Bayi-bayi di Padang Pariaman Terpaksa Makan Mie Instan Setiap Hari

Padang – Sejumlah warga Kabupatan Padang Pariaman mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah pascagempa. Jika kondisi ini berlanjut, bukan tidak mungkin nasib yang lebih buruk akan menimpa mereka, terutama anak dan balita.

Hingga hari keenam pascagempa 7,6 SR yang mengguncang Sumatera Barat (Sumbar), penyaluran bantuan belum bisa dirasakan seluruh korban gempa. Di sejumlah kawasan di Kabupaten Padang Pariaman, banyak warga mengaku sama sekali belum tersentuh bantuan, baik makanan maupun obat-obatan.

Kondisi ini tentunya membuat para korban sangar riskan dengan bahaya penyakit dan kelaparan. Khususnya bagi anak-anak dan balita.

Kalau pun ada bantuan, hal itu hanyalah makanan berupa mie instan. Jenis makanan ini tentunya sangat tidak cocok dan membahayakan kesehatan bayi. Namun karena tidak ada pilihan, para orang tua tersebut terpaksa memberi makan bayi-bayi mereka dengan mie instan itu.

“Jangankan susu bubuk untuk bayi, beraspun belum pernah kami terima walau hanya satu kilogram. Kalau terus begini, bayi kami bisa kelaparan dan meninggal dunia,” keluh keluh Siswandi warga Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman kepada detikcom, Senin (05/10/2009).

Warga setempat mengaku, kini anak-anak mereka sudah banyak yang terserang penyakit demam, diare. Sebab anak-anak itu telah tidur sekian hari di tenda darurat dengan kondisi seadanya. Tenda-tenda itu mereka dirikan sendiri tanpa bantuan pemerintah.

“Bagaiman anak-anak kami tidak sakit, saban malam kedinginan karena tidur ditenda. Belum lagi mereka lebih banyak makan mie instan dari pada makan nasi,” kata Yunus warga lainnya.

Untuk membawa berobat ke rumah sakit umum, jaraknya lumayan jauh. Satu sisi, posko pengobatan tidak tersedia di sana.

“Biarlah rumah kami hancur diterjang gempa, yang penting anak-anak kami selamat. Kami tak mau kehilangan keluarga, tolonglah anak-anak kami yang kini terancam kelaparan,” keluh Ibu Aisah (31) yang mempunyai balita usia dua tahun. “Anak awak sekarang makannya mie terus, kasihan awak meliatnya. Tapi mau bagaimana lagi,” imbuh Aisah. (detikNews, 5/10/2009)

6 comments

  1. kemanakah wahai pemimpin yg amanah ?

  2. Kasihan kau para bayi diberi pemimpin yang kurang amanah dan tidak tanggap darurat. Yaa Allah segerakanlah berdirinya Khilafah.

  3. ternyata aksi numpang nampang di tv doang kerjanya para pengumpul dana bantuan.publikasi,publikasi,publikasi, itu sj yg dipentingkan.nyawa,keselamatan jiwa,kesehatan,makanan,alon-alon sampai gak kelakon.
    begitulah kapitalisme dan para kapitalis-kapitallis sejtai maupun kacangan yang sedang bermetamorfosis menjadi kapitalis sejati juga.memanfaatkan kesengsaraan,kebingungan,kesedihan orang lain bahkan sodaranya sendiri untuk ngedapetin rating tinggi,untuk ngedapetin keuntungan bejibun.
    ya Allah…hinakan mereka sehina-hinanya di dunia ini sebelum nanti di akhiratMu, dengan berikan kemenangan bagi umat Islam, dengan tegaknya syari’ah dan Khilafah.
    ALLAHU AKBARU!

  4. ya Allah tolonglah saudara-saudara kami yang tertimpa musibah berikanlah selalu mereka kesehatan….
    seandainya ada seorang pemimpin seperti umar bin khatthab yang tidak tega melihat ada seorang warga yang kelaparan dengan tangannya sendiri beliau membawa bahan makanan

  5. Saya turut berduka cita atas gempa di padang.
    Semoga Allah SWT menolong saudara2 kami yang terkena bencana di padang.

    Dan juga agar pemerintah ikut tanggung jawab kepada mereka khususnya bayi.

  6. Ondeh Mande, kama hiduik ko kaditompangkan, rumah hancua, harato habih, dunsanak-dunsanak alah diambiak Allah nan Kuaso. Tapi kiniko untuak mandapek-an satitiak aia, saganggam bareh,susah bana, dima pemimpin kami ? kama painyo sumbangan dari berbagai masyarakat nan alah dibaritokan di TV, koran, radio, kama painyo yo Allah ? Hanyo ratok jo tangih nan bisa kami lakukan, dan hanyo kapado Enggkau ya Allah kami sampaikan seluruh kesulitan hiduikko, dan Engkau yang Maha Pemurah dan Pengasih nan ka manyalasaikan selurh masalah kami, Amin ya Alla.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*