Antek Asing Lakukan Pembunuhan Karakter terhadap Habib Rizieq
Jakarta. Insiden Monas merupakan skenario global yang dijalankan antek-antek asing untuk menghancurkan Islam di negeri. Ini tampak dari upaya para antek itu, terus melakukan pembunuhan karakter terhadap Front Pembela Islam FPI dan pemimpin FPI Habib Rizie Shihab melalu corong media
Pembunuhan karakter terhadap Habib Rizieq yang dilakukan kalangan sekuler melalui media massa memang jelas terlihat pasca insiden monas. Itu dilakukan kepada Habib rizieq, karena habib dikenal sebagai sosok tokoh Islam yang sangat tegas dalam membela Islam, dan dalam melakukan amar ma’ruf nahi munkar. “Ini jelas merupakan tantangan besar bagi kalangan sekuler,” ujar Habib Muhsin. Karena itulah kelompok sekuler itu melakukan pembunuhan karakter secara massif kepada Habib Rizieq.
“Fitnah memang sekarang ini sudah menyebar luas,” ujar Ferry Nur dari KISPA menambahkan. Menurut Ferry, kondisi sekarang ini sudah terbalik balik. Pejuang dikatakan penghasut, penghianat disebut berjuang. Umat Islam jelas merasakan ketidakadilan berita. Karena itu Ferry meminta kepada media untuk bersikap adil, Profesional dalam menyampaikan berita pada umat.
Pembunuhan karakter yang ditujukan pada FPI dan Habib Rizieq salah satunya adalah dengan penyebutan istilah preman berjubah yang ditujukan pada kelompok Islam tersebut. “Ini sungguh sangat menyakitkan,” ujar KH Muhammad Al Khaththath.
Wajib Bela Front Pembela Islam
KH Cholil Ridwan mengatakan Front Pembela Islam saat ini sedang didzolimi, karena itu umat Islam wajib membelanya. Uma Islam itu, kata KH Colil Ridwan ibarat satu tubuh, kalau ada bagian tubuh yang sakit maka yang lainnya sakit. “Jika ada umat Islam yang tidak membela saudaranya yang terdzolimi seperti yang dialami FPI, maka layakkah kita disebut mukmin,” ujarnya.
KH Cholil juga meminta tokoh Islam yang tergabung dalam AKKBB untuk segera bertobat. “Apakah mereka masih punya iman kalau masih mendukung Ahmadiyah, “ ujarnya lagi.
Tabligh Akbar di Al Azhar itu betema umat Islam bersatulah. Tabligh akbar ini diisi ceramah dari sejumlah tokoh seperti Ahmad Sumargono (GPMI), Ismail Yusanto (Hizbut Tahrir), Fikri Bareno (Al Ittihadiyah), KH Cholil Ridwan, KH Abdul Rasyid AS (Perguruan As Syafiiyah) dan lainnya. Semua pembicara meminta Pemerintah bersikap adil dalam menangai insiden Monas. Mereka meminta polisi untuk segera mengusut aktor intelektual di balik Aliansi Kebangsaan dan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan. Mereka. Mereka juga meminta pemerintah segera membubarkan Ahmadiyah karena insiden monas itu akar masalahnya adalah lambannya pemerintah membubarkan Ahmadiyah. Tokoh Islam-tokoh Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam ini juga menyerukan kepada umat Islam untuk bersatu dan merapatkan barisan.
Usai Tabligh akbar, tokoh-tokoh Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam itu kemudian membesuk Habib Rizieq Shihab di ruang tahanan Narkoba Polda Metrojaya. Tampak diantara pembesuk itu juga anggota DPR Mochtar Ngabalin, Ketua Forum Umat Islam Mashadi, Koordinator MER-C Jose Rizal, dan lainnya. Merek juga menyerahkan sejumlah bantuan dari umat Islam untuk keluarga laskar FPI yang sedang ditahan.
Menurut KH Abdul Rasyid, Habib Rizieq dalam keadaan sehat wal afiat. Ia tampak menyambut dengan ceria para pembesuk. Habib dalam kesempatan itu juga, kata KH Abdul Rasyid, meminta kepada polisi untuk segera memeriksa aktor intelektual AKKBB. Habib juga meminta kepada pemerintah untuk segera membubarkan Ahmadiyah. [Abu Ziad/LI]
======================UMAT ISLAM BERSATU===========================
Allahu Akbar 3X
Sekarang saatnya kaum muslim bangkit. Mari kita bersatu untuk terus memperjuangkan kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Jangan sampai kita terpecah belah karena fitnah yang dikampanyekan oleh musuh2 Islam. Kita tidak kwatir karena Allah SWT akan senantiasa menolong hamba2Nya yang ikhlas dan sabar dalam perjuangan.Keep istiqomah!!
Ketua MPR Minta Pemerintah Berlaku Adil
JAKARTA–Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nur Wahid, meminta agar penegakan hukum dilakukan oleh pemerintah secara adil. “Negara harus mengayomi masyarakat dengan penegakan hukum yang adil,” katanya pada Republika, Sabtu (7/6).
Indonesia, menurut Hidayat, merupakan negara yang didasarkan atas hukum. Karena itu, siapa pun pelaku pelanggaran harus ditindak secara hukum. ‘Apa aksi di Monas itu ada izin atau tidak? Siapa yang melakukan provokasi dan sebagainya,’ tambahnya.
Pendapat senada dikemukakan sejumlah tokoh Islam, seperti para ulama yang tergabung dalam Aliansi Damai Anti Penistaan Islam (ADA API) dan Ketua DPP PPP Suryadharma Ali. Menurut ketua ADA API, Noer Muhammad Iskandar, terkesan ada ketidakadilan dalam penyelesaian kasus Monas.
Para ulama ADA API tidak setuju pada kekerasan yang terjadi di Monas. Tapi, mereka menginginkan kasus tersebut tetap diselesaikan secara adil. Menurut Noer, sudah jelas saat kejadian Habib Rizieq tidak berada di tempat dan tidak pernah memberikan instruksi pada para aktivis FPI untuk melakukan kekerasan. ‘Jadi, proses hukum terhadap Habib kurang tepat,’ ujarnya.
Sambil menyesalkan kekerasan yang terjadi di Monas, Suryadharma Ali juga melihat ada kejanggalan pada proses hukum terhadap Habib. Karena, menurutnya, kekerasan itu ulah oknum dan bukan ulah FPI sebagai organisasi, juga bukan ulah Habib. ‘Harusnya aparat incar oknumnya, bukan Habib,’ katanya.
Hidayat juga sangat menyesalkan tindak kekerasan yang terjadi di Monas. Menurutnya, wajah Islam bukanlah kekerasan. Tapi, wajah Islam semacam itu tidak berarti membenarkan adanya kelompok yang merusak atau menistakan Islam. Dalam konteks Ahmadiyah, menurutnya, tidak berarti dengan mengatasnamakan kebebasan beragama dan Pancasila, kemudian bisa seenaknya sendiri.
Warga Ahmadiyah, katanya, harus menyadari bahwa umat Islam menjalankan agamanya sesuai dengan koridornya. Ahlussunah wal jamaah (Sunni) dan Syiah, menurutnya, memandang persoalan kenabian sudah selesai dan Muhammad adalah nabi terakhir. Kalau masih ada pihak yang mau menambah nabi, itu berarti merusak koridor Islam dan mereka tidak bisa mencari pembenaran atas nama demokrasi.
Dalam pernyataan bersama, kemarin, para ulama yang tergabung dalam ADA API meminta pemerintah segera menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) pembubaran Ahmadiyah. Menurut Noer Muhammad Iskandar, permintaan umat Islam agar pemerintah membubarkan Ahmadiyah bukan pelanggaran kebebasan. Karena, Ahmadiyah melakukan penistaan terhadap Islam.
Hidayat Nurwahid Curigai Agenda Asing di Balik Kasus Kekerasan
Surabaya – Maraknya aksi kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini memunculkan keprihatinan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nurwahid. Hidayat juga curiga ada agenda asing di balik aksi kekerasan itu.
“Apalagi bila ternyata di balik kekerasan ini ada agenda-agenda asing yang nyusup. Tiba-tiba ada dubes asing ikut-ikutan berkomentar. Saya kira ini sesuatu yang sangat-sangat perlu dicurigai ada apa dengan ini semua,” ungkap Hidayat di sela-sela Milad PKS ke-10 di elora Pancasila, Jalan Indragiri, Surabaya, Minggu (8/6/2008).
Untuk itu, Hidayat meminta rakyat Indonesia jangan mudah terprovokasi sehingga memecah belah persatuan. “Kekerasan adalah sesuatu yang harus dihindari. Umat saya ingatkan jangan
terprovokasi dengan beragam provokasi apapun untuk menghadirkan konflik antar umat,” kata Ketua MPR itu.
Agama kata Hidayat bukan untuk menghadirkan provokasi, fitnah dan kekerasan. Agama ada tuturnya untuk menyebarkan kasih sayang, menyebarkan kerahmatan dan menghadirkan solusi.
Pria asal Klaten, Jawa Tengah, ini berharap demokrasi yang tumbuh di Indonesia saat ini akan menumbuhkan perilaku anarkis. Demokrasi berbeda dengan democrazy. Dan pemerintah harap Hidayat harus bisa menegakkan hukum.
“Jangan pemerintah membiarkan anarki di tengah rakyat. Siapapun yang bersalah harus dihukum. Dan siapapun tidak terlibat di dalamnya tidak boleh di-sweeping sekalipun nama sama ataupun organisasi sama ,” tandasnya.
Ketua MPR RI ini mengatakan agama dan HAM di Indonesia sudah jelas. Negara kita sudah mendukung hak asasi manusia dan kita mendukung kebebasan beragama. Tapi bukan berarti toleransi menurutnya kalau merusak ajaran orang lain.
“Merusak agama oranglain dengan menambahkan nabi yang baru, menambahkan Tuhan yang lain. Itu semuanya bukan bagian menghormati ajaran agama tapi itu semua adalah kekerasan terhadap agama,” pungkasnya.
Mari
Bersatu
dan
Rapatkan
barisan///
ALLAHU AKBAR…. ALLAHU AKBAR…..ALLAHU AKBAR
UMAT ISLAM MARI KITA MERAPATKAN BARISAN UNTUK MELAWAN PARA PENJAHAT……
DAN PARA PENEGAK HUKUM DAN PERS JANGAN CURANG DONK…..