HTI-Press. MUI meminta pemerintah untuk memulangkan para relawan asing yang bertujuan merusak aqidah Umat Islam di Sumatera Barat, dan mengingatkan masyarakat agar berhati-hati apabila terjadi pengrusakan aqidah terhadap masyarakat minang yang Islam dalam keadaan sedang mendapatkan musibah pada saat sekarang ini. Demikian disampaikan oleh Buya Drs. H Rusjdi SH, Ketua MUI Sumatera Barat, Jumat (9/10) malam.
Ia menyatakan, di tengah musibah yang dihadapi olehmasyarakat Sumatera Barat, ada indikasi terjadinya upaya pemurtadan di Sumatera Barat dengan masuknya relawan dari organisasi missionaris ataupun keagamaan lainnya. ”Kami minta relawan asing menghormati budaya Minang yang Islami dan tidak mencoba-coba budaya ini,” katanya.
Menurut Buya Rusjdi, masuknya relawan keagamaan yang masuk ke sekolah-sekolah yang mayoritas muridnya Muslim dengan dalih pemulihan trauma patut dicurigai karena masyarakat Sumatera Barat terkenal sebagai masyarakat yang berlandaskan Islam, Adat Bersandi Syarak, Syarak Bersandikan Kitabullah.
”Kalau memang tujuannya untuk membantu orang-orang yang seagama dengan mereka, maka hal itu tidaklah menjadi masalah, tetapi kalau sudah mengganggu aqidah umat Islam maka itu menjadi permasalahan,” kata Buya.
MUI sangat menghargai datangnya bantuan dari luar Sumatera Barat. MUI sangat berterima kasih terhadap bantuan tersebut, tetapi jangan sampai merusak Aqidah Umat Islam. MUI juga meminta warga agar waspada dan meminta ormas-ormas Islam bersatu untuk pemulihan trauma mental bagi masyarakat Sumatera Barat.
Dari pantauan HTI press, dari sebanyak 187 organisasi relawan yang terdaftar di Satkorlap rumah gubernur Sumatera Barat, terdapat organisasi keagamaan missionaris antara lain Church World Service, Catholic Relief Services, Ya-PeKA HKBP, dan yang lainnya. Adapun status dan jenis bantuan yang diberikan hanyalah bersifat pendataan, danpenilaian keadaan, bukan merupakan bantuan lansung. Dan aktivitas mereka tidak terpantau setiap saat.( Ardi)