JAKARTA–Pengamat perminyakan Kurtubi menilai langkah pemerintah menjadikan Pertamina sebagai non-listed public company bukan suatu terobosan. Karena lanjut Kurtubi hal tersebut tidak akan meningkatkan aset maupun revenue secara signifikan.
”Saya berada pada posisi netral, tidak mendukung atau pun menolak tapi justru saya khawatir ini arahnya ke depan Pertamina akan dijual,” kata Kurtubi kepada Republika, Senin (19/10). Langkah ini duga Kurtubi bisa jadi merupakan prakondisi untuk menjual Pertamina.
”Tapi mereka tidak mau mengedepankan Pertamina dijual, jadi secara bertahap, kalau tujuannya untuk transparansi Pertamina sebetulnya ada cara lain tidak harus begitu,” kata Kurtubi. Kurtubi menambahkan jika ingin menjadikan Pertamina sebagai perusahaan sekelas Petronas, maka cara yang ditempuh salah satunya adalah dengan mengganti Undang-undang Migas.
”Di mana kuasa pertambangan itu dikembalikan kepada Pertamina sebagaimana halnya Kuasa Pertambangan di Malaysia dikembalikan ke Petronas dan di negara-negara OPEC diberikan ke perusahaan minyak nasional masing-masing,” kata Kurtubi.
Jika hal ini dilakukan kata dia maka dampak luar biasa akan langsung dirasakan Pertamina. ”Pertamina akan akan punya aset dan revenue yang sangat besar sehingga bisa menyamai petronas,” kata dia. (Republika online, 19/10/2009)
duh pak……jual aza sekalian negara ini ma kapitalis….hanya khilafah dan syariah yang akan menyelamatkan indonesia…
Bukankah itu berarti kita bakal membebani generasi negeri ini di masa sekarang dan masa yang akan datang. Apalagi dengan tunduknya pemerintah negeri ini kepada juragan OPEC yang sebenarnya justru memotong kedua tangannya sehingga tidak memiliki kemampuan untuk membela dan melindungi rakyatnya. Tentu dengan globalisasi ekonomi, politik, dan kebudayaan yang dijalankan melalui para mesin otak sekularisme-neoliberalisme dan antek-anteknya, generasi bangsa ini dibikin sedemikian lemahnya sehingga akan senantiasa terlilit utang dan tertindas. Betapa dzhalimnya pemerintahan negeri saat ini jika membiarkan keadaan itu. Dan apa jawaban kita kepada Allah SWT di hari kiamat nanti kalau kita membiarkan kezhaliman itu berjalan tanpa hambatan? ”
Ya, Allah. Aku mohon perlindunganmu dari kebingungan dan kesedihan. ku mohon perlindunganmu dari kelemahan dan kemalasan. Aku mohon perlindunganmu dari kepengecutan dan kebakhilan. Aku mohon perlindunganmu dari lilitan utang dan tindasan orang lain!”.
Semoga kita mau bangkit mewujudkan doa tersebut dalam realitas kehidupan sebagaimana tuntunan dan tuntutan Islam. Allahu muwaffiq ila aqwamit thariiq!