ROMA-Sedikitnya 200 juta anak di bawah usia lima tahun (balita) dunia ini harus hidup dalam kondisi gizi buruk. Data ini dirilis lembaga PBB yang mengurusi anak-anak dan pendidikan, Unicef, menjelang pertemuan yang membahas kelaparan dunia, Senin mendatang.
Hal ini membuat direktor organisasi pangan PBB, FAO, meminta para pemimpin dunia untuk serius memperhatikannya. Anak-anak yang mengalami gizi buruk itu, menurut dia, merupakan bagian dari miliar manusia di dunia yang kini terancam kelaparan. “Kami berharap, kondisi ini menjadikan para pemimpin dunia segera mengambil langkah nyata,” ujar Direktur Jenderal FAO, Jacques Diouf, seperti dikutip AP.
Sepertiga dari jumlah anak yang mengalami gizi buruk itu, menurut dia, berakhir dengan kematian. Berdasar penghitungan Diouf, saat ini setiap enam detik terdapat satu balita di dunia yang meninggal karena gizi buruk dan kelaparan.
Sebanyak 90 persen balita yang mengalami gizi buruk itu, sekarang berada di Afrika dan Asia. Wilayah Asia yang menghadapi problem tersebut secara serius meliputi negara-negara Asia selatan seperti Nepal, India, Pakistan, Bangladesh, juga Afghanistan. Di wilayah itu terdapat sedikitnya 83 juta balita gizi buruk.
“Kalau tidak diatasi sekarang, problem ini akan membawa konsekuensi yang sangat mahal di masa mendatang,” ujar Direktur Eksekutif Unicef, Ann M Veneman. Pihaknya pun menyeru semua pihak terkait untuk menggiatkan kampanye pemberian vitamin dan air susu ibu (ASI) agar kasus gizi buruk bisa ditekan. (Republika online, 12/11/2009)