kaum muslim wajib menggagalkan semua rencana kaum imperialis dalam mendominasi negeri (Bangladesh). Ahlul quwah dan para tokoh harus menggagalkan konspirasi yang bertujuan melemahkan kemampuan pertahanan Bangladesh. Bahkan mereka harus berjuang memperkuat angkatan darat, laut dan udara.

4. Kaum Muslim wajib bergabung di dalam perjuangan untuk menegakkan daulah Khilafah dan bersegera memberikan pertolongan kepada Hizbut Tahrir pelopor perjuangan ini. Ahlul quwah dan para tokoh masyarakat wajib mendukung Hizbut Tahrir dalam perjuangannya melengserkan para penguasa saat ini dan mendirikan Khilafah.

Mohiuddin Ahmed

Koordinator eksekutif danjuru biara Hizbut Tahrir di Banglades.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*