ROMA–Tiga-setengah juta orang (4,4 persen penduduk Italia) hidup dibawah garis “kemiskinan pangan”, demikian laporan yang dikeluarkan Kamis (8/10) oleh dua badan non-pemerintah.
Satu keluarga yang terdiri atas dua anggota di Italia hidup pada garis “kemiskinan pangan” jika pengeluaran bulanan mereka untuk membeli makanan dan minuman kurang dari 222,29 euro per bulan, demikian laporan tersebut, sebagaimana dikutip dari Xinhua-OANA.
Laporan itu, yang disiapkan oleh Fondazione Banco Alimentare Onlus, bank pangan nir-laba, dan Foundation for Subsidiarity, meneliti lebih dari 1,5 juta klien yang memanfaatkan bank pangan tersebut. Lebih dari 80 persen orang miskin terdiri atas pekerja kantoran, tapi kebanyakan tak bekerja.
Keluarga yang berkecukupan menghabiskan 370 euro lebih per bulan untuk membeli makanan dan minuman dibandingkan keluarga yang miskin, demikian temuan laporan itu.
Rata-rata orang Italia yang miskin tak memiliki pekerjaan–meskipun mereka memiliki ijazah–merupakan keluarga besar dan berasal dari bagian selatan negeri tersebut. Sedikitnya 10,3 persen pasangan dengan tiga anak atau lebih hidup di bawah garis “kemiskinan pangan”.
Jadi, kelompok yang berpenghasilan rendah dan menghadapi kesulitan untuk memperoleh makanan sehat yang seimbang adalah korban dari “kemiskinan pangan” dan ketidak-amanan pangan”.
“Data kami memperlihatkan bahwa kemiskinan pangan di Italia bukan temuan media tapi kenyataan pahit yang dihadapi ribuan keluarga setiap hari,” kata ahli sosiologi Giancarlo Rovati kepada harian berbahasa Italia, La Repubblica.
“Sedikitnya 2,3 juta orang di negeri ini menerima sejenis bantuan pangan dari perusahaan swasta, tapi ini tak menyelesaikan masalah,” katanya.
Di Italia, penyebab terbesar kemiskinan adalah pengangguran, yang telah mencapai 59 persen karena kemerosotan ekonomi dan diperkirakan akan mencapai 9,1 persen tahun ini serta 10,5 persen pada 2010, demikian Dana Moneter Internasional (IMF). (Republika online, 9/10/2009)