Pittsburgh – Negara-negara yang terhimpun dalam G20 sepakat untuk menghapus subsidi bahan bakar fosil dan penghasil karbon dioksida lainnya secara bertahap. Ini sebagai upaya untuk memerangi pemanasan global (global warming).
Draf kesepakatan G20 menunjukkan negara-negara seperti Rusia, India, dan China akan kembali mengurangi serta menghapus anggaran yang membuat harga minyak rendah sekalipun tanpa kepastian mengenai waktu.
G20 juga akan menjaga upaya mereka itu hingga terjadinya kesepakatan tingkat PBB mengenai perubahan iklim setelah tahun ini. Demikian salah satu hasil pertemuan G20 yang berlangsung dua hari di Pittsburgh, Amerika Serikat (AS) seperti dikutip dari reuters, Sabtu (26/9/2009).
Untuk kepentingan penghapusan subsidi bahan bakar, para pemimpin negara G20 akan berbicara dengan menteri keuangan negara mereka masing-masing.
Negara-negara di luar G20 juga akan diimbau untuk mengikuti langkah tersebut. Beberapa kalkulasi menunjukkan jumlah subsidi minyak di seluruh dunia mencapai US$ 300 triliun.
Penghapusan subsidi bahan bakar diperkirakan akan mampu mengurangi afek rumah kaca 10 persen pada 2050. Hal itu berdasarkan data dari International Energy Agency and the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
Pernyataan G20, yang terdiri dari negara kaya dan berkembang itu, juga menyebutkan, para menteri energi dan keuangan negara anggota akan segera menyusun strategi. Hasilnya akan dilaporkan pada pertemuan G20 berikutnya. (detiknews.com, 26/9/2009)