HTI Press. Tepat jam sembilan pagi pada hari sabtu, 17 Oktober 2009 perlahan-lahan tapi pasti ruang Aula Depag Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang berkapasitas 100 kursi dipenuhi para peserta Liqo Syawwal yang diselenggarakan DPD II HTI HSS yang mengangkat tema ‘Saatnya Ulama bersatu Tegakkan Syariah & Khilafah”. Acara yang dikemas dalam bentuk Halqah islam dan peradaban edisi ke-2 ini diawali dengan penyampaian testimony oleh Ust. KH. Sayuti, HD (mantan Kepala Depag HSS dan sekarang menjabat Ketua DMI Kab. HSS) dan Ust. H. Abdul Wahab Syahrani, S. Ag.MM (ketua DPD II HTI HSS).
Pada sesi selanjutnya para peserta yang terdiri dari ulama, ustad dari pondok pesantren, guru-guru agama dan masyarakat umum sangat antusias, mengikuti acara dialog yang dipandu oleh host kondang Ust. Abdul Haris, S.Pd menghadirkan 3 pembicara, yaitu 1) KH. Ahmad Bijuri HN (Pimpinan Yayasan Pend Islam Syekh Khalid Pingaran) 2) Ust. Gusti Orrin (mewakili MUI Tabalong) dan 3) Ust. H. Hidayatul Akbar (Humas HTI Kalsel).
Para pembicara sepakat bahwa, perjuangan penegakan khilafah kewajiban seluruh umat islam yang paling agung dimana beban beratnya ada pada pundak para ulama. Dalam pemaparan selanjutnya Ust. Bijuri memberikan ‘merk’ kepada para ulama dengan istilah ‘3 ko’ yakni, ‘ulama belko’, ‘ulama toko’ dan ‘ulama teko’. belko adalah sebutan lampu sepeda ontel jaman dulu ‘sepeda umar bakri’. Dimana lampu ini hanya menerangi bagian yang ada didepannya, ini menggambarkan ulama yang hanya bisa memberikan fatwa atau nasehat padahal dia sendiri tidak mengamalkan. Kemudian ‘ulama toko’ adalah ulama yang layaknya seperti toko, tempat transaksi, tawar menawar harga dan menerima pesanan order alias ulama yang menjual agama demi kepentingan diri dan kelompoknya. Lalu, lanjut beliau yang diperlukan oleh umat sekarang ini adalah ‘ulama teko’ yakni ulama yang ikhlas memberikan apapun yang ada didalam dirinya tanpa ada yang ditutupi termasuk dengan ide syariah dan khilafah yang mulia ini. Disamping itu Ustad. Orrin menambahkan bahwa pentingnya ulama mengedukasi umat tentang ‘prioritas amal’, maksudnya tidak mencukupkan diri hanya memberikan pemahaman syariah yag terkait ibadah rutual yang sifatnya sunah akan tetapi harus memberikan pemahaman lebih kepada syariah secara menyeluruh (kaffah) tanpa pendikotomian termasuk politik islam atau syiyasah islam.
Dengan diskusi yang hangat dan diselingi multimedia yang menggugah sampai ahkir acara peserta terus bertakbir penuh dengan semangat, terbukti mereka minta tambahan waktu untuk berdialog langsung dengan para pembicara, terutama terhadap Humas HT tentang strateginya dalam perjuangan menegakan khilafah. Dengan penuh haru para syabab Hizbut Tahrir akhirnya berharaf semoga liqa ini dapat mengkokohkan gerak dan langkah kami disini untuk menyongsong tegakknya khilafah dan menjadi liqa terakhir sebelum tegakknya Khilafah ini yang tidak akan lama lagi Allahu Akbar. Insya Allah. [Humas DPD II HTI HSS].
Selamat dan sukses untuk DPD II HTI HSS, semoga kegiatan ini menjadi noktah awal perjuangan tegaknya syariah dan khilafah Allahu Akbar
luar biasa semoga sukses terus DPD II HTI HSS dan tetap istiqamah kegiatan dakwahnya di Kandangan dan HSS, sehingga khilafah segera tegak. karena hanya khalifahlah yang mau menerapkan Syari’at Islam