TEHERAN–Anggota parlemen Iran, Ali Larijani kecewa, menanggapi langkah AS memperbarui sanksi terhadap negaranya dan tindakan menyita gedung pencakar langit di New York yang berhubungan dengan Iran. “Barack Obama tidak lebih baik dari George W. Bush,” kata Larijaini, Ahad (15/11).
Sikap Larijani dipicu pernyataan Obama dalam kunjungannya di beberapa negara Asia. Ia mengatakan, waktu untuk diplomasi seputar penyelesaian program nuklir Iran makin menipis. Teheran bersikukuh pada pendapatnya bahwa program tersebut untuk tujuan perdamaian, sementara Barat menduga ada tujuan militer yang terselubung.
Sejak menjabat Januari lalu, Obama melunakkan upaya diplomatis untuk mendekati Iran, namun AS tetap kencang menentang program nuklir itu. “Setelah setahun memberikan pidato dan slogan yang tidak berdasar, sangat disayangkan ternyata tindakan dan sikap Presiden AS yang ini tak lebih baik dari pendahulunya,” ucapnya seperti dilansir IRNA, kantor berita setempat.
Jaksa AS mengeluarkan tuntutan perdata untuk mengambil kepemilikan Yayasan Alavi dan Assa Corporation dari sebuah gedung 36 lantai yang berlokasi di 650 Fifth Avenue, Manhattan. Para jaksa beralasan, kedua lembaga tersebut memasok dana ke Bank Melli, lembaga keuangan milik Pemerintah Iran. Departemen Keuangan AS menyatakan bank tersebut berperan dalam pembuatan senjata dan melarang penduduk AS menjadi nasabahnya.
Sebelumnya, Obama memperbaharui beberapa sanksi keuangan AS terhadap Iran. Obama memberitahu Kongres AS dirinya telah memperpanjang sepaket penilaian AS atas Iran untuk setahun mendatang. “Hubungan AS dan Iran belum kembali normal,” katanya.
Sanksi yang diperbaharui Obama mencakup pembekuan sejumlah aset milik warga Iran. Sanksi tersebut merupakan perpanjangan kebijakan Pemerintah AS pada November 1979, berkaitan dengan krisis yang terjadi di Iran. Sanksi tersebut bisa diperpanjang tiap tahunnya oleh presiden yang berkuasa.
Larijani mengatakan, perpanjangan peraturan dan sanksi terhadap Iran untuk setahun mendatang serta pembekuan aset juga rekening Yayasan Alavi di AS menunjukkan dalamnya perubahan yang terjadi di sana. Ia juga mengatakan, upaya AS yang menyengketakan hasil pemilu Iran Juni lalu sebagai ‘aksi kekanakan’. “Perubahan yang diklaim Obama tak lebih dari sinyal palsu,” tukasnya. (Republika online, 16/11/2009)