Laporan media hari Senin (23/11) membongkar rencana Israel untuk memisahkan orang-orang Arab Mauritania antara cokelat dan putih. Laporan tersebut juga berisi informasi-informasi penting mengenai bukti usaha-usaha yang dijalankan Mossad untuk memecah kesatuan internal di Mauritania dalam beberapa tahun terakhir.
Surat kabar Mauritania “Al-Bidayah” yang menyiapkan laporan tersebut mengutip dari sumber keamanan yang mengatakan bahwa Mossad telah mempercayakan sebuah misi kepada orang-orangnya yang ada di ibukota Perancis, Paris untuk membentuk “milisi” bersenjata di Mauritania, melatihnya dan memperlengkapinya dengan senjata agar para milisi ini dapat mulai “bekerja sebagai aktor” di tahap selanjutnya.
Sumber tersebut menambahkan bahwa Mossad telah memulai misi memecah-belah negara ini selama periode transisi pertama di era Kolonel Ely Ould Mohamed Vall, yaitu setelah jelas dan tegas betapa seriusnya penolakan oleh rakyat Mauritania untuk berhubungan dengan Israel.
Perlu dicatat bahwa hubungan antara Israel dan Mauritania mulai terjadi ketegangan yang terus meningkat setelah junta militer yang berkuasa memutuskan untuk menutup kedutaan besar Israel di Nouakchott, mengusir para diplomat Israel, dan membekukan hubungan dengan Tel Aviv, setelah perang brutal yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza awal tahun ini. (mediaumat.com)