Sebuah serangan udara pemerintah Yaman telah membunuh puluhan pengungsi warga sipil, kebanyakan perempuan dan anak-anak, dalam pertempuran di provinsi Amran, kata seorang saksi mata.
Up to 120 people, including 80 dead were transferred to the local hospital, an ambulance driver who had counted the dead and the injured said on condition of anonymity, fearing government payback.
Seekitar 120 orang, termasuk 80 orang yang tewas dipindahkan ke rumah sakit setempat, seorang sopir ambulans yang telah menghitung korban tewas dan yang terluka mengatakan bahwa kondisi saat ini tidak jelas, takut adanya serangan lagi dari pemerintah.
Tiga saksi lain melaporkan jumlah korban serupa di daerah yang dekat dengan kota yang di bawah kekuasaan Houthi, Harf Sufyan .
Pekerja medis lokal dan warga suku setempat mengatakan serangan udara datang sekitar tengah hari. Mereka melaporkan melihat bagian tubuh berterbangan di udara dan genangan darah di mana ratusan pengungsi berlindung.
Mohammad, seorang pekerja medis lokal bekerja sama dengan para pengungsi, mengatakan bahwa ketika rudal menghantam daerah itu, orang-orang berlarian untuk berlindung di bawah jembatan di dekatnya, yang kemudian menjadi sasaran oleh pesawat tempur pemerintah.
“Tempat itu berubah menjadi genangan darah. Aku melihat bagian tubuh dan badan hangus,” kata Ali, pekerja medis lain.
Saksi ketiga, Yehia, juga mengatakan bahwa ambulans mencapai daerah dibombardir beberapa jam setelah pengeboman.
Pejabat militer membantah korban yang dilaporkan adalah warga sipil, mereka mengklaim bahwa tidak ada pengungsi yang berkumpul di al-Adi. Namun, seorang pegawai negeri sipil di pemerintah lokal, membenarkan adanya serangan.
Sebuah pernyataan dari pejuang Houthi – yang juga dikenal sebagai Zaidis – mengkonfirmasi bahwa serangan udara pemerintah telah menargetkan kelompok pengungsi, mengakibatkan puluhan tewas.
Serangan itu merupakan serangan udara pemerintah yang kedua terhadap warga sipil dalam tiga hari di daerah sarat konflik utara Yaman. Sebuah babak baru pertempuran pecah di provinsi Sa’dah dan Amran bulan lalu.
Serangan udara hari Senin diikuti pernyataan oleh pejuang bahwa pesawat tempur Yaman telah menjatuhkan dua bom di sebuah pasar yang ramai di kota Sa’dah, menewaskan puluhan warga sipil.
Pejuang Houthi mengatakan pemerintah menolak Syiah Zaidi, yang membuat hampir setengah dari penduduk Yaman, hak-hak mereka dan meminggirkan mereka sebagai Sana’a dan bersekutu dengan ekstremis Sunni dari Saudi, yang menganggap Syi’ah bid’ah.
Menurut Palang Merah, babak baru perang di Yaman utara yang meletus pada 1 Agustus telah mengakibatkan sekitar 30.000 warga sipil terlantar, dan jumlah total lebih dari 150.000 sejak 2004.
Sebagian besar warga sipil pengungsi berlindung di kota-kota besar, namun ada juga yang terdampar di daerah terpencil.
Pada hari Rabu (16/9), Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan bahwa permohonan untuk sumbangan untuk membantu 150.000 pengungsi Yaman tidak menerima tanggapan sejauh ini.
Direktur Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan ia khawatir akan kurangnya reaksi terhadap seruan oleh badan internasional untuk mendesak upaya-upaya untuk mengumpulkan $ 23 juta dalam bantuan yang diperlukan untuk membantu pengungsi Yaman.
“Masyarakat internasional memiliki sedikit pemahaman tentang krisis ini … Situasi ini sangat buruk bagi orang yang terkena konflik,” Direktur OCHA Khalikov Rashid mengatakan kepada CNN di New York setelah empat hari kunjungan ke Yaman.
“Mengunjungi kamp-kamp, kita bisa melihat bahwa orang-orang telah melarikan diri tanpa membawa apa-apa,” ia menambahkan, hal ini menunjukkan bahwa tanpa bantuan, masalah akan semakin memburuk.(mediaumat.com, 17/9/2009)