Israel telah mengumumkan rencana untuk menghancurkan 150 rumah di Palestina yang sebagian besar Yerusalem timur Arab Al-Quds dalam sebuah langkah yang akan menggusur lebih dari 1.000 warga Palestina.
Rumah warga Palestina yang terancam dirobohkan berada di lingkungan Beit Haninah, Shu’fat, Ashqariyeh, Nusiebeh Kompleks, Silwan, Thuri, Jabal al-Mukaber, Sur Baher, Bukit Zaitun, al-Zu’ayem, Isawieh dan Ras Khamis.
Jerusalem Center for Social and Economic Rights (JCSER) menyatakan bahwa daftar baru rumah-rumah Palestina yang dijadwalkan untuk pembongkaran tidak termasuk 125 rumah dan apartemen yang mana Israel sebelumnya telah mengeluarkan perintah pembongkaran.
Israel sering memerintahkan ratusan orang Palestina untuk meninggalkan rumah mereka di Yerusalem timur yang diduduki, Israel juga mengklaim bahwa mereka tidak memiliki dokumen resmi untuk tempat tinggal mereka.
Warga, bagaimanapun, berpendapat bahwa para pejabat militer Israel menahan dokumen mereka atau menolak untuk mengeluarkan dokumen untuk rumah mereka.
Status Jerusalem Al-Quds saat ini beredar di antara isu-isu penting dari proses perdamaian Timur Tengah, dengan Palestina kembali menyatakan bahwa negara Palestina harus meliputi kota itu sebagai ibukotanya.
Israel merebut sebagian besar Yerusalem timur Al-Quds dalam Perang tahun 1967 dan kemudian ‘mencaplok’ wilayah secara ilegal yang tidak diakui oleh masyarakat internasional.
Tel Aviv terus mendirikan rumah baru untuk pemukim Yahudi ilegal di wilayah Palestina yang diduduki walaupun terdapat pertentangan global.
Palestina dan banyak negara-negara lain menegaskan bahwa tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah sebelum Israel mundur dari Yerusalem timur Al-Quds, sehingga memungkinkan itu untuk kembali ke Palestina yang ingin membuatnya sebagai ibukota negara Palestina yang merdeka. (mediaumat.com, 14/10/2009)
laknatullah yahudi